Desain Penelitian METODE PENELITIAN

Likert. Skala Likert meminta kepada individu untuk suatu pertanyaan dengan jawaban sangat setuju SS, setuju S, tak bisa memutuskan N, tidak setuju T, dan sangat tidak setuju ST. masing –masing jawaban dinyatakan dengan angka SS = 5, S=4, N=3, T=2, dan ST=1 bagi suatu pernyataan yang mendukung sikap positif dan nilai-nilai sebaliknya yaitu SS=1, S=2, N=3, T=4, ST=5 bagi pernyataan yang mendukung sikap negatif Russeffendi, 1994. Hasil tes tersebut digunakan sebagai data akhir untuk membandingkan tingkat didposisi matematik siswa akibat dari perlakuan yang berbeda yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian dapat diketahui tingkat disposisi matematik siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Problem Posing, model pembelajaran Problem Based Learning dan dengan model pembelajaran Discovery Learning.

3.6 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen eksperimen research. Bentuk desain penelitian ini adalalah bentuk true exsperimental penelitian yang betul –betul. Dalam design ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitasnya tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah sampel yang digunakan dalam penelitian, baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu Sugiyono, 2010. Peneliti memilih true experiment dengan bentuk posttest only contol design. Dalam desain posttest only design, terdapat tiga kelompok yang mana dua kelompok pertama diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok ketiga yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol Sugiyono, 2013. Penelitian diawali dengan menentukan populasi dan memilih sampel dari populasi yang ada. Kegiatan penelitian dilakukan dengan memberi perlakuan pada kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Problem Posing dan satu kelas menggunakan model Problem Based Learning. Setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes dengan materi serta tes yang sama serta kuesioner atau angket disposisi matematik siswa untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematik siswa. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti pada saat penelitian adalah sebagai berikut. 1 Menentukan sampel penelitian dengan memilih secara acak kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Diperoleh tiga kelas sampel yaitu dua kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Problem Posing dan model pembelajaran Problem Based Learning serta satu kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. 2 Menentukan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Problem Posing, model pembelajaran Problem Based Learning serta model pembelajaran Discovery Learning yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Membuat instrumen penelitian meliputi menyusun kisi-kisi tes serta kisi-kisi kuesioner atau angket disposisi matematik. 3 Melakukan validasi instrumen dengan ahli yaitu satu dosen jurusan matematika Unnes dan satu guru matematika. 4 Melaksanakan uji coba instrumen penelitian yang telah dibuat pada kelas uji coba. 5 Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba kemampuan pemecahan masalah untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda soal, dan reliabilitas butir. 6 Menganalisis data hasil instrumen kemampuan pemecahan masalah untuk mengetahui reliabilitas butir. 7 Menetapkan instrumen penelitian yang akan digunakan. 8 Melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Problem Posing, model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran Discovery Learning. 9 Melaksanakan tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 10 Mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian pada sampel. 11 Menganalisis atau mengolah data yang telah dikumpulkan dengan metode yang telah ditentukan. 12 Menyusun dan melaporkan hasil penelitian. Skema penelitian: Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian

3.7 Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

3 29 61

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERNUANSAETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

0 13 308

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTU FUN MATH BOOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII

0 21 306

DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASITERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Problem Based Learning dan Problem Posing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X Se

0 2 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning (PBL) Melalui Pendekatan Scientific Pada Pokok Bahasan Bangu

0 1 11

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENDEKATAN PROBLEM POSING DAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMA KELAS X.

0 4 500

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN CONTOH TERAPAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATHEMATICS WORD PROBLEM SISWA SMP.

0 5 354

Keefektifan Problem-Based Learning Dan Problem Posing Dalam Pembelajaran Matematika.

0 0 8

Perbandingan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik antara yang menggunakan model problem based learning (PBL) dengan problem solving

0 0 8

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK

0 1 15