48
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Melakukan Pekerjaan Tanpa Wewenang
Pada perilaku tidak aman ke-1, yaitu pekerjaan tanpa wewenang tidak ada dilakukan sama sekali oleh seluruh pekerja dengan alasan sudah bekerja sesuai
dengan keahlian atau tugas pokok masing-masing, sehingga tidak mungkin melakukan pekerjaan diluar kemampuan pekerja.
5.2. Gagal dalam Memberi Peringatan
Pada perilaku tidak aman ke-2 yaitu gagal dalam memberi peringatan, dilakukan oleh semua pekerja. Alasannya karena fokus pada pekerjaan masing-
masing atau pribadi, sehingga tidak memperhatikan yang lainnya. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Nitisemo 1984 yang penelitiannya dikutip oleh Sudrajat
2008 yang mengungkapkan bahwa peringatan dapat berupa himbauan atau pun teguran yang berguna untuk mengingatkan pekerja agar pekerja tidak melakukan
tindakan yang berbahaya atau pekerja tidak akan mengulangi kesalahannya dalam bekerja. Peringatan adalah suatu bentuk tindakan tegas terhadap pelanggaran
yang dilakukan oleh pekerja guna menunjang kedisiplinan pekerja.
5.3. Gagal dalam Mengamankan
Pada perilaku tidak aman ke-3, yaitu gagal dalam mengamankan dilakukan oleh semua pekerja. Alasannya karena tidak ada pengumuman yang mudah dibaca
yang ditempelkan pada mesinperalatansekitar tempat kerja. Alasan responden tidak sesuai dengan teori Suhulman 2008 yang mengatakan bahwa gagal dalam
mengamankan adalah kegagalan memberikan alat pengaman atau tanda yang
48
Universitas Sumatera Utara
49
bersifat pengumuman yang mudah dibaca dengan ditempelkan pada mesinperalatan serta melakukan perawatan secara teratur pada mesinperalatan.
Setiap petugas yang mengetahui setiap terjadinya kerusakan mesin saat operasi harus segera mematikan tenaga penggerak. Mesin tersebut harus diberi alat
pengaman atau tanda yang bersifat pengumuman yang mudah dibaca dengan ditempelkan pada mesin tersebut dan melarang penggunaannya sampai perbaikan
yang diperlukan telah dilakukan dan mesin tersebut dalam keadaan baik.
5.4. Bekerja dengan Kecepatan Berbahaya