Tes a. Pengertian Teknik Tes

commit to user kelas D6 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010 2011 yang hanya terdiri dari satu kelas dengan jumlah 7 siswa.

2. Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 131 “ sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Sedangkan menurut Iqbal Hasan 2002: 84 “sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi”. Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian kecil individu yang mewakili dari jumlah populasi yang akan diteliti. Didalam penelitian ini tidak menggunakan sampel penelitian karena jumlah populasi yang kecil sehingga penelitian dilakukan dengan jumlah individu dalam populasi tersebut yang berjumlah 7 untuk dijadikan subyek penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang dipakai oleh peneliti untuk mendapatkan data yang sama dan dapat dipertangggungjawabkan . Alat ukur dari pengumpulan data sangat berpengaruh terhadap kualitas data yang kita butuhkan, sehingga data yang diperlukan benar-benar tepat dan valid. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes. Tes berguna untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar IPA setelah menggunakan media interaktif animasi 3 dimensi.

1. Tes a. Pengertian Teknik Tes

Menurut Anne Anastasi dalam Anas Sudijono 2005: 66 “tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar objektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto 2006 : 150 Tes adalah serentetan beberapa pertanyaan atau commit to user latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dari pengertian beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat ukur berupa pertanyaan yang diharuskan obyektif untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok setelah kegiatan pemberian tindakan.

b. Jenis Tes

Sebagai instrument yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, tes dapat dibedakan menjadi dua menurut Suharsimi Arikunto 2006:224, yaitu: 1 Tes buatan, merupakan tes yang dibuat dengan prosedur tertentu, tetapi belum mengalami uji coba berkali-kali. 2 Tes terstandar,adalah tes yang sudah mengalami uji coba berkali-kali, direvisi berkail-kali, dan sudah tersedia di lembaga testing. Menurut Anas Sudijono 2005: 75, penggolongan tes berdasarkan cara mengajukan dan cara memberikan jawaban adalah sebagai berikut: 1 Tes tertulis yaitu tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soal dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawaban secara tertulis. 2 Tes lisan yaitu dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan atau soal dilakukan secara lisan dan testee memberikan jawaban secara lisan pula. 3 Tes perbuatan yaitu tes yang digunakan untuk mengukur taraf kompetensi yang bersifat ketrampilan psikomotor, dimana penilaiannya dilakukan terhadap proses penyelesaian tugas dan hasil akhir dicapai oleh testee setelah melaksanakan tugas tersebut. commit to user Mengenai bentuk-bentuk tes, Anas Sudijono 2005: 99-151 mengemukakan bahwa bentuk tes ada 2 macam, yaitu: 1 Tes uraian adalah hasil tes yang berbentuk pertanyaan atau perintah yang menuntut testee untuk memberikan penjelasan, komentar yang umumnya berupa kalimat cukup panjang. 2 Tes objektif adalah tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal item yang dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu lebih diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing item. Sebagai salah satu jenis tes hasil belajar, tes obyektif dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu : a Tes obyektif bentuk benar-salah true – false test b Tes obyektif bentuk menjodohkan matching test c Tes obyektif bentuk melengkapi completion test d Tes obyektif bentuk bentuk isian fill in test e Tes obyektif bentuk pilihan ganda multiple choice item test Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan penggolongan jenis tes dapat ditinjau dari berbagai segi. Yaitu dari prosedur pembuatannya, berdasarkan cara mengajukan dan cara memberikan jawaban, serta dilihat dari bentuk-bentuk tes.

