20 2.
Penentuan PengukuranPenilaian Pekerjaan. Penetapan  standar  akan  sia
–  sia  bila  tidak  disertai  sebagai  cara  untuk mengukur  pelaksasnaan  kegiatan  nyata.  Tahap  kedua  ini  menentukan
pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat. 3.
Pengambilan Tindakan Koreksi bila diperlukan. Bila hasil analisa menunjukkan adanya tindakan koreksi, tindakan ini harus
diambil.  Tindakan  koreksi  dapat  diambil  dalam  berbagai  bentuk  dengan diubah ataupun diperbaiki.
Menurut  George  dalam  buku  Ibrahim  1985:160  terdapat  beberapa
langkah – langkah pokok dalam menentukan proses pengawasan yaitu :
1 Penentuan ukuran atau pedoman baku  standar .
2 Penilaian atau pengukuran terhadap pekerjaan yang sudah dikerjakan.
3 Perbandingan  antara  pelaksanaan  pekerjaan  dengan  ukuran  atau  pedoman
baku  yang  telah  ditetapkan  untuk  mengetahui  penyimpangan –
penyimpangan yang terjadi. 4
Perbaikan  terhadap  penyimpangan –    penyimpangan  yang  terjadi  atau
mengambil  tindakan  koreksi,  sehingga  pekerjaan  tadi  sesuai  dengan  apa yang telah direncanakan.
2.3 Kinerja Karyawan 2.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan
Menurut  Simamora  2006:339  kinerja  atau  performance  menagcu  pada kadar  pencapaian  tugas
–  tugas  yang  membentuk  sebuah  pekerjaan  karyawan. Kinerja  mereflesikan  seberapa  baik  karyawan  memenuhi  persyaratan  sebuah
Universitas Sumatera Utara
21 pekerjaan.  Sementara  menurut    Mangkunegara  2009:67  kinerja  karyawan  yaitu
hasil  kerja  secara  kualitas  dan  kuantitas  yang  dicapai  seseorang  dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja  dikatakan  baik  dan  sukses  jika  tujuan  yang  diinginkan  dapat dicapai dengan baik. Efisiensi dan efektifitas merupakan dua aspek penting dalam
menilai  suatu  kinerja.  Efisiensi  adalah  perbandinagan  antara  hasil  yang  dicapai dengan usaha yang dikeluarkan, sedangkan efektifitas adalah perbandingan antara
hasil  yang  dicapai  dengan  hasil  yang  diharapkan.  Kinerja  atau  prestasi  kerja adalah  Hasil  kerja  yang  dicapai  oleh  seorang  tenaga  kerja  dalam  melaksanakan
tugas  dan  pekerjaan  yang  dibebankan  kepadanya.  Pada  umumnya  prestasi  kerja seorang  tenaga  kerja  antara  lain  dipengaruhi  oleh  kecakapan,  keterampilan,
pengalaman, kesungguhan  tenaga kerja yang bersangkutan Siswanto, 2002:235. Menurut    Pabundu  2006:121  kinerja  adalah  sebagai  hasil  fungsi
pekerjaankegiatan  seseorang  atau  kelompok  dalam  suatu  organisasi  yang dipengaruhi oleh berbagai factor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode
waktu  tertentu.  Fungsi  pekerjaankegiatan  yang  dimaksud  adalah  pelaksanaan hasil pekerjaan, kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi wewenang atau
tanggung  jawabnya  dalam  suatu  organisasi.  Sedangkan  factor –  factor  yang
berpengaruh  terhadap  hasil  pekerjaanprestasi  kerja  seseorang  atau  kelompok terdiri dari factor internal dan eksternal. Factor internal yang memengaruhi kinerja
karyawankelompok  terdiri  dari  kecerdasan,  keterampilan,  kestabilan  emosi, motivasi,  persepsi  peran,  kondisi  keluarga,  kondisi  fisik  seseorang  dan
karakteristik  kelompok  kerja.  Sedangkan  factor  eksternal  yang  memengaruhi kinerja  karyawan  antara  lain  berupa  peraturan  ketenaga  kerjaan,  keingina
Universitas Sumatera Utara
22 pelanggan, pesaing, nilai
– nilai social, serikat buruh, kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja, dan kondisi pasar.
