Uji Validitas Analisis Uji Coba Instrumen

maka diperlukan instrumen yang baik, sehingga perlu diujicobakan terlebih dahulu pada salah satu kelas di luar sampel penelitian tetapi masih dalam anggota populasi. Setelah instrumen diujicobakan, kemudian instrumen dianalisis untuk mendapatkan perangkat tes yang baik. Perangkat tes yang baik adalah yang valid, reliabel, mempunyai tingkat kesukaran dan daya pembeda yang baik. Setelah dianalisis dalam hal validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal, kemudian memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang dilakukan. Kemudian pelaksanaan perangkat tes yang sudah teruji pemberian pre-test dan post-test.

3.6.4 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian diawali dengan pemberian pre-test terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah pemberian pre-test dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran problem solving berbantuan CD interaktif sedangkan pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran ekspositori. Proses pembelajaran materi pokok bahasan jurnal penyesuaian membutuhkan alokasi waktu 10 jam pelajaran untuk lima kali pertemuan.

3.7 Analisis Uji Coba Instrumen

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Arikunto, 2006:144. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Sebuah tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Untuk mengetahui validitas soal digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan: = koefisien korelasi tiap butir soal N = banyaknya peserta didik = skor butir soal = skor total ∑ = jumlah skor tiap butir soal ∑ = jumlah skor total, ∑ = jumlah kuadrat skor tiap butir soal, ∑ = jumlah kuadrat skor total, ∑ = jumlah perkalian skor tiap butir soal dan skor total. Hasil perhitungan yang diperoleh dikonsultasikan dengan product moment dengan signifikansi 5. Jika maka butir soal pada instrumen tes tersebut dikatakan valid, begitu juga sebaliknya jika maka butir soal yang digunakan tersebut tidak valid dan tidak layak digunakan untuk pengambilan data Arikunto, 2009:72. Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa dari 40 soal yang diujicobakan terdapat 30 soal yang valid, hal ini dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba Aspek yang Diukur Nomor Item Soal yang Valid Jumlah Item Soal yang Valid Nomor Item Soal yang Tidak Valid Jumlah Item Soal yang Tidak Valid Pengetahuan C1 1, 2, 4, 6 4 item 3 1 item Pemahaman C2 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13 7 item 10 1 item Penerapan C3 14, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 31, 34, 35,36, 38, 40 14 item 17, 24, 26, 30, 33, 37 6 item Analisis C4 20, 25, 28, 29, 39 5 item 27, 32 2 item Sumber: Data Penelitian yang diolah Tabel 3.5 menunjukkan bahwa dari 40 item soal yang diuji cobakan, sebanyak 30 item soal dinyatakan valid dan 10 item soal tidak valid. Item soal yang valid digunakan sebagai soal pre-test dan post-test, sedangkan soal yang tidak valid tidak dipakai atau dibuang. Soal yang tidak valid tidak bisa untuk mengukur kemampuan siswa sehingga harus diperbaiki atau dibuang, dan dari 30 soal yang valid sudah mampu mengukur aspek-aspek yang mau diukur dalam penelitian, sehingga cukup menggunakan soal yang valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING ( CPS ) BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK

4 17 221

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI POKOK GEOMETRI KELAS X

1 7 313

Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus

7 52 169

Pengaruh Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Solving Berbantuan Media CD Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 11 Semarang

0 34 259

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN KUB

0 0 17

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF DAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN (Studi Kasus Mata Pelajaran Ekonomi pada Kelas XI IPS SMA Negeri 2

0 0 1

(ABSTRAK.pdf)Komparasi Hasil Belajar Penerapan Model Pembelajaran Outdoor Activity dan Problem Solving Pada Siswa SMP Kelas VIII Pokok Bahasan Cahaya.

0 0 1

(ABSTRAK.pdf)Keefektifan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Berbantuan Media CD Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik SMA Negeri Ajibarang Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 1

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Teorema Pythagoras dengan Menggunakan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBANTUAN MEDIA COMPACT DISC(CD) INTERAKTIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPATKELAS VII (Studi Eksperimen di Kelas VII SMPN 1 Ciwaringin) - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 20