Lingkungan Jauh Lingkungan Eksternal

kurang efektif dan juga memerlukan biaya yang cukup besar. Perusahaan lebih banyak berpromosi melalui penjualan perseorangan dan promosi penjualan. Penjualan perseorangan dilakukan dengan pendekatan personal melalui penawaran produk langsung kepada fleets dan juga mengadakan acara fleets meeting and gathering dan juga distributor meeting and gathering. Pendekatan kepada fleets dan distributor ini mempunyai tujuan untuk lebih mendekatkan perusahaan dengan fleets dan para distributor. Untuk kegiatan promosi penjualan, perusahaan memberikan souvenir yang terdapat identitas perusahaan kepada fleets dan distributor, menjadi sponsor untuk kegiatan-kegiatan otomotif seperti Auto 2000, membuka stand di acara Gaikindo Auto Expo, penerbitan majalah bulanan Eagle, dan lain-lain. Selain melakukan kegiatan promosi PT Goodyear Indonesia, Tbk juga memiliki layanan konsumen. Layanan konsumen merupakan sarana bagi konsumen atau pembeli atas keluhan-keluhan berupa kritik dan saran. Untuk saat ini perusahaan menyediakan layanan konsumen melalui nomor telpon bebas pulsa 0-800-1-GOODYEAR, atau melalui akses internet ke situs perusahaan di http :www.goodyear-indonesia.com .

4.3. Lingkungan Eksternal

Analisis terhadap faktor eksternal perusahaan dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam persaingan. Faktor eksternal yang dihadapi perusahaan berupa lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan yang akan diidentifikasi meliputi lingkungan jauh dan lingkungan industri.

4.3.1. Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh merupakan lingkungan yang dapat mempengaruhi perusahaan dan perusahaan tidak dapat mengendalikan lingkungan tersebut. Lingkungan jauh yang memiliki pengaruh terhadap kegiatan pemasaran ban Medium Commercial Truck PT Goodyear Indonesia, Tbk meliputi faktor politik, faktor ekonomi, faktor sosial dan faktor teknologi.

A. Faktor Politik

Keadaan politik suatu negara mempengaruhi kebijakan bisnis dari suatu perusahaan. Pengaruh yang ditimbulkan oleh situasi politik bisa berdampak menguntungkan dan merugikan bagi perkembangan dunia usaha yang ada di negara tersebut. Situasi politik yang stabil dapat mendukung kinerja perusahaan. Sebaliknya ketidakstabilan politik dapat menjadi ancaman bagi kelancaran perekonomian dan bisnis, khususnya bisnis ban Medium Commercial Truck. Hal itu terlihat pada tahun 1997 ketika kondisi politik Indonesia tidak stabil dan terjadi kerusuhan di beberapa daerah. Kondisi itu memberikan dampak yang merugikan bagi perkembangan dunia bisnis. Namun seiring berjalannya waktu, kondisi politik Indonesia mulai membaik walaupun belum benar-benar stabil. Kondisi politik yang stabil dapat menjadi peluang bagi perusahaan. Diberlakukannya Asean Free Trade Agreement AFTA mengakibatkan kesulitan bagi industri ban lokal untuk memasarkan produknya di pasar domestik. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya ban impor legal maupun ilegal dari Cina yang masuk dalam industri ban lokal, dengan menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan produk ban lokal. Kebijakan pemerintah yang mengatur standar ban di Indonesia melalui peraturan Standar Nasional Indonesia SNI dapat memberikan perlindungan pada perusahaan ban terhadap tindakan yang dapat merugikan. Untuk ban truk dan bus diatur dengan SNI 06-0199-2002. Kebijakan pemerintah yang memberlakukan tarif pesawat yang lebih murah, menyebabkan bisnis angkutan darat khususnya bus berpotensi untuk mengalami penurunan jumlah penumpang karena beberapa konsumen melakukan peralihan penggunaan alat transportasi. Kebijakan pemerintah dalam mendorong industri otomotif untuk menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia dilakukan melalui Inpres No. 2 tahun 1996 tanggal 19 Februari 1996, yang dapat menjadi peluang bagi perusahaan, karena produk otomotif terutama truk dan bus merupakan produk komplementer dari ban Medium Commercial Truck. Pemerintah juga mengatur pemberian hak paten atas inovasi produk yang dapat memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang memilikinya.

