3.8.1.2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas
instrumen dianalisis dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach Arikunto, 2012: 122 digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen
yang skornya bukan 0 dan 1, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
∑
dimana
N N
X X
t
2 2
2
Keterangan : r
11
: Reliabilitas instrumen yang dicari n
: Banyaknya butir soal N
: Jumlah siswa X
: Skor tiap butir soal i
: Nomor butir soal
2 i
: Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal
2 t
: Varians total Tabel 3.1
Tabel Kriteria Reliabilitas. Reliabilitas
Keterangan Sangat tinggi
Tinggi Cukup
Rendah Sangat rendah
Berdasarkan hasil uji coba soal tes yang telah dilaksanakan, diperoleh . Berdasarkan tabel 3.1 dapat disimpulkan bahwa reliabilitas soal
tinggi. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15 dan 20.
3.8.1.3 Daya Pembeda
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang
kurang pandai berkemampuan rendah. Dalam hal ini tidak ada peserta didik yang bodoh Arikunto, 2012: 226.
Daya beda ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Pada pengujian daya beda soal, terdapat tanda negatif. Tanda negatif pada daya beda berarti soal tersebut
tidak dapat membedakan peserta didik yang pandai dan peserta didik yang kurang pandai. Atau dengan kata lain, anak yang kurang pandai bisa mengerjakan tetapi
anak yang pandai justru tidak bisa mengerjakan Arikunto, 2012: 226. Bagi suatu soal yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta didik pandai
maupun peserta didik bodoh, maka soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya beda. Demikian pula jika semua peserta didik baik pandai maupun kurang
pandai tidak dapat menjawab dengan benar, maka soal tersebut tidak baik juga karena tidak mempunyai daya beda. Soal yang baik adalah soal yang dapat
dijawab dengan benar oleh peserta didik yang pandai saja Arikunto, 2012: 226. Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu
kelompok pandai atau kelompok atas upper group dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah lower group. Untuk ini perlu dibedakan antara kelompok
kecil kurang dari 100 dan kelompok besar lebih dari 100. Untuk kelompok
kecil seluruh testee dibagi dua sama besar, 50 kelompok atas dan 50 kelompok bawah. Sedangkan untuk kelompok besar 27 teratas sebagai
kelompok atas dan 27 skor terbawah sebagai kelompok bawah Arikunto, 2012.
Jika seluruh kelompok atas dapat menjawab soal tersebut dengan benar, sedang seluruh kelompok bawah menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai
daya beda paling besar yaitu 1,00. Sebaliknya jika semua kelompok atas menjawab salah, tetapi semua kelompok bawah menjawab benar, maka daya
bedanya -1,00. Tetapi jika peserta didik kelompok atas dan peserta didik kelompok bawah sama-sama menjawab benar atau sama-sama salah, maka soal
tersebut mempunyai daya beda 0,00 atau dengan kata lain tidak mempunyai daya beda sama sekali. Rumus untuk menghitung daya pembeda soal uraian adalah
sebagai berikut Arifin, 2012: 146.
Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto 2012: 232 Tabel 3.2
Tabel klasifikasi Daya Pembeda D
Keterangan 0.00-0,20
Jelek 0,21-0,40
Cukup 0,41-0,70
Baik 0,71-1,00
Baik Sekali
Nilai-nilai D yang dianjurkan oleh penulis-penulis soal adalah antara 0,30 sampai 0,70 namun harus diingat bahwa soal-soal itu tidak berarti mempunyai
daya pembeda yang tinggi Arikunto, 2012: 233. Berdasarkan hasil uji coba soal tes sebanyak 3 butir soal uraian. Semua
soal memiliki daya pembeda cukup. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15 dan 22.
3.8.1.4 Taraf Kesukaran