Analisis Biaya dan Manfaat Pengembangan PPSC

181 Tabel 51 menunjukkan bahwa pengembangan PPSC layak dilakukan. Manfaat dari pengembangan PPSC dapat dibedakan sebagai berikut: - Manfaat langsung direct benefit; merupakan hasil return yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, dalam hal ini dari penawaran atau penjualan output berupa barang dan jasa yang dihasilkan nilai jual dari bahan bakar, es, air, biaya tambat kapal, jasa fasilitas perbengkelan dan lain- lain. - Manfaat tidak langsung indirect benefit; merupakan benefit yang dirasakan atau diterima oleh kegiatan atau sektor lain yang erat hubungannya dengan adanya proyek. Hal ini biasa disebut external benefit atau juga externallities atau manfaat sosial social benefit. Manfaat tidak langsung dari pengembangan PPSC antara lain adalah : ƒ Penurunan biaya operasional kapal karena harga, antara lain bahan bakar, es dan air akan menjadi relatif lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya. ƒ Penambahan waktu penangkapan, sebagai akibat kemudahan yang diperoleh untuk mendapatkan keperluan operasional dan waktu bongkar yang menjadi relatif singkat. ƒ Peningkatan kualitas ikan. ƒ Peningkatan danatau kestabilan harga yang diterima nelayan. ƒ Peningkatan produksi ikan yang diharapkan sebagai akibat hal-hal tersebut di atas dan bertambahnya jumlah kapal penangkap. Berdasarkan perhitungan manfaat tidak langsung menunjukkan hasil yang cukup besar, hasil tersebut akan menjadi pertimbangan penting dalam pengembangan suatu PP. Pengembangan suatu PP tidak harus menghitung untung rugi, namun harus juga memperhitungkan kebutuhan jangka panjang dan manfaat tidak langsung lainnya.

6.2.6 Analisis Kelembagaan Pengembangan PPSC

Keluaran sub model analisis kelembagaan ditunjukkan pada Tabel 52 dan Gambar 74-89. Penetapan elemen yang mengacu pada rumusan Saxena diacu dalam Eriyatno 2003 dan Marimin 2004 meliputi 9 elemen, yaitu pelaku atau lembaga yang terlibat dalam pengembangan, kebutuhan dari program, kendala, tolok ukur untuk menilai pencapaian tujuan dan aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan rasional dan kemudahan operasional dalam pengelolaan kelembagaan yang terkait dengan pengembangan PPSC terutama pelaku usaha atau investor dan pemerintah 182 daerah dalam proses pengambilan keputusan berusaha dan pengembangan wilayah. Untuk pengembangan PPSC maka dalam setiap aktivitas manajemen mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan kegiatan lainnya harus melibatkan stakeholders terutama para nelayan, pengusaha perikanan bakul, pengolah dan pedagang, kelembagaan daerah, instansi terkait, maupun pengelola PPSC. Mereka dapat dihimpun dalam suatu forum yang secara reguler memberikan saran pertimbangan kepada pemerintah maupun pengelola PPSC. Pengembangan PP harus semakin diarahkan kepada peningkatan pelayanan di PP, dengan tujuan agar produksi maupun jasa yang dihasilkan berkualitas. Sesuai pasal 41 UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan bahwa penyelengaraan dan pembinaan PP merupakan kewajiban pemerintah Dirjen PSDKP 2005. Peranan pemerintah baik pusat dan daerah sangat penting dalam hal dukungan dana pengembangan suatu PP. Sebagaimana telah disebutkan bahwa modal investasi yang digunakan dalam pembangunan PPSC berasal dari sumber dana proyek yang disediakan oleh PT. Pertamina. Dana keseluruhan yang digunakan dalam pembangunan PPSC disediakan Pertamina pada tahun 1990-1993 sebesar Rp. 46 635 057.00, sehingga pengembangan PPSC ke depan masih sangat tergantung dari mana sumber dana pengembangan tersebut dan berapa biaya yang dibutuhkan dalam pengembangan.

6.2.7 Analisis Strategi Pengembangan PPSC

Keluaran dari sub model strategi pengembangan dirancang dengan menggunakan pendekatan SWOT strength, weaknesses, opportunity, threats. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strength dan peluang opportunity namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman threats. Strategi yang dijalankan untuk pencapaian pengembangan PPSC adalah memperkuat peran PPSC yang ada, diikuti dengan optimalisasi usaha penangkapan, meliputi: 1 optimalisasi pemanfaatan potensi SDI sekaligus pengamanan wilayah perairan Indonesia; 2 menyediakan fasilitas yang memenuhi standar internasional; 3 pemeliharaan dan perbaikan fasilitas operasional PP; 4 peningkatan kapasitas kelembagaan; dan 5 pengawasan dan penegakan hukum.

6.3. Validasi Rekayasa Model Pengembangan

Hasil penelitian sebagaimana disebutkan pada bagian hasil penelitian telah memenuhi tujuan penelitian yaitu menyusun suatu model rekayasa

Dokumen yang terkait

Rekayasa model pengembangan pelabuhan perikanan samudera Cilacap

1 64 307

Potensi Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap untuk Pengembangan Industri Pengolahan Ikan

0 8 173

Rancang Bangun Sistem Informasi Pelabuhan Perikanan (Studi Kasus Di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap)

3 21 115

Rancang Bangun Sistem Informasi Pelabuhan Perikanan (Studi Kasus Di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap)

0 5 94

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP (Development Plan Of Cilacap Ocean Fishery Port) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP (Development Plan Of Cilacap Ocean Fishery Port) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 19

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP (Development Plan Of Cilacap Ocean Fishery Port) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 7

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP (Development Plan Of Cilacap Ocean Fishery Port) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 40

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP (Development Plan Of Cilacap Ocean Fishery Port) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 7

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP (Development Plan Of Cilacap Ocean Fishery Port) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 41