commit to user
4 Rendering Tahap ini merupakan proses pengkalkulasian akhir dari keseluruhan tahapan
dalam pembuatan gambar dan animasi 3 dimensi. Semua data yang sudah dimasukkan dalam proses pemodelan, animasi , texturing, dan pencahayaan
akan diterjemahkan dalam sebuah bentuk keluaran output. Menurut Ephi Lintau di http:juvanister.blogspot.com201010perbedaan-
grafis-2d-dan-3d.html, mnyebutkan bahwa, “Proses pembuatan grafik komputer 3D dapat dibagi ke dalam tiga fase, yaitu 3D modelling yang mendeskripsikan
bentuk dari sebuah objek, layout dan animation yang mendeskripsikan gerakan dan tata letak sebuah objek, dan 3D rendering yang memproduksi image dari
objek tersebut”. Dari pendapat Ranang AS,dkk dan Ephi Lintau di atas, maka dapat
disimpulkan proses pembuatan animasi 3 dimensi meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1 Modelling, yaitu pembuatan model yang mendeskripsikan bentuk dari suatu objek.
2 Animating penganimasian, yaitu suatu proses mendeskripsikan gerak atau letak objek.
3 Texturing pembuatan tekstur, proses ini menentukan karakteristik sebuah materi objek dari segi tekstur permukaannya.
4 Rendering, yaitu proses menggabungkan image dari objek tersebut”.
B. Penelitian Yang Relevan
Teguh Ernawan 2009. Dalam penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran IPA Melalui Metode Demontrasi Menggunakan Media Animasi dan 2 Dimensi
Ditinjau Dari Kemampuan Tingkat Berfikir dan Gaya Belajar Siswa Kelas VIII Semester 2 SMPN I Ngraho Kabupaten Bojonegoro Tahun Ajaran 20082009”.
Penelitian Teguh Ernawan ini dilakukan dengan cara memberikan pembelajaran dengan media animasi untuk kelompok eksperimen I dan
commit to user
pembelajaran dengan menggunakan media 2 dimensi untuk kelompok eksperimen 2, metode yang digunakan adalah demonstrasi. Tujuan dari pelitian ini ada 7 salah
satunya adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran media dan 2 dimensi terhadap prestasi belajar IPA.
Setelah dilakukan proses pembelajaran, diukur dengan tes. Hasil analisis penelitian ini adalah ada pengaruh pembelajaran IPA dengan media animasi dan
media 2 dimensi terhadap prestasi belajar siswa, P= 0,0001 lebih kecil daripada
α
=0,05 pembelajaran dengan media animasi menghasilkan prestasi lebih baik dibanding media 2 dimensi. Kesimpulan dari hasil analisis pembelajaran IPA
dengan media animasi dan media 2 dimensi terdapat pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Media animasi memberikan prestasi hasil belajar lebih baik daripada
media 2 dimensi. Selain itu, penelitian Basten Yuni Artika 2010 yang berjudul “ Penggunaan
Media Animasi Berbasis Pendekatan Komunikasi Total untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Anak Tuna Rungu Kelas Dasar V di SLB-
B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 20092010” juga memberikan relevansi pada penelitian ini. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan dari penggunaan media animasi berbasis komunikasi total terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak tunarungu di kelas dasar 2 di SLB-B
YRTRW Surakarta. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terjadi selama 3 siklus
dengan tidak melakukan pretest tes sebelum tindakan. Karena nilai yang dipakai adalah nilai yang diperoleh peneliti dari guru kelas pada saat mengadakan observasi
awal. Tes yang melibatkan responden sejumlah 7 siswa kelas V SD. Dari hasil nilai observasi awal terlihat ada 3 siswa dari 7 siswa secara keseluruhan yang mendapat
nilai 40 atau sebeesar 42,85 dan 4 siswa mendapat nilai 50 atau sebesar 57,14 . Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang telah ditetapkan yaitu ≥ 60,
belum ada dari 7 siswa yang mencapai ketuntasan. Kemampuan awal siswa adalah
commit to user
0. Pada hasil di siklus I terjadi peningkatan sebesar 28,57. Di siklus II juga terjadi penigkatan sebesar 28,57. Dan di siklus III meningkat lagi sebesar 42,86.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai tes membaca pemahaman dari kondisi awal dalam pelaksanaan tiap siklus terjadi peningkatan. Begitu pula dengan
keaktifan siswa, terlihat pula adanya peningkatan keaktifan. Kesimpulan dari laporan penelitian oleh Basten Yuni Artika adalah penggunaan media animasi
berbasis komunikasi total dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas dasar V di SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 20092010.
Berdasarkan dari dua penelitian diatas, terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian yang akan penulis laksanakan, yaitu:
1. Persamaan a Penulis menggunakan media animasi dalam pembelajaran IPA seperti dalam
penelitian Teguh Ernawan dan Basten Yuni Artika. b Penulis mengambil mata pelajaran yang sama dengan mata pelajaran pada
penelitian Teguh Ernawan, yaitu mata pelajaran IPA. c Subjek penelitian yang akan penulis lakukan adalah subjek yang sama dengan
subjek penelitian dari Basten Yuni Artika, yaitu siswa SLB-B YRTRW Surakarta kelas D5 untuk tahun ajaran 20092010. Sehingga pada tahun
ajaran 20102011, siswa-siswa tersebut berada di kelas D6.
2. Perbedaan Dalam penelitian ini penulis menemukan perbedaan jenis media dalam
melaksanakan penelitian, penulis akan menggunakan media interaktif animasi 3 dimensi agar mendapat kesan objek yang lebih nyata untuk materi tata surya.
Sehingga penyerapan konsep IPA akan lebih mudah pada anak tunarungu. Alasan penulis mengambil media interaktif animasi 3 dimensi dalah berdasarkan
hasil dari kedua penelitian dia tas yang memberikan hasil bahwa media animasi mempengaruhi prestasi belajar siswa. Animasi 3 dimensi di pilih sebagai
commit to user
perbaikan dari penelitian Teguh Ernawan karena menurut penelitian itu, media 2 dimensi kurang memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa,
C. Kerangka Berfikir