Kerangka Teori Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

lingkungan ambient lainnya. Menurut Sintorini 2007 yang mengutip dari WHO 2002, penyakit yang ditularkan melalui nyamuk seperti Demam Berdarah Dengue DBD, malaria dan demam kuning berhubungan dengan kondisi cuaca yang hangat. Sebaliknya influenza berhubungan dengan kondisi cuaca yang dingin dan meningitis berhubungan dengan kondisi lingkungan yang kering. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap stadium vektor DBD dari mulai telur, larva dan pupa serta bentuk dewasanya sangat bergantung keadaan lingkungan seperti suhu Dini dkk, 2010.

2.8 Kerangka Teori

Penyakit Demam Berdarah Dengue terjadi karena adanya faktor pendukung seperti limgkungan fisik antara lain suhu udara, curah hujan, kelembaban udara, dan kecepatan angin. Lingkungan bilogi juga mendukung terhadap kejadian demam berdarah dengue seperti keberadaan tanaman dihalaman rumah bisa menjadi tempat vektor beristirahat dan berkembangbiak. Lingkungan sosial sosial seperti perilaku menggantung pakaian didalam kamar, tidak menguras bak mandi, membiarkan barang-barang bekas terbuka dan menampung air hujan sehingga nyamuk Aedes aegypti dapat bertelur dan berkembangbiak. Demam Berdarah Dengue semakin menyebar seiring dengan perubahan iklim seperti tingginya curah hujan di bulan-bulan tertentu sepanjang tahun, suhu udara optimum, kelembaban optimum dan arah angin yang menyebabkan vektor berpindah tempat dengan cepat memicu terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue. Suhu dan kelembaban berpengaruh terhadap umur nyamuk. Kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kerangka teori diatas, banyak faktor yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue DBD. Salah satunya perilaku masyarakat seperti menggantungkan pakaian, tidak menguras bak mandi, kebiasaan tidak menutup TPA, membiarkan barang bekas menjadi tempat vektor berkembangbiak. Berdasarkan hasil penelitian Rotua, 2009 yang melakukan penelitian di Kota Medan pada Tahun 2009, menyatakan bahwa warga kota Medan sudah memiliki pengetahuan yang cukup baik dalam Demam Berdarah Dengue DBD tetapi dalam hal sikap dan tindakan tidak sesuai dengan pengetahuannya. Berdasarkan Lingkungan Fisik: 1. Curah Hujan 2. Kecepatan Angin 3. Kelembaban Udara 4. Temperatur udara Lingkungan Biologi keberadaan tanaman disekitar rumah Perilaku: 1. Kebiasaan menguras TPA 2. Kebiasaan menutup TPA 3. Kebiasaan mengubur barang bekas 4. Kebiasaan menggantung pakaian Bionomik Nyamuk: 1. Tempat berkembang biak 2. Perilaku Nyamuk menggigit dan istirahat 3. Penyebaran Kepadatan nyamuk Ae. Aegypti dan Ae. albopictus Vektor mengandung virus dengue Penderita yang mengandung virus Dengue Kejadian Demam Berdarah Dengue DBD Gambar 2.2 Kerangka Teori Modifikasi Depkes 2007 dan Widoyono 2008 Universitas Sumatera Utara hasil penelitian ini berasal dari informan yaitu Bu Diana salah satu warga Kecamatan Johor Kota Medan yang mengatakan bahwa dari pengetahuan beliau sudah mengetahui tentang Demam Berdarah Dengue DBD, tetapi dalam hal sikap dan tindakan perilaku beliau tidak sesuai dengan pengetahuan beliau. Bu Diana masih sering menggantungkan pakaian yang sudah dipakai seharian, menggantung handuk lembab di kamar, jarang menguras bak mandi kamar mandi, dan rumah beliau juga lembab. Untuk kebersihan lingkungan sekitar, Bu Diana beranggapan bahwa untuk pencegahan Demam Berdarah Dengue DBD hanya dengan menjaga kebersihan rumah, tidak adanya sampah yang berserakan disekitar rumah. Tetapi Bu Diana kurang mengetahui bahwa botol gelas plastik yang tidak dipakai dapat menjadi tempat peristirahatan vektor Demam Berdarah Dengue DBD. Selain itu keluarga Bu Diana juga dalam hal mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan lotion anti nyamuk, anti nyamuk listrik, dan bakar. Perilaku beliau salah satu mencegah terjadinya Demam Berdarah Dengue DBD, tetapi bisa berdampak pada kesehatan keluarga Bu Diana.

2.9 Kerangka Konsep