7
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Disiplin 2.1.1 Pengertian Disiplin
Menurut Nitisemito 1996:263 disiplin adalah sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun
tidak tertulis. Sementara menurut Siswanto 2002:291 disiplin adalah suatu sikap
menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan – peraturan yang
berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi
– sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.
Menurut Abdurrahmat dalam buku Siswanto 2002:291 disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang dalam menaati semua peraturan perusahaan
dan norma – norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif
manajemen Sumber Daya Manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dicapainya. Oleh karena itu,
kedisiplinan itu harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan karena tanpa dukungan disisplin karyawan yang baik, maka sulit perusahaan untuk
mewujudkannya. Menurut Siagian 2008:305 disiplin merupakan tindakan manajemen
untuk mendorong para anggota organisasi agar memenuhi tuntutan berbagai ketentuan didalam manajemen. Pendisiplinan pegawai pada dsiplin kerja
Universitas Sumatera Utara
8 merupakan bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk
pengetahuan, sikap dan prilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta
meningkatkan prestasi kerjanya. Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan tindakan manajemen untuk menjalankan
standar – standar organisasi dan kesediaan seseorang untuk mematuhi peraturan
yang berlaku dalam perusahaan.
2.1.2 Jenis – Jenis Disiplin
Dalam setiap organisasi atau instansi yang diinginkan adalah jenis disiplin yang timbul dari diri sendiri dan atas dasar kerelaan dan kesadaran. Namun
kenyataan selalu menunjukkan bahwa disiplin itu lebih banyak disebabkan adanya paksaan dari luar. Untuk tetap menjaga agar disiplin terpelihara maka perlu
melaksanakan kegiatan pendisiplinan. Adapun jenis kegiatan pendisiplinan kerja menurut Hani Handoko 2001:208 adalah :
1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standard dan aturan , sehingga
penyelewengan – penyelewengan dapat dicegah. Tujuannya adalah untuk
mendorong disiplin diri diantara para karyawan, dengan cara ini para karyawan menjaga disiplin diri mereka bukan semata
– mata dipaksa manajemen. Manajemen harus bertanggung jawab dan mampu menciptakan
kondisi disiplin preventif dengan berbagai standar dari perusahaan yang ingin dicapai, dan karyawan harus mampu memahami dan mengetahui
Universitas Sumatera Utara
9 alasan penerapan disiplin tersebut, dengan demikian para karyawan akan
mengetahui segala peraturan dalam perusahaan yang bersangkutan. 2.
Disiplin Korektif Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani
pelanggaran terhadap aturan – aturan dan mencoba untuk menghindari
pelanggaran – pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa
bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. Sebagai contoh, tindakan pendisiplinan berupa peringatan atau skors, dengan adanya
hukuman yang ditetapkan oleh perusahaan karyawan tidak akan berperilaku yang menyimpang karena hukuman akan dikenakan pada mereka yang
melanggar. Sasaran – sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya positif,
bersifat mendidik dan mengkoreksi, bukan tindakan negatif yang menjatuhkan karyawan yang berbuat salah.
3. Disiplin Progresif
Disiplin progresif merupakan suatu kebijaksanaan pemberian hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran
– pelanggaran yang berualang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil
tindakan korektif sebelum hukuman – hukuman yang lebih serius
dilaksanakan. Disiplin progresif membantu karyawan untuk memperbaiki kesalahannya dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama apalagi
kesalahan yang cukup fatal. Contoh dari tindakan disiplin progresif antara lain yaitu teguran secara lisan oleh atasan, teguran tertulis, skorsing dari
pekerjaan selama bebrapa hari, diturunkan pangkatnya, dan bahkan hingga dipecat.
Universitas Sumatera Utara
10
2.1.3 Faktor – Faktor Disiplin
Menurut Alvin Vadilah Helmi dalam buku Siswanto 2002:295 menyatakan bahwa ada beberapa faktor
– faktor yang mempengaruhi disiplin kerja yaitu :
1. Faktor Kepribadian
Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang adalah sistem nilai yang dianut. Nilai
– nilai yang menjunjung disiplin akan digunakan sebagai kerangka acuan bagi penerapan disiplin tempat kerja.
2. Faktor Lingkungan
Disiplin kerja yang tinggi tidak muncul begitu saja tetapi merupakan suatu proses belajar yang terus
– menerus. Proses bembelajaran agar dapat efektif maka pemimpin yang merupakan agen pengubah perlu
memperhatikan prinsip – prinsip konsisten, adil, bersikap positif dan
terbuka.
