Analisis Kondisi dan Tingkat Pemanfaatan Fasilitas di PPSC

180 kapasitas dapat menghambat kegiatan operasional suatu PP Suherman et al. 2006. Berdasarkan keluaran dari sub model analisis kondisi dan tingkat pemanfaatan fasilitas di PPSC, menunjukkan tingkat pemanfaatan yang masih rendah. Rendahnya tingkat pemanfaatan fasilitas di PPSC akibat dari sedikitnya jumlah kapal yang melakukan kegiatan karena adanya pendangkalan di alur pelayaran. Keluaran sub model ini sudah sesuai dengan pengamatan langsung di PPSC. Rancangan pengembangan PPSC ditinjau dari kondisi dan tingkat pemanfaatan fasilitas di PPSC adalah optimalisasi pemanfaatan fasilitas yang ada termasuk dalam hal ini pengerukan terhadap alur pelayaran yang selama ini menyebabkan tidak optimalnya pemanfaatan fasilitas di PPSC.

6.2.4 Analisis Prioritas Pengembangan PPSC

PP sebagai tempat berlabuh dan bertambat kapal untuk membongkar hasil tangkapan menjadi penunjang dalam kelancaran kegiatan produksi di sektor perikanan tangkap karena menjadi penghubung antara daerah hulu dengan hilir. PP sebagai penghubung daerah produksi berfungsi untuk mengoptimalkan pemanfaatan SDI yang ada di daerah penangkapan ikan, pusat pengembangan masyarakat nelayan, memperlancar kegiatan penangkapan ikan dan pusat informasi daerah penangkapan. Peran PP terhadap daerah distribusi adalah untuk memasarkan hasil tangkapan dengan mutu yang berkualitas. Pengembangan prasarana PP atau PPI dilaksanakan secara lebih selektif dan terutama dilakukan dalam rangka pelaksanaan program pengentasan kemiskinan dan peningkatan investasi sektor swasta. Terlebih lagi diarahkan pada pengembangan PP yang sudah ada melalui peningkatan fasilitas yang tersedia dalam rangka peningkatan operasionalisasi dari PP tersebut. Keluaran sub model prioritas pengembangan PPSC menunjukkan bahwa prioritas utama pengembangan PPSC adalah perbaikan pengerukan alur masuk pelabuhan dengan nilai bobot sebesar 0.49390 Tabel 50. Keluaran sub model ini sangat logis, karena dengan perbaikan dan pengerukan alur masuk pelabuhan diharapkan kegiatan di PPSC mengalami trend positif.

6.2.5 Analisis Biaya dan Manfaat Pengembangan PPSC

Berdasarkan analisis biaya dan manfaat pengembangan PPSC yang mengacu kepada kriteria kelayakan ekonomi, yaitu NPV, EIRR dan BC ratio 181 Tabel 51 menunjukkan bahwa pengembangan PPSC layak dilakukan. Manfaat dari pengembangan PPSC dapat dibedakan sebagai berikut: - Manfaat langsung direct benefit; merupakan hasil return yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, dalam hal ini dari penawaran atau penjualan output berupa barang dan jasa yang dihasilkan nilai jual dari bahan bakar, es, air, biaya tambat kapal, jasa fasilitas perbengkelan dan lain- lain. - Manfaat tidak langsung indirect benefit; merupakan benefit yang dirasakan atau diterima oleh kegiatan atau sektor lain yang erat hubungannya dengan adanya proyek. Hal ini biasa disebut external benefit atau juga externallities atau manfaat sosial social benefit. Manfaat tidak langsung dari pengembangan PPSC antara lain adalah : ƒ Penurunan biaya operasional kapal karena harga, antara lain bahan bakar, es dan air akan menjadi relatif lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya. ƒ Penambahan waktu penangkapan, sebagai akibat kemudahan yang diperoleh untuk mendapatkan keperluan operasional dan waktu bongkar yang menjadi relatif singkat. ƒ Peningkatan kualitas ikan. ƒ Peningkatan danatau kestabilan harga yang diterima nelayan. ƒ Peningkatan produksi ikan yang diharapkan sebagai akibat hal-hal tersebut di atas dan bertambahnya jumlah kapal penangkap. Berdasarkan perhitungan manfaat tidak langsung menunjukkan hasil yang cukup besar, hasil tersebut akan menjadi pertimbangan penting dalam pengembangan suatu PP. Pengembangan suatu PP tidak harus menghitung untung rugi, namun harus juga memperhitungkan kebutuhan jangka panjang dan manfaat tidak langsung lainnya.

6.2.6 Analisis Kelembagaan Pengembangan PPSC

Keluaran sub model analisis kelembagaan ditunjukkan pada Tabel 52 dan Gambar 74-89. Penetapan elemen yang mengacu pada rumusan Saxena diacu dalam Eriyatno 2003 dan Marimin 2004 meliputi 9 elemen, yaitu pelaku atau lembaga yang terlibat dalam pengembangan, kebutuhan dari program, kendala, tolok ukur untuk menilai pencapaian tujuan dan aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan rasional dan kemudahan operasional dalam pengelolaan kelembagaan yang terkait dengan pengembangan PPSC terutama pelaku usaha atau investor dan pemerintah

Dokumen yang terkait

Rekayasa model pengembangan pelabuhan perikanan samudera Cilacap

1 64 307

Potensi Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap untuk Pengembangan Industri Pengolahan Ikan

0 8 173

Rancang Bangun Sistem Informasi Pelabuhan Perikanan (Studi Kasus Di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap)

3 21 115

Rancang Bangun Sistem Informasi Pelabuhan Perikanan (Studi Kasus Di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap)

0 5 94

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP (Development Plan Of Cilacap Ocean Fishery Port) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP (Development Plan Of Cilacap Ocean Fishery Port) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 19

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP (Development Plan Of Cilacap Ocean Fishery Port) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 7

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP (Development Plan Of Cilacap Ocean Fishery Port) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 40

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP (Development Plan Of Cilacap Ocean Fishery Port) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 7

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP (Development Plan Of Cilacap Ocean Fishery Port) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 41