Distilasi uap penyulingan uap

8

1. Distilasi uap penyulingan uap

Penyulingan uap adalah metode paling umum digunakan untuk memperoleh minyak atsiri. Selain dengan penyulingan, minyak atsiri dapat juga diperoleh dengan enflurasi, maserasi dan dengan pelarut menguap. Penyulingan merupakan cara untuk memurnikan cairan Koster, 2001. Pada saat penyulingan akan terjadi pemisahan komponen-komponen suatu campuran dari dua jenis campuran atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap dari masing-masing zat tersebut. Ada 3 metode penyulingan yang dikenal dalam industri minyak atsiri, yaitu penyulingan dengan air, penyulingan dengan air dan uap, serta penyulingan dengan uap langsung. Perbedaan ketiga metode tersebut hanya pada cara penanganan bahan olahannya. Sebagian besar minyak atsiri diperoleh dengan cara penyulingan uap. Pada proses penyulingan dengan uap langsung, bahan yang akan disuling diletakkan di dalam rak-rak atau saringan berlubang. Uap lewat panas bertekanan lebih dari 1 atmosfir dilewatkan melalui pipa uap melingkar yang berpori, yang terletak di bawah bahan dan uap bergerak ke atas melalui bahan yang terletak di atas saringan. Susunan alat penyulingan uap dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 . Susunan alat penyulingan uap Sumber : Coconut Coast Handmade Soap Co., 2006 9 Sebelum disuling, bahan dirajang terlebih dahulu. Bila bahan dibiarkan utuh, minyak atsiri hanya dapat diekstraksi jika uap air berhasil melalui jaringan tanaman dan mendesaknya ke permukaan. Hal ini terjadi secara difusi. Jika bahan dirajang, ukuran ketebalan untuk terjadinya proses difusi akan berkurang sehingga saat penyulingan, laju penguapan minyak atsiri dari bahan menjadi lebih cepat. Namun, perajangan memiliki kelemahan, yaitu jumlah rendemen minyak atsiri akan berkurang seimbang dengan laju penguapan yang terjadi selama perajangan dan setelah perajangan serta komposisi minyak akan berubah dan akan mempengaruhi baunya Ketaren, 1987. Minyak atsiri adalah konsentrat berupa cairan bersifat hidrofobik yang mengandung komponen volatil dari tanaman Anonim, 2006 c . Minyak atsiri dikenal juga sebagai minyak eteris. Minyak atsiri terutama terdiri dari persenyawaan kimia mudah menguap, termasuk golongan hidrokarbon asiklik dan hidrokarbon isosiklik serta turunan hidrokarbon yang telah mengikat oksigen. Beberapa persenyawaan mengandung nitrogen dan belerang. Senyawa-senyawa dalam minyak atsiri tersebut dapat digolongkan ke dalam 4 kelompok besar yang dominan menentukan sifat minyak atsiri, yaitu terpen, persenyawaan berantai lurus, tidak mengandung rantai cabang, turunan benzena, dan bermacam-macam persenyawaan lainnya Ketaren, 1987. Bagian utama minyak atsiri adalah terpenoid, biasanya terpenoid terdapat pada fraksi atsiri yang tersuling uap. Zat inilah yang menyebabkan timbulnya wangi, harum, atau bau yang khas pada banyak tumbuhan Harborne, 1996. Beberapa komponen terpenoid yang terdapat dalam minyak atsiri jintan hitam adalah carvone, alfa-pinene, sabinene, beta- pinene, p-cymene Anonim, 2006 b . Secara kimia, terpene minyak atsiri dapat dipilah menjadi dua golongan yaitu monoterpene dan seskuiterpena. Monoterpene dan seskuiterpen adalah isoprenoid, perbedaannya terletak pada titik didihnya. Monoterpena memiliki titik didih 140-180 o C, sedangkan seskuiterpena memiliki titik didih lebih tinggi dari 200 o C. 10

2. Ekstraksi dengan pelarut