2.1.4 Macam – Macam Disiplin
Menurut Alvin Vadilah Helmi dalam buku Siswanto 2002:294 terdapat dua jenis disiplin yaitu :
1. Disiplin Diri
Disiplin diri merupakan disiplin yang dikembangkan atau dikontrol oleh diri sendiri, melalui disiplin diri, karyawan
– karyawan merasa bertanggung jawab dan dapat mengatur didi sendiri untuk kepentingan
organisasi.
Universitas Sumatera Utara
11 2.
Disiplin Kelompok Disiplin kelompok akan tercapai jika disiplin diri telah tumbuh dalam diri
karyawan, artinya kelompok akan menghasilkan pekerjaan yang optimal jika masing
– masing anggota kelompok dapat memberikan andil yang sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya.
2.1.5 Prinsip – Prinsip Disiplin
Untuk mengkondisikan pegawai suatu organisasi atau perusahaan agar
bersikap disiplin maka terdapat beberapa prinsip pendisiplinan yaitu:
a. Pendisiplinan dilakukan secara pribadi.
Pendisiplinan ini dilakukan dengan menghindari menegur kesalahan didepan orang banyak agar pegawai yang bersangkutan tidak merasa malu
dan sakit hati. b.
Pendisiplinan harus bersifat membangun. Selain menunjukkan kesalahan yang telah dilakukan pegawai, haruslah
diikuti dengan petunjuk cara pemecahannya sehingga para pegawai tidak merasa bingung dalam menghadapi kesalahan yang telah dilakukan.
c. Pendisiplinan dilakukan secara langsung dan segera.
Suatu tindakan yang dilakukan dengan segera terbukti bahwa pegawai telah melakukan kesalahan sehingga pegawai dapat mengubah sikapnya
secepat mungkin. d.
Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
12 Dalam tindakan pendisiplinan dilakukan secara adil tanpa pilih kasih,
siapapun yang telah melakukan kesalahan harus mendapatkan tindakan pendisiplinan secara adil tanpa membeda
– bedakan. e.
Pimpinan hendaknya tidak melakukan pendisiplinan sewaktu pegawai absen.
Pendisiplinan hendaknya dilakukan dihadapan pegawai yang bersangkutan secara pribadi agar dia tahu telah melakukan kesalahan.
f. Setelah pendisiplinan hendaknya wajar kembali.
Sikap wajar hendaklah dilakukan pimpinan terhadap pegawai yang telah melakukan kesalahan tersebut, sehingga proses kerja dapat berjalan lancer
kembali dan tidak kaku dalam bersikap Heidjrahman dan Husnan
1993:241.
2.1.6 Tujuan Disiplin
Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja adalah demi kelangsungan perusahaan agar berjalan dengan lancar sesuai dengan motif
perusahaan Siswanto, 2002:296. Sedangkan secara khusus tujuan disiplin terhadap karyawan yaitu :
1. Agar para karyawantenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan
ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah
manajemen. 2.
Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik – baiknya serta mampu
memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang
Universitas Sumatera Utara
13 berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang
diberikan kepadanya. 3.
Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa perusahaan dengan sebaik
– baiknya. 4.
Dapat bertindak dan berprilaku sesuai dengan norma – norma yang
berlaku pada perusahaan 5.
Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
2.1.7 Indikator Disiplin
Adapun indikator yang mempengaruhi tingkat disiplin kerja karyawan
pada suatu organisasi Hasibuan, 2013:194 adalah sebagai berikut :
1. Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara
ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai
dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dapat bekerja sungguh –
sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. 2.
Teladan Pimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan
karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik,
Universitas Sumatera Utara
14 jujur, adil,serta sesuai kata perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik,
kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik, maka para bawahan pun akan kurang disiplin.
3. Balas Jasa
Balas jasa gaji dan kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan
karyawan terhadap perusahaanpekerjanya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik
pula. 4.
Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego
dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia yang lainnya.
5. Waskat.
Waskat pengawasan melekat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat
berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus
selalu adahadir ditempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan pekerjaannya. 6.
Sanksi Hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan
karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan
Universitas Sumatera Utara
15 semakin takut melanggar peraturan
– peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku disiplin karyawan akan berkurang.
7. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas,
bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang melakukan kesalahan. Dengan demikian, pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan
karyawan perusahaan. 8.
Hubungan Kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut
menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan –
hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group relationship, dan cross relationship
hendaknya harmonis.
2.2 Pengawasan Kerja 2.2.1 Pengertian Pengawasan Kerja