c. Kelebihan dan Kelemahan Tes Obyektif

Sepertinya halnya dengan tes-tes yang lain, tes obyektif yang digunakan sebagai alat pengukur keberhasilan belajar peserta didik, disamping memiliki kelebihan-kelebihan tertentu, juga tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan. Adapun kelebihan dan kelemahan tes bentuk obyektif ini menurut Anas Sudijono 2005: 133-135, adalah sebagai berikut: 1 Kelebihan tes obyektif a Tes obyektif bersifat representatif b Memungkinkan testee untuk bersikap lebih obyektif c Untuk mengoreksi tes obyektif jauh lebih mudah dari pada tes uraian commit to user d Memungkinkan orang lain untuk dapat membantu mengoreksi hasil tes tersebut. e Butir-butir soalnya jauh lebih mudah untuk dianalisis 2 Kelemahan tes obyektif a Penyusunan butir soal jauh lebih sukar b Kurang dapat mengukur mengungkap proses berpikir yang tinggi mendalam c Ada kemungkinan testee berspekulasi d Memberi peluang testee untuk melakukan kerja sama. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto 2006:39 kelebihan dan kekurangan tes obyektif adalah sebagai berikut : 1 Kelebihan : a Dapat digunakan untuk menilai bahan pelajaran yang banyak atau scope yang luas. b Bagi yang dites menjawabnya dapat bebas dan terpimpin. c Dapat dinilai secara obyektif. d Memaksa siswa untuk belajar baik-baik karena sukar untuk berbuat spekulasi terhadap bagian mana dari seluruh pelajaran yang harus dipelajari. 2 Kelemahan : a Kurang memberikan kesempatan untuk menyatakan isi hati atau kecakapan. b Memungkinkan anak berbuat coba-coba dalam menjawabnya. c Menyusun tes ini tidak mudah, memerlukan ketelitian dan waktu yang lama. d Kurang ekonomis, karena memakan biaya yang banyak. Berdasarkan pendapat di atas, dapat penulis simpulkan kelebihan dan kekurangan tes obyektif adalah sebagai berikut : 1 Kelebihan : commit to user a Memungkinkan testee untuk bersikap lebih obyektif b Dapat digunakan untuk menilai bahan pelajaran yang banyak atau scope yang luas bersifat representatif c Untuk mengoreksi tes obyektif jauh lebih mudah dari pada tes uraian 2 Kelemahan : a Penyusunan butir soal jauh lebih sukar dan memakan biaya yang banyak. b Ada kemungkinan testee berspekulasi mencoba-coba dan melakukan kerja sama. c Kurang dapat mengukur mengungkap proses berpikir yang tinggi mendalam tidak karena memberikan kesempatan untuk menyatakan kecakapan siswa. Dari uraian penjelasan di atas, maka bentuk tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan bentuk tes obyektif pilihan ganda. Teknik tes ini dilakukan untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan menggunakan media interaktif animasi 3 dimensi. Langkah- langkah yang ditempuh peneliti dalam pengambilan data menggunakan tes adalah dengan menyiapkan instrument tes, menilai hasil pekerjaan siswa dan mengolah data yang telah diperoleh. Tes dilakukan 2 kali yaitu, pre-test yang dilakukan sebelum pemberian tindakan dan post-test yang dilaksanakan setelah pemberian tindakan. Dalam pemberian tes, berpedoman pada instrumen yang dibuat berdasarkan silabus yang mengacu pada buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas 6 oleh Much. Azam 2009:137-146. Dalam penyusunannya, mengacu pada Standar Isi SI, Standar Kompetensi Lulusan SKL sebagaimana tertuang dalam Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006. Selain itu,silabus ini berpedoman pada penyusunan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP Berikut ini disajikan tabel kisi – kisi penyusunan instrument yang digunakan dalam penelitian : commit to user Tabel 2. Kisi – Kisi Instrument Penelitian Prestasi Belajar IPA NO Kompetensi Dasar Bahan KlsSMT Kemampuan yang diuji Indikator Jmlh No Soal soal 1 9.1 Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya VIII Sistem Tata Surya 9.1.1. Menjelaskan sistem peredaran tata surya. 9.1.2. Menyebutkan anggota penyusun tata surya Planet, Satelit, Asteroid, Komet, Meteor 9.1.3. Menyebutkan nama planet berdasarkan jarak dengan pusat tata surya , ukuran massa, ciri-ciri serta berdasar garis edar planet. 10 12 18 1,2,5,6,13,26 ,28,30, 38,40 3, 4, 8, 12,16,18,19,27, 29,31,35,39, 7,9,10,11,14,15, 17,20,21,22,23 24,25,32,33,34, 36,37.

d. Standar Penilaian

Menurut Saifuddin Azwar 2004:113 mengemukakan bahwa Pada tes prestasi bertipe objektif, yang biasanya selalu berisi item dalam jumlah yang banyak, skor bagi jawaban yang benar adalah satu angka. Dengan demikian, standar penilaian pada tes pemahaman sistem tata surya pelajaran IPA yaitu: 1 Jika siswa menjawab benar, untuk tiap nomor: nilainya 1 2 Jika siswa menjawab salah, untuk tiap nomor: nilainya 0 3 Skor total jika benar semua = 40 4 Nilai Akhir = X 100

e. Uji Coba Instrumen Try Out

commit to user Sebelum soal-soal digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu diuji cobakan pada sejumlah kelompok diluar sampel penelitian. Tujuan dari uji coba atau try out ini untuk menguji bobot kejituan atau validitas dan reliabilitas soal yang akan digunakan sebagai pengukur dalam penelitian. Try out diujikan kepada siswa tunarungu kelas D6 di SLBB YAAT Surakarta tahun ajaran 20102011. Karena siswa kelas D6 yang mengalami ketunarunguan mempunyai karakteristik yang sama seperti subjek yang akan diteliti.

2. Penentuan Validitas dan Reliabilitas

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MEDIA ALAM SEKITAR DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS II SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 3 141

PENGARUH MEDIA ‘MAHIR MATH SD 05’ TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D5 SLB­B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009

0 4 62

PENGGUNAAN DVD DUNIA HEWAN DALAM PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA ANAK TUNARUNGU WICARA KELAS DII B SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 92

PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

1 3 74

Efektifitas Model Pembelajaran Concept Sentence dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Tunarungu Kelas VIIB di SLB B YRTRW Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017.

0 1 18

pengaruh model pembelajaran word square terhadap prestasi belajar IPA siswa tunarungu kelas IX di SLB B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2016/2017.

0 0 17

PENGARUH PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA TUNARUNGU KELAS V SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 18

EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA TUNARUNGU KELAS V-B SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA ANAK TUNA RUNGU KELAS V DI SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 19

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS I SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 18