2.3.2 Penilaian Kinerja
Penilaian  kinerja  atau  prestasi  kerja  adalah  proses  suatu  perusahaan mengevaluasi  atau  menilai  kinerja  karyawan.  Kegiatan  ini  dapat  mempengaruhi
keputusan –  keputusan  personalia  dan  memberikan  umpan  balik  kepada  para
karyawan  tentang  pelaksanaan  kerja  mereka.  Penilaian  kinerja  dapat  dilakukan dengan  perseorangan  ataupun  perkelompok  atau  divisi  usaha  dengan  maksud
untuk  mencapai  target  kinerja  perusahaan  secara  bersama –  sama,  penilaian
kinerja  perorangan  biasanya  terkait  dengan  kenaikan  gaji  dan  sebagainya Simamora, 2006:341.
Menurut Prawirosentono dalam buku Simamora 2006:341 ada beberapa dimensi kerja yang perlu dimasukkan kedalam penilaian kinerja yaitu :
1 Pengetahuan  atas  pekerjaan,  kejelasan  pengetahuan  atas  tanggung  jawab
pekerja yang menjadi tugasnya. 2
Perencanaan  dan  organisasi,  kemampuan  membuat  rencana  pekerjaan yang meliputi jadwal dan urutan pekerjaan, sehingga tercapai efisiensi dan
efektifitas. 3
Mutu pekerjaan, ketelitian dan ketepatan kerja. 4
Produktifitas,  jumlah  pekerjaan  yang  dihasilkan  dibanding  dengan  waktu yang digunakan.
5 Pengetahuan  teknis  dasar  dan  kepraktisan  sehungga  pekerjaannya
mendekati standar kinerja.
Universitas Sumatera Utara
23 6
Komunikasi, kemampuan berhubungan secara lisan dengan orang lain. 7
Kerjasama,  kemampuan  bekerjasama  dengan  orang  lain  dan  memiliki sikap yang terbuka dalam tim.
8 Kehadiran dalam rapat.
9 Kemampuan memperbaiki diri sendiri, dengan studi lanjutan atau kursus.
10 Manajemen  proyek,  kemampuan  mengelola  proyek,  baik  membina  tim,
membuat  jadwal  kerja,  anggaran  dan  menciptakan  hubungan  baik  antar karyawan.
11 Kepemimpinan,  kemampuan  mengarahkan  dan  membimbing  bawahan
sehingga tercipta efesiensi dan efektifitas.
2.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja karyawan
Dalam  sebuah  perusahaan  atau  instansi    penilaian  kinerja  digunakan sebagai  standar  dalam  penentuan  tinggi  rendahnya  dalam  mengukur  kompensasi
serta administrasi bagi tenaga kerja. Menurut Siswanto 2002:233 Adapun tujuan penilaian kinerja  terhadap karyawan adalah :
1 Sumber  data  untuk  perencanaan  ketenagakerjaan  dan  kegiatan
pengembangan jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan. 2
Nasihat  yang  perlu  disampaikan  kepada  para  tenaga  kerja  dalam perusahaan.
3 Alat untuk memberikan umpan balik  feed back  yang mendorong kearah
kemajuan  dan  kemungkinan  memperbaikimeningkatkan  kualitas  kerja bagi para tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
24 4
Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang diharapkan dari seseorang pemegang tugas dan pekerjaan.
5 Landasanbahan  informasi  dalam  pengambilan  keputusan  pada  bidang
ketenagakerjaan,  baik  promosi,  mutasi,  maupun  kegiatan ketenagakerjaan lainnya.
2.3.4 Manfaat Penilaian Kinerja karyawan
Menurut Wilson 2012:232 mengatakan bahwa  manfaat penilaian kinerja terhadap karyawan diantaranya adalah :
1 Evaluasi Antar Individu Dalam Organisasi.
Penilaian  kinerja  ini  dapat  memberi  manfaat  dalam  menentukan  jumlah dan  jenis  kompensasi  yang  merupakan  hak  bagi  setiap  individu  dalam
organisasi. 2
Pengembangan Diri Setiap Individu Dalam Organisasi. Penilaian  kinerja  pada  tujuan  ini  bermanfaat  untuk  penegembangan
karyawan.  Setiap  individu  dalam  organisai  dinilai  kinerjanya,  bagi karyawan  yang  memiliki  kinerja  rendah  perlu  dilakukan  pengembangan
baik melalui pendidikan maupun pelatihan. 3
Pemeliharaan Sistem. Berbagi  sistem  yang  ada  dalam  organisasi,  setiap  subsistem  yang  ada
saling  berkaitan  anatara  satu  subsistem  dengan  subsistem  lainnya.  Salah satu  subsistem  yang  tidak  berfungsi  dengan  baik  akan  mengganggu
jalannya  subsistem  yang  lain.  Oleh  karena  itu,  sistem  dalam  organisasi perlu dipelihara dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
25 4
Dokumentasi. Penilaian kinerja akan memberi manfaat sebagai dasar tindak lanjut dalam
posisi pekerjaan karyawan dimasa akan datang.
