Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik

48 mengenai data penelitian. Data laporan keuangan tahunan sampel penelitian, data harga saham serta informasi jumlah saham yang beredar.

3.10 Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif yang diolah dengan menggunakan SPSS 17.0. Setelah semua data yang didokumentasikan terkumpul, maka selanjutnya peneliti melakukan metode analisis data. Metode analisis data yang dilakukan peneliti menggunakan SPSS 17.0 . yaitu :

3.10.1 Statistik Deskriptif

Statistik ini digunakan untuk menganalisa data dengan cara menggambarkan data yang sudah terkumpul namun membuat kesimpulan yang bersifat generasi.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian regresi linear berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari uji asumsi klasik. Syarat- syarat tersebut adalah data tersebut harus berdistribusi secara normal, tidak mengandung multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian regresi berganda perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri atas uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolineritas dan uji autokorelasi.

3.10.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu oleh peneliti sebelum peneliti mengolah data. Uji normalitas bertujuan Universitas Sumatera Utara 49 untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian adalah data yang terdistribusi normal Lubis dkk, 2007 : 26. Menurut Lubis dkk 2007 : 26 ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat normalitas suatu data yaitu : 1. Nilai Skewness Nilai skewness digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi normal data dalam variabel dengan menilai kemiringan kurva. Nilai skewness yang baik adalah mendekati angka 0. Data yang terdistribusi normal akan memiliki nilai skewness yang mendekati angka 0 sehingga memiliki kemiringan yang cenderung seimbang. 2. Histogram Normalitas data bila dilihat dengan histogram dapat ditentukan berdasarkan bentuk gambar kurva. Data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang. 3. Kurva Normal P-Plot Normalitas data dapat dilihat dengan menggunakan Normal P-Plot. Data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal.

3.10.1.2 Uji multikolinearitas

Tujuan uji multikolinearitas menurut Ghozali 2005 adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF antar Universitas Sumatera Utara 50 variabel independen. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinieritas, yaitu: 1. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi. 2. Menggunakan metode lanjut seperti regresi bayesian atau regresi ridge. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai VIF Variance Inflatiton Factor dari model penelitian, jika nilai VIF diatas 10 Ghozali, 2003:99, maka dapat dikatakan bahwa terjadi gejala multikolinieritas dalam model penelitian.

3.10.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Ghozali 2005:11 menjelaskan uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedasitas. Deteksi ada tidaknya gejala heterokedasitas adalah dengan melihat pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika : 1. Titik-titik data yang menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola gelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali 4. Penyebaran titik-titik data sebaliknya tidak berpola. Universitas Sumatera Utara 51

3.10.1.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokerasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin- Watson dengan kriteria menurut Sunyoto 2009:91. Suatu penelitian terbebas dari autokorelasi jika nilai du d 4-du.

3.11 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 44 89

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 15

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 96

ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL AKUNTANSI TERHADAP BETA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 1 115

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 26

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17