kebutuhan pengolah. Alternatif pengembangan fasilitas dalam pengembangan PPSC adalah dengan menambah jenis fasilitas baru, memperluas fasilitas yang
ada, dan menambah jenis dan memperluas fasilitas yang ada. Hirarki prioritas pengembangan fasilitas PPSC dengan pendekatan fuzzy AHP ditampilkan pada
Gambar 11.
Gambar 11 Prioritas pengembangan fasilitas PPSC.
4.2.6 Analisis Kelembagaan
Untuk mengkaji keterkaitan atau hubungan konseptual antar elemen dan sub elemen dalam pengembangan PPSC digunakan metode interpretative
structural modelling ISM. Elemen sistem pengembangan mencakup elemen sektor masyarakat yang terpengaruh dari pengembangan PPSC, elemen
kebutuhan untuk pelaksanaan program pengembangan PPSC, elemen kendala dalam pengembangan PPSC, elemen perubahan yang mungkin terjadi dari
pengembangan PPSC, elemen tujuan dari program pengembangan PPSC, elemen tolok ukur pengembangan PPSC, elemen pelaku pengembangan PPSC,
dan elemen aktivitas pengembangan PPSC. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penggunaan teknik ISM adalah sebagai berikut Eriyatno 2003,
Marimin 2004, Eriyanto dan Sofyar 2007:: 1 Identifikasi elemen: elemen sistem diidentifikasi dan didaftar. Hal ini dapat
diperoleh melalui penelitian, brainstroming, dan lain-lain. 2 Hubungan kontekstual: sebuah hubungan kontekstual antar elemen yang
dibangun, tergantung pada tujuan permodelan pengembangan PPSC. 3 Pembuatan matriks interaksi tunggal terstruktur structural self interaction
matrix atau SSIM. Matriks ini mewakili elemen persepsi responden terhadap
elemen hubungan yang dituju. Empat simbol yang digunakan untuk mewakili tipe hubungan yang ada antara dua elemen dari sistem yang
dipertimbangkan adalah : V : hubungan dari elemen E
i
terhadap E
j
, tidak sebaliknya. A : hubungan dari elemen E
j
terhadap E
i
, tidak sebaliknya. X : hubungan interrelasi antara E
i
dan E
j
dapat sebaliknya. O : menunjukkan bahwa E
i
dan E
j
tidak berkaitan. 4 Pembuatan matriks reachability reachability matrix atau RM : sebuah RM
yang dipersiapkan kemudian mengubah simbol-simbol SSIM ke dalam sebuah matriks biner. Aturan-aturan konversi berikut menerapkan :
• Jika hubungan E
i
terhadap E
j
= V dalam SSIM, maka elemen E
ij
= 1 dan E
ji
= 0 dalam RM; • Jika hubungan E
i
terhadap E
j
= A dalam SSIM, maka elemen E
ij
= 0 dan E
ji
= 1 dalam RM; • Jika hubungan E
i
terhadap E
j
= O dalam SSIM, maka elemen E
ij
= 0 dan E
ji
= 0 dalam RM; RM awal dimodifikasi untuk menunjukkan seluruh direct dan indirect
reachability, yaitu jika E
ij
= 1 dan E
jk
= 1, maka E
ik
= 1. 5 Tingkat partisipasi dilakukan untuk mengklasifikasi elemen-elemen dalam
level-level yang berbeda dari struktur ISM. Untuk tujuan ini, dua perangkat diasosiasikan dengan tiap elemen E
i
dari sistem : reachability set R
i
, adalah sebuah set dari seluruh elemen yang dapat dicapai dari elemen E
i
, dan antecedent set A
i
, adalah sebuah set dari seluruh elemen di mana elemen E
i
dapat dicapai. Pada iterasi pertama seluruh elemen, di mana R
i
= R
i
∩ A
i
, adalah elemen-elemen level 1. Pada iterasi-iterasi berikutnya elemen-elemen
diidentifikasi seperti elemen-elemen level dalam iterasi-iterasi sebelumnya dihilangkan, dan elemen-elemen baru diseleksi untuk level-level berikutnya
dengan menggunakan aturan yang sama. Selanjutnya, seluruh elemen sistem dikelompokkan ke dalam level-level yang berbeda.
6 Pembuatan matriks canonical : pengelompokan elemen-lemen dalam level yang sama mengembangkan matriks ini. Matriks resultan memiliki sebagian
besar dari elemen-elemen triangular yang lebih tinggi adalah 0 dan terendah 1. Matriks ini selanjutnya digunakan untuk mempersiapkan digraph.
7 Pembuatan digraph : adalah konsep yang berasal dari directional graph
sebuah grafik dari elemen-elemen yang saling berhubungan langsung dan
level hirarki. Digraph awal dipersiapkan dalam basis matriks canonical. Digraph awal tersebut selanjutnya dipotong dengan memindahkan semua
komponen yang transitif untuk membentuk digraph akhir. 8 Pembangkitan interpretative structural modelling : ISM dibangkitkan dengan
memindahkan seluruh jumlah elemen dengan deskripsi elemen aktual. Oleh sebab itu, ISM memberikan gambaran yang sangat jelas dari elemen-elemen
sistem dan alur hubungannya.
Gambar 12 Diagram Teknik ISM Eriyatno 2003 dan Marimin 2004. Dalam keseluruhan proses teknik ISM maka berbagai urutan kerja dari
tahap penyusunan hirarki sampai hasil analisis Gambar 12 tergantung pada
kehendak dari tim perekayasa model serta persyaratan dari perihal yang dikaji, berbagai macam bentuk struktur model dapat dibangkitkan dalam ISM.
4.2.7 Strategi Pengembangan PPSC