17
1. Pemilihan Buah Nanas untuk Bahan Baku Keripik
Tahap I dilakukan untuk mengetahui kadar gula, kadar air, dan total asam tertitrasi dari 5 jenis nanas yang berasal dari Palangka Raya, yaitu nanas paon
kebun, nanas paon pasar, nanas madu, nanas paon kecil, dan nanas tamban. kadar gula, kadar air, dan total asam tertitrasi dari kelima nanas tersebut dibandingkan
dengan kadar gula, kadar air, dan total asam tertitrasi dari buah-buahan yang dapat diolah menjadi keripik sehingga akan didapat jenis nanas dan proses
pengolahan yang tepat.
2. Pembuatan Keripik Nanas modifikasi dari Nuraini, 2003
Secara garis besar, pembuatan keripik nanas meliputi pengupasan, pembuangan “mata” nanas, pencucian, pemotongan buah nanas, dan
penggorengan pada tekanan hampa. Diagram alir pembuatan keripik nanas dapat dilihat pada Gambar 2.
Buah nanas
Pengupasan
Pembuangan ”mata” nanas
Pencucian
Pemotongan buah nanas
Penggorengan pada tekanan hampa 70 cmHg 90 C, 50’
Keripik nanas
Gambar 2. Diagram alir pembuatan keripik nanas
18
3. Pendekatan Aspek Konsumen
a. Wawancara
Wawancara dilakukan secara lisan atau tertulis kepada pihak terkait untuk memperoleh keterangan tentang rencana pemerintah terhadap
pengembangan buah nanas di Palangka Raya dan daya beli masyarakat di Palangka Raya.
b. Pembuatan dan pengujian kuesioner
Pembuatan kuesioner berisi informasi umum responden dan informasi tentang produk. Pengujian yang dilakukan terhadap kuesioner yaitu pre
tes t, reliabilitas dan validitas. Pengujian kuesioner dilakukan terhadap 30
responden. Validitas kuesioner dihitung dengan menggunakan korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total. Indeks korelasi yang
diperoleh r dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi nilai ”r”. Nilai korelasi dihitung dengan menggunakan rumus product moment
sebagai berikut: r = N
Σ XY – ΣX ΣY √N Σ X
2 –
Σ X
2
N ΣY
2
-
–
Σ X
2
Dimana: X = skor pada soal yang ingin diukur
Y = skor dari masing – masing soal
N = jumlah pengamatan
r = indeks validitas
c. Pemilihan tempat dan penentuan responden
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah panelis tidak terlatih untrained panels yang pernah mengkonsumsi keripik. Responden
dipilih dengan metode purposive. Teknik ini merupakan bentuk non- probability sampling
dimana unit sampling sengaja dipilih dengan mempertimbangkan syarat-syarat yang telah dipertimbangkan sebelumnya
Simamora,2004. Pada penelitian ini, syarat unit sampling adalah responden harus berusia 10-39 tahun, pernah mengkonsumsi keripik dan
19 mau mengkonsumsi produk keripik. Syarat tersebut ditetapkan karena
diasumsikan responden yang pernah mengkonsumsi keripik adalah konsumen yang akan menjadi target penjualan produk keripik nanas.
Selain itu, penetapan syarat tersebut juga dimaksudkan agar kuesioner yang disebarkan diisi oleh responden yang dapat memberikan penilaian
dan lebih mengetahui atribut keripik. Lokasi yang dipilih adalah kota Bogor dan Palangka Raya. Alasan pemilihan lokasi Palangka Raya adalah
karena bahan baku berasal dari Palangka Raya sehingga kemungkinan Palangka Raya menjadi target awal pemasaran produk, sedangkan
pemilihan lokasi Bogor adalah untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian.
Berdasarkan populasi yang telah ditetapkan, maka responden dibagi ke dalam beberapa sub populasi dengan rentang usia 10 – 14 tahun, 15 – 19
tahun, dan 20 – 39 tahun. Pembagian sub populasi ini dilakukan berdasarkan pengelompokan data yang telah tersedia pada laporan jumlah
penduduk di BPS Bogor dan Palangka Raya. Pengujian terhadap sampel dilakukan di daerah Bogor dan di daerah Palangka Raya. Jumlah
responden yang diambil sebanyak 100 orang. Penentuan ini diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin Umar, 1999.
n = N
1 + Ne
2
N = ukuran populasi n = ukuran sampel
e = persen kelonggaran Diketahui proyeksi jumlah penduduk Bogor tahun 2006 adalah
2575619 orangBPS, 2004, dan jumlah penduduk Palangka Raya adalah 125204 orang BPS,2005, maka berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan rumus Slovin dan nilai “e” sebesar 10 diperoleh jumlah sampel sebesar 100 orang. Alasan dipilihnya persen kelonggaran 10
adalah karena adanya keterbatasan waktu dan biaya dalam melakukan penelitian, serta penelitian yang masih bersifat eksploratif.
20
4. Analisis penerimaan dan preferensi konsumen