B. Faktor Ekonomi

Kondisi perekonomian dapat mempengaruhi iklim bisnis perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini dikarenakan keterkaitannya dengan daya beli masyarakat. Variabel-variabel yang mempengaruhi daya beli diantaranya yaitu inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang asing, dan harga bahan bakar minyak. Kebijakan yang diberlakukan pemerintah dengan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak BBM pada akhir tahun 2005 lalu, mempengaruhi perusahaan dalam penggunaan energi sebagai faktor produksi. Dengan kenaikan BBM perusahaan berusaha melakukan efisiensi atau penghematan serta perusahaan melakukan penyesuaian terhadap kondisi yang ada. Kenaikan BBM juga menyebabkan naiknya barang-barang kebutuhan pokok lainnya sehingga mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat. Adanya inflasi menyebabkan harga-harga suatu barang menjadi meningkat. Inflasi yang cukup tinggi mempengaruhi harga jual dari bahan baku yang digunakan untuk kegiatan produksi. Perusahaan membutuhkan anggaran yang lebih besar untuk pembelian bahan baku yang mengakibatkan meningkatnya biaya produksi. Nilai tukar rupiah terhadap dolar yang berfluktuasi menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada pembelian bahan baku sekaligus penetapan harga jual ban. Kondisi seperti ini menjadi masalah saat nilai tukar rupiah melemah, yang mengakibatkan meningkatnya biaya pembelian bahan baku yang sekaligus dapat meningkatkan harga jual ban.

C. Faktor Sosial

Kondisi sosial masyarakat terus mengalami perubahan. Perubahan sosial berpengaruh terhadap perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat merespon dan mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi. Alat transportasi menjadi sangat penting dalam suatu industri baik untuk mengangkut penumpang maupun barang. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dari tahun 2000 hingga 2004 dengan rata-rata peningkatan sebesar 1,3 per tahun Dept. Perindustrian, 2006 dan pertumbuhan sektor industri, memicu terjadinya peningkatan jumlah kendaraan truk dan bus yang dapat dilihat pada Tabel 10. Jumlah kendaraan truk dan bus yang cenderung meningkat, merupakan indikator semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap sarana transportasi yang memadai sejalan dengan mobilitas penduduk yang semakin tinggi. Selain fungsi utamanya sebagai komponen kendaraan truk dan bus, produk ban juga dituntut untuk dapat berperan lebih dalam memenuhi kebutuhan mobilitas yang semakin tinggi. Para pemilik angkutan penumpang dan barang membutuhkan ban dengan performa tinggi yang mampu mendukung usaha mereka. Untuk memenuhi kebutuhan itu diperlukan ban Medium Commercial Truck yang memiliki keunggulan- keunggulan seperti memiliki traksi daya cengkeram yang optimal, jarak tempuh yang optimum, kekuatan untuk dapat divulkanisir beberapa kali, mampu melepas panas yang timbul saat berjalan dengan kecepatan tinggi, dan mampu menahan beban lebih. Tabel 10. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor menurut jenisnya tahun 2000-2004 Jenis kendaraan Bus Truk 2000 666.280 1.707.134 2001 685.156 1.777.293 2002 714.222 1.865.398 2003 798.079 2.047.022 2004 933.199 2.315.779 Kenaikan pertahun 9,20 6,29 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2004

D. Faktor Teknologi

Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi kegiatan produksi dan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Penggunaan teknologi yang tepat pada perusahaan mendukung efisiensi dan kualitas dari produk yang dihasilkan. PT Goodyear Indonesia, Tbk menjadikan teknologi sebagai unsur pendukung utama dalam keberlangsungan kegiatan proses produksi untuk menghasilkan ban Medium Commercial Truck. PT Goodyear Indonesia, Tbk merupakan anak perusahaan dari Goodyear Tire and Rubber Company. Sehingga dalam kegiatan proses produksi, perusahaan mengacu pada teknologi yang dikembangkan dari perusahaan pusat. Teknologi dalam memproduksi ban Medium Commercial Truck termasuk teknologi yang memerlukan keahlian dan modal yang tinggi. Teknologi yang digunakan adalah Trinuum Technology, yaitu suatu teknologi penggabungan dari ilmu pengetahuan, pengalaman dan kreatifitas dalam menghasilkan produk ban yang berkualitas. Teknologi ini diterapkan dalam teknik pembuatan telapak ban, teknik konstruksi ban, dan juga dalam teknik compounding pencampuran karet dengan bahan lainnya untuk menciptakan kekenyalan ban yang diinginkan Untuk menghadapi perkembangan teknologi, PT Goodyear Indonesia, Tbk mendapatkan dukungan dari Goodyear Technical Center yaitu pusat penelitian dan pengembangan teknologi ban yang terletak di Akron, Amerika Serikat, yang didirikan oleh Goodyear Tire and Rubber Company. Kemampuan perusahaan dalam merespon dan mengadopsi teknologi yang berkembang dapat menjadi peluang bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan.

4.3.2. Lingkungan Industri