182
daerah dalam proses pengambilan keputusan berusaha dan pengembangan wilayah.
Untuk pengembangan PPSC maka dalam setiap aktivitas manajemen mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan kegiatan lainnya
harus melibatkan stakeholders terutama para nelayan, pengusaha perikanan bakul, pengolah dan pedagang, kelembagaan daerah, instansi terkait, maupun
pengelola PPSC. Mereka dapat dihimpun dalam suatu forum yang secara reguler memberikan saran pertimbangan kepada pemerintah maupun pengelola PPSC.
Pengembangan PP harus semakin diarahkan kepada peningkatan pelayanan di PP, dengan tujuan agar produksi maupun jasa yang dihasilkan berkualitas.
Sesuai pasal 41 UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan bahwa penyelengaraan dan pembinaan PP merupakan kewajiban pemerintah Dirjen
PSDKP 2005. Peranan pemerintah baik pusat dan daerah sangat penting dalam hal dukungan dana pengembangan suatu PP. Sebagaimana telah disebutkan
bahwa modal investasi yang digunakan dalam pembangunan PPSC berasal dari sumber dana proyek yang disediakan oleh PT. Pertamina. Dana keseluruhan
yang digunakan dalam pembangunan PPSC disediakan Pertamina pada tahun 1990-1993 sebesar
Rp. 46 635 057.00, sehingga pengembangan PPSC ke depan masih sangat tergantung dari mana sumber dana pengembangan tersebut
dan berapa biaya yang dibutuhkan dalam pengembangan.
6.2.7 Analisis Strategi Pengembangan PPSC
Keluaran dari sub model strategi pengembangan dirancang dengan menggunakan pendekatan SWOT strength, weaknesses, opportunity, threats.
Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strength dan peluang opportunity namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman threats. Strategi yang dijalankan untuk pencapaian pengembangan PPSC adalah
memperkuat peran PPSC yang ada, diikuti dengan optimalisasi usaha penangkapan, meliputi: 1 optimalisasi pemanfaatan potensi SDI sekaligus
pengamanan wilayah perairan Indonesia; 2 menyediakan fasilitas yang memenuhi standar internasional; 3 pemeliharaan dan perbaikan fasilitas
operasional PP; 4 peningkatan kapasitas kelembagaan; dan 5 pengawasan dan penegakan hukum.
6.3. Validasi Rekayasa Model Pengembangan
Hasil penelitian sebagaimana disebutkan pada bagian hasil penelitian telah memenuhi tujuan penelitian yaitu menyusun suatu model rekayasa
183
pengembangan PPSC yang terintegrasi integrated of fishing port development system berkualitas dari segi produk well-developed system dan proses
pengembangan sistem well-managed system, serta relevan terhadap kegiatan pengembangan, operasionalisasi pelabuhan dan fungsi-fungsi PPSC. Sehingga
hipotesis penelitian terbukti diterima bahwa model pengembangan PPSC yang dihasilkan dari rekayasa analisis sistem terhadap faktor-faktor peubahnya dapat
dijadikan sebagai model pengembangan PP. Pembuktian hipotesis berdasarkan verifikasi dan validasi yang telah dilakukan.
Sebagaimana telah disebutkan di bagian hasil penelitian pada sub bab validasi rekayasa model pengembangan, begitu pula disebutkan oleh Eriyatno
2003 bahwa validasi model adalah usaha menyimpulkan apakah model sistem tersebut merupakan perwakilan yang sah dan realitas yang dikaji di mana dapat
dihasilkan kesimpulan yang meyakinkan. Validasi adalah suatu proses iterative yang berupa pengujian berturut-turut sebagai proses penyempurnaan model
komputer. Validasi rekayasa model pengembangan PPSC dilakukan baik melalui
ground truth langsung ke lapangan, wawancara dengan stakeholders maupun melalui konsultasi pakar. Pengujian-pengujian ini menghasilkan kesimpulan
tentang kelebihan dan kekurangan model ini hubungannya dengan tujuan penelitian menyusun suatu model rekayasa pengembangan PPSC melalui
kegiatan-kegiatan analisis potensi SDI terkait dengan pengembangan PPSC, estimasi prakiraan pengembangan produksi ikan, jumlah kapal, dan nelayan,
serta proyeksi kebutuhan pelayanan di PPSC, analisis tingkat pemanfaatan fasilitas PPSC, analisis biaya dan manfaat pengembangan PPSC, analisis
prioritas pengembangan fasilitas di PPSC, analisis kelembagaan dalam pengembangan PPSC, analisis strategi dalam pengembangan PPSC, dan
rancangan pengembangan PPSC. Kelebihan dan kekurangan model yang merupakan hasil dari validasi telah diulas pada bagian hasil penelitian pada sub
bab validasi rekayasa model pengembangan. Validasi model pengembangan PPSC sudah sesuai dengan langkah-
langkah yang telah dikembangan oleh Eriyatno 2003 bahwa apabila model mempernyatakan sistem yang sedang berjalan existing system maka dipakai uji
statistik untuk mengetahui kemampuan model di dalam mereproduksi perilaku terdahulu dari sistem. Uji statistik ini dapat memakai perhitungan koefisien
determinasi, pembuktian hipotesis melalui analisis sidik ragam dan sebagainya.