2.3.5 Indikator Kinerja Karyawan
Menurut    Wilson  2012:234  bahwa  standar  pekerjaan  dapat  ditentukan dari  suatu  pekerjaan,  dapat  dijadikan  sebagai  dasar  penilaian  setiap  pekerjaan.
Untuk  memudahkan  penilaian  kinerja  karyawan,  standar  pekerjaan  harus  dapat diukur dan dipahami secara jelas.
Indikator-indikatornya adalah sebagai berikut: 1.
Kualitas  hasil  pekerjaan,  yaitu  menilai  baik  tidaknya  hasil  pekerjaan karyawan.
2. Kuantitas pekerjaan, merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam
istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. 3.
Ketepatan waktu, dalam menyelesaikan tugas para karyawan bukan hanya dituntut  untuk  cepat  menyelesaikan  pekerjaannya  namun  juga  harus  tepat
atau sesuai dengan harapan atasan. 4.
Kehadiran,  dengan  kehadiran  menunjukkan  semangat  kerja  yang  dimiliki oleh karyawan.
5. Kemampuan  bekerjasama  baik  dengan  rekan  satu  bagian  maupun  bagian
lain.
Universitas Sumatera Utara
26
2.3.6 Peneliti Terdahulu
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Purnomo  Budi  Setiyawan  2006  dengan judul  penelitian  “Pengaruh  Disiplin  Kerja  Karyawan  dan  Budaya  Organisasi
terhadap Kinerja di Divisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi Semarang”. Penelitian ini  diambil  dengan  pengambilan  teknik  sampling  sensus  dengan  hasil  penelitian
signifikan.  Disiplin  kerja  karyawan  dan  budaya  organisasi  secara  bersama-sama berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Puspita Sari 2011 dengan judul penelitian “Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Karyadeka  Alam  Lestari  Semarang”.  Penelitian  ini  diambil    dengan  sampel  77 orang  dengan  teknik  analisis  deskriptip  dan  regresi  linier  berganda.    Hasil
penelitian  menunjukkan  bahwa  disiplin  dan  pengawasan  kerja  berpengaruh signifikan terhadap kinerja  karyawan karyadeka alam lestari semarang.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Hernowo  Narmodo  2009    dengan  judul penelitian  “  Pengaruh  Motivasi  dan  Disiplin  Terhadap  Kinerja  Pegawai  Badan
Kepegawa ian  Daerah  Kabupaten  Wonogiri  “.    Penelitian  ini  diambil  dengan
sampel    pada  44  karyawan  dengan  teknik  analisis  deskriptip  dan  regresi  linier. Hasil penelitian mempunyai pengaruh paling dominan  terhadap kinerja pegawai
dibandingkan  motivasi.  dengan  dijelaskan  variabel  kinerja  pegawai  sebesar  56,6 sedangkan 43,3  dijelaskan oleh variabel lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Haryono  2010  dengan judul Penelitian “ Pengaruh  Pengwasan,  Koordinasi,  Disiplin  Kerja  dan  Kompensasi  Terhadap
Efektifitas  Kerja  Karyawan  Dinas  Pendapatan  Dan  Investasi  Derah  Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
27 Purbalingga  “.    Populasi  dalam  penelitian  ini  adalah  pegawai  dinas  pendapatan
dan investasi daerah kabupaten purbalinnga. Penelitian sampel dilakukan dengan metode  stratified  purposive  sampling.    Penentuan  strata  dilakukan  dengan
berdasarkan  jabatan.  Penetuan  sampel  dilakukan  dengan  metode  Slovin.  Pada penelitian  menggunakan  persentase  kelonggaran  10    maka  dari  dinas  populasi
pegawai  dinas  pendapatan  dan  investasi  daerah  kabupaten  purbalingga  sebanyak 166  pegawai  diperoleh  ukuran  sampel  sebanyak  62,41    63  orang  .  Hasil
penelitian  menunjukkan  bahwa  pengawasan,  koordinasi,  disiplin  kerja  dan kompensasi  berpengaruh  signifikan  terhadap  efektifitas  kerja  karyawan  dinas
pendapatan dan investasi daerah kabupaten purbalingga.
2.4 Kerangka Konseptual