Hasil Observasi Perilaku Tidak Aman pada Informan VII

46

g. Hasil Observasi Perilaku Tidak Aman pada Informan VII

Pada informan VII berdasarkan hasil observasi, tidak melakukan perilaku tidak aman ke-1, yaitu pekerjaan tanpa wewenang. Alasannya karena sudah bekerja sesuai dengan keahlian atau tugas pokok masing-masing, dimana tugas informan VII ini sebagai penganyam. Dari hasil observasi diketahui juga bahwa informan VII melakukan perilaku tidak aman ke- 2, 3, 4, 5 dan 6. Melakukan perilaku tidak aman ke-2 yaitu gagal dalam memberi peringatan, karena fokus pada pekerjaan masing- masing, sehingga tidak memperhatikan yang lainnya. Melakukan perilaku tidak aman ke-3, yaitu gagal dalam mengamankan, dengan alasan tidak ada pengumuman yang mudah dibaca yang ditempelkan pada mesinperalatansekitar tempat kerja. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-4, yaitu bekerja dengan kecepatan berbahaya sebab pekerja menggunakan staples dengan sangat cepat dan tampak kurang hati-hati. Melakukan perilaku tidak aman ke-5 yaitu membuat alat pengaman tidak berfungsi, sebab menurut pekerja menggunakan alat pengaman justru akan memperlambat pekerjaannya. Melakukan perilaku tidak aman ke-6 yaitu menghilangkan alat pengaman. Pekerja mengakui bahwa pernah diberikan alat pengaman berupa sarung tangan dan masker, tetapi pekerja malah menghilangkannya. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-7, yaitu menggunakan peralatan yang cukup baik. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-8 yaitu menggunakan peralatan yang tidak sesuai, dengan alasan peralatan yang digunakan tidak terlalu banyak jenisnya, akan tetapi cukup untuk setiap jenis pekerjaan. Melakukan Universitas Sumatera Utara 47 perilaku tidak aman ke-9, yaitu tidak menggunakan APD dengan benar, misalnya hanya menggunakan selotip pada jari-jari untuk menghindari agar tidak terluka. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-10 yaitu pengisian yang tidak sesuai. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-11, yaitu penempatan yang tidak tepat. Pekerja menaruh peralatan di tempatnya dan serpihan dibuang tidak di sembarang tempat. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-12, yaitu cara mengangkat yang salah. Pekerja mengakui hanya mengangkat kursi kecil yang telah selesai dikerjakan. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-13, yaitu posisi atau sikap tubuh yang salah. Pekerja menggunakan alat kerja yang sesuai dengan postur tubuhnya. Tidak pernah melakukan perilaku tidak aman ke-14, yaitu memperbaiki peralatan yang sedang beroperasi. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-15, yaitu berkelakar atau bersenda gurau saat bekerja. Pekerja fokus melakukan pekerjaannya hanya sekedar senyum ketika teman mengajak berseda gurau. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-16, yaitu bekerja di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan. Dari hasil observasi ditemukan bahwa secara keseluruhan informan VII diketahui melakukan 6 perilaku tidak aman dari total 16 perilaku tidak aman yang diobservasi. Universitas Sumatera Utara 48

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Melakukan Pekerjaan Tanpa Wewenang

Pada perilaku tidak aman ke-1, yaitu pekerjaan tanpa wewenang tidak ada dilakukan sama sekali oleh seluruh pekerja dengan alasan sudah bekerja sesuai dengan keahlian atau tugas pokok masing-masing, sehingga tidak mungkin melakukan pekerjaan diluar kemampuan pekerja.

5.2. Gagal dalam Memberi Peringatan

Pada perilaku tidak aman ke-2 yaitu gagal dalam memberi peringatan, dilakukan oleh semua pekerja. Alasannya karena fokus pada pekerjaan masing- masing atau pribadi, sehingga tidak memperhatikan yang lainnya. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Nitisemo 1984 yang penelitiannya dikutip oleh Sudrajat 2008 yang mengungkapkan bahwa peringatan dapat berupa himbauan atau pun teguran yang berguna untuk mengingatkan pekerja agar pekerja tidak melakukan tindakan yang berbahaya atau pekerja tidak akan mengulangi kesalahannya dalam bekerja. Peringatan adalah suatu bentuk tindakan tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja guna menunjang kedisiplinan pekerja.

5.3. Gagal dalam Mengamankan

Pada perilaku tidak aman ke-3, yaitu gagal dalam mengamankan dilakukan oleh semua pekerja. Alasannya karena tidak ada pengumuman yang mudah dibaca yang ditempelkan pada mesinperalatansekitar tempat kerja. Alasan responden tidak sesuai dengan teori Suhulman 2008 yang mengatakan bahwa gagal dalam mengamankan adalah kegagalan memberikan alat pengaman atau tanda yang 48 Universitas Sumatera Utara