a.  Teori Konstruktivisme Piaget
Piaget  menegaskan  bahwa  pengetahuan  tersebut  dibangun  dalam  pikiran anak  melalui  asimilasi  dan  akomodasi.  Asimilasi  adalah  penyerapan  informasi
baru  dalam  pikiran.  Sedangkan  akomodasi  adalah  menyusun  kembali  struktur pikiran  karena  adanya  informasi  baru,  sehingga  informasi  tersebut  mempunyai
tempat.  Lebih  jauh  Piaget  mengemukakan  bahwa  pengetahuan  tidak  diperoleh secara  pasif  oleh  seseorang,  melainkan  melalui  tindakan.  Bahkan,  perkembangan
kognitif  anak  bergantung  pada  seberapa  jauh  mereka  aktif  memanipulasi  dan berinteraksi  dengan  lingkungannya.  Piaget  mengungkapkan  tahap  perkembangan
kognitif  anak  dapat  dipahami,  bahwa  pada  tahap  tertentu  cara  maupun kemampuan  anak  mengkonstruksi  ilmu  berbeda-beda  tergantung  kematangan
intelektual anak. Piaget mengemukakan tiga prinsip utama pembelajaran, yaitu:
a  Belajar Aktif Proses  pembelajaran  adalah  proses  aktif,  karena  pengetahuan  terbentuk  dari
dalam  subyek  belajar.  Belajar  mempertimbangkan  seoptimal  mungkin keterlibatan siswa
b  Belajar lewat interaksi sosial Dalam  belajar  perlu  diciptakan  suasana  yang  memungkinkan  terjadinya
interaksi di antara subyek belajar c  Belajar lewat pengalaman sendiri
Perkembangan  kognitif  anak  akan  lebih  berarti  apabila  didasarkan  pada pengalaman nyata dari pada bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi.
b.  Teori Belajar Bruner
Bruner  mengungkapkan  belajar  merupakan  suatu  proses  aktif  yang memungkinkan  manusia  untuk  menemukan  hal-hal  baru  di  luar  informasi  yang
diberikan  kepada  dirinya.  Jika  seseorang  mempelajari  sesuatu  pengetahuan, pengetahuan  itu  perlu dipelajari  dalam  tahap-tahap  tertentu  agar  pengetahuan  itu
dapat diinternalisasi dalam pikiran struktur kognitif orang tersebut.
2.2 Keefektifan Pembelajaran
Pembelajaran  adalah  upaya  menciptakan  iklim  dan  pelayanan  terhadap kemampuan,  potensi,  minat,  bakat,  dan  kebutuhan  siswa  yang  beragam  agar
terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa Suyitno,  2004:1.  Pembelajaran  adalah  seperangkat  siswa,  kurikulum,  guru,
metodologi,  sarana  prasarana,  dan  lingkungan  peristiwa  yang  mempengaruhi siswa  sedemikian  rupa  sehingga  siswa  itu  memperoleh  kemudahan  dalam
berinteraksi berikutnya dengan lingkungan Sugandi, 2007:9. Starawaji  2009  mengungkapkan  keefektifan  adalah  pengaruh  yang
ditimbulkan  oleh  adanya  suatu  kegiatan  tertentu  untuk  mengetahui  sejauh  mana tingkat  keberhasilan  yang  dicapai  dalam  setiap  tindakan  yang  dilakukan.  Jadi
keefektifan  pembelajaran  adalah  pencapaian  sesuatu  sesuai  sasaran  atau  tujuan yang telah ditetapkan karena adanya kegiatan pembelajaran.
Sinambela  2008:74  menyatakan  pembelajaran  dikatakan  efektif  apabila siswa  secara  aktif  dilibatkan  dalam  pengorganisasian  dan  penemuan  informasi
pengetahuan  serta  keterkaitan  informasi  yang  diberikan.  Siswa  tidak  hanya secara pasif menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru. Hasil pembelajaran
tidak  hanya  meningkatkan  pemahaman  dan  daya  serap  siswa  saja  tetapi  juga meningkatkan  kemampuan  berpikir  siswa.  Semakin  aktif  siswa  dalam
pembelajaran,  maka  ketercapaian  ketuntasan  pembelajaran  semakin  besar, sehingga
semakin efektiflah
pembelajaran. Suryosubroto
2009:196 mengungkapkan  suatu  model  pembelajaran  dikatakan  efektif  dan  efisien  apabila
model  tersebut  dapat  mencapai  tujuan  dengan  waktu  yang  lebih  singkat  dari model  pembelajaran  yang  lain,  kriteria  lain  dari  keefektifan  suatu  model
pembelajaran adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran  dikatakan  efektif  apabila  mencapai  tujuan  yang  diinginkan,
baik dari segi tujuan pembelajaran dan prestasi siswa yang optimal. Indikator dari keefektifan  pembelajaran  yaitu,  1  siswa  mampu  mencapai  ketuntasan  belajar
yang  telah  ditentukan,  2  keefektifan  aktivitas  siswa  tercapai,  3  respon  positif siswa  terhadap  pembelajaran,  dan  4  keefektifan  kemampuan  guru  mengelola
pembelajaran. Mengacu  indikator  keefektifan  pembelajaran,  pembelajaran  dalam
penelitian ini dikatakan berhasil atau efektif dilihat dari dua segi yaitu segi proses pembelajaran  dan  segi  hasil  belajar  aspek  kognitif  siswa,  adapun  penjelasanya
sebagai berikut: a.  Segi proses pembelajaran
Pembelajaran  dikatakan  berhasil  dan  berkualitas  apabila  seluruhnya  atau setidak-tidaknya  sebagian  besar  75  siswa  terlibat  secara  aktif,  baik  fisik,
mental,  maupun  sosial  dalam  proses  pembelajaran  di  samping  menunjukkan kegairahan  belajar  yang  tinggi,  semangat  belajar  yang  besar  dan  rasa  percaya
diri Mulyasa 2004:101. Pembelajaran dikatakan berhasil atau efektif dari segi proses  pembelajaran  dalam  penelitian  ini    dilihat  dari  aktivitas  siswa  dan
respon positif siswa. Besarnya prosentase kumulatif aktivitas siswa dan respon positif  siswa  sekurang-kurangnya
7  Memilih  keberanian dalam menghadapi siswanya  dan masalah-masalah  yang timbul sewaktu proses belajar mengajar berlangsung
8  Mampu menciptakan situasi yang demokratis di sekolah 9  Guru memberikan masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berpikir
10  Menghubungkan  mata  pelajaran  di  sekolah  dengan  kebutuhan  nyata  di masyarakat
11  Memberikan  kebebasan  kepada  siswa  untuk  dapat  menyelidiki,  mengamati sendiri dan mencari pemecahan masalah sendiri
12  Menyusun  perencanaan  pengajaran  remedial  dan  diberikan  kepada  siswa yang memerlukan
2.3 Pembelajaran KTSP