II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pemasaran
Menurut Kotler 2002, pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa saja
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk atau jasa yang bernilai dengan pihak
lain. Konsep pemasaran adalah kunci untuk meraih tujuan organisasi untuk menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan
pemasaran, dalam rangka menetapkan dan memuaskan kebutuhan, serta keinginan pasar sasaran.
Rangkuti 2005 mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik,
ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan
dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.
Menurut Levitt dalam Kotler 1997, konsep pemasaran selalu mencari gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk
dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal penciptaan, pengiriman dan akhirnya pengkonsumsian produk tersebut. Selain itu, konsep pemasaran
bersandar pada empat pilar, yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas.
2.2. Konsep Strategi
Menurut Argyris dalam Rangkuti 2005, strategi adalah respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman
eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat menpengaruhi organisasi. Marrus dalam Umar 2003, berpendapat bahwa strategi
didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana suatu tujuan dapat dicapai. Sedangkan Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti 2005, mendefinisikan
bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental senantiasa meningkat dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat
terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dari perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi
inti core competencies. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Andrew dalam Craig 2002 mendefinisikan strategi
sebagai suatu pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan serta rencana- rencana penting untuk mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara
seperti menetapkan bisnis yang dianut atau yang akan dianut oleh perusahaan, dan jenis atau akan menjadi jenis apa perusahaan ini.
Lima pengertian strategi menurut Mintzberg dalam Supratikno 2003, yaitu:
1. Rencana. Suatu petunjuk, tuntunan atau tindakan yang akan dilakukan, sesuatu yang memberi arah bagi tindakan-tindakan di masa depan.
2. Pola. Perilaku yang konsisten antar waktu. 3. Posisi. Penentuan posisi dalam konteks persaingan.
4. Perspektif. Bagaimana suatu organisasi menjalankan kegiatannya. 5. Permainan. Kumpulan manuver untuk “menjinakkan” pihak lawan
atau suatu cara yang dilakukan untuk mengecoh pesaing.
2.3. Strategi Pemasaran