Wawancara Produk Keripik Nanas Sebagai Alternatif Produk Olahan Buah Nanas (Ananas Comosus L.Merr) Di Daerah Palangka Raya, Kalimantan Tengah

36 BEP Break Even Point adalah suatu titik keseimbangan yang menggambarkan jumlah hasil penjualan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan sehingga suatu perusahaan dapat dikatakan tidak mengalami keuntungan atau kerugian Simamora, 2002. Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa jumlah keripik nanas paon kebun dan keripik nanas madu yang harus dijual untuk mencapai BEP adalah 79.2 kg dan 75 kg dalam 1 bulan. Perbedaan BEP kedua keripik nanas tersebut disebabkan oleh perbedaan rendemen dan harga bahan baku. Rendemen keripik nanas madu lebih tinggi dan harga bahan baku keripik nanas madu lebih rendah bila dibandingkan dengan keripik nanas paon kebun sehingga jumlah keripik nanas madu yang harus terjual untuk mencapai BEP lebih sedikit bila dibandingkan dengan keripik nanas paon kebun. BEP untuk keripik nanas paon kebun adalah 79.2 kg dan rendemen keripik nanas paon kebun adalah 13.11. berdasarkan perhitungan BEPrendemen diketahui bahwa untuk mencapai BEP, diperlukan bahan baku sebanyak 605 buah nanas paon kebun per bulan, sedangkan untuk nanas madu, diperlukan 478 buah nanas per bulan untuk mencapai BEP. Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nanas madu akan lebih efisien untuk dijadikan bahan baku pembuatan keripik.

E. PENDEKATAN ASPEK KONSUMEN

Pendekatan aspek konsumen dilakukan melalui pengamatan langsung dan tidak langsung. Pengamatan langsung dilakukan melalui wawancara untuk mendapatkan data primer berupa informasi mengenai produk keripik nanas dan survei konsumen untuk mengetahui preferensi dan perilaku konsumen keripik nanas. Survei konsumen dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner. Pengamatan tidak langsung dilakukan untuk mendapatkan data-data sekunder yang dapat digunakan sebagai penunjang dalam penelitian. Pengambilan data-data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Bogor, BPS Palangka Raya, Rencana Detail Tata Ruang dan Rencana Tata Ruang Wilayah kota Palangka Raya serta data dari Dinas Pertanian dan Dinas Perindustrian kota Palangka Raya.

1. Wawancara

Berdasarkan wawancara dengan pegawai sub bagian ekonomi di Bappeda Palangka Raya, diketahui bahwa nanas merupakan salah satu alternatif produk unggulan sektor pertanian tanaman pangan. Produk unggulan lainnya adalah 37 nangka, cempedak, rambutan dan pisang, namun setelah melalui beberapa penilaian, nanas masih kalah dibandingkan dengan produk unggulan lain. Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang RDTR kota Palangka Raya tahun 2002, diketahui bahwa terdapat pengembangan kawasan industri khususnya meliputi industri kecil dan menengah di Jalan Tjilik Riwut km 10. RDTR ini cukup mendukung pengembangan buah nanas mengingat di daerah Tjilik Riwut terdapat beberapa kebun nanas sumber informasi : pegawai sub bagian umum Bappeda Palangka Raya. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW kota Palangka Raya tahun 2002, diketahui bahwa titik berat pembangunan industri dalam Repelita VI diarahkan pada kegiatan memanfaatkan kekayaan alam yang ada serta pengembangan industri kecil yang dapat memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. RTRW ini cukup mendukung terhadap pengolahan buah nanas. Berdasarkan data realisasi luas tanam, luas panen, produksi,dan produktivitas tanaman pangan di kota Palangka Raya tahun 2005 Lampiran 4, luas tanam, luas panen, produksi, dan produktivitas nanas sangat tinggi bila dibandingkan dengan buah-buahan lainnya. Namun berdasarkan wawancara dengan staf Dinas Pertanian, diketahui bahwa Dinas Pertanian belum melakukan pengembangan buah nanas. Alasan belum dilakukan pengembangan buah nanas adalah karena nanas di Palangka Raya hanya dianggap sebagai tanaman sela kebun saja, bukan sebagai bahan baku industri. Menurut staf Dinas Pertanian, teknologi pengolahan buah nanas belum ada dan belum terpikirkan karena masyarakat kurang bersemangat dalam menjual nanas. Buah nanas bila sedang melimpah, banyak yang kemudian tidak terjual dan membusuk karena masyarakat umumnya membeli buah nanas dalam jumlah sedikit. Produk keripik nanas membutuhkan bahan baku buah nanas yang cukup banyak sehingga dapat mengurangi jumlah buah nanas membusuk karena tidak dimanfaatkan. Berdasarkan wawancara dengan kepala sub Industri Dinas Perindustrian kota Palangka Raya, buah nanas masih kurang dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga kondisi yang terjadi saat ini adalah bila produksi nanas sedang melimpah, harga nanas akan turun sehingga masyarakat kurang bersemangat dalam menjual nanas. Oleh karena itu, Dinas Perindustrian sedang mengembangkan industri nilam dan nanas. Pengembangan industri buah nanas ini bertujuan agar masyarakat dapat 38 memanfaatkan buah nanas sehingga buah nanas tidak hanya dimakan segar sehingga saat produksi buah nanas melimpah, buah nanas tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal. sumber informasi: Kepala Sub Bagian Industri Dinas Perindustrian kota Palangka Raya. Pelatihan–pelatihan yang telah dilakukan oleh Departemen Perindustrian kota Palangka Raya ini diantaranya pembuatan dodol nanas dan selai nanas. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa pemerintah kota Palangka Raya cukup memberi perhatian terhadap pemanfaatan buah nanas. Pengolahan buah nanas menjadi keripik nanas dapat menjadi salah satu alternatif bagi pemanfaatan buah nanas. Berdasarkan wawancara dengan kepala Sub Bagian Industri Dinas Perindustrian kota Palangka Raya ini juga diketahui bahwa jumlah unit usaha industri pangan adalah 82 unit dari 505 unit industri yang ada 16.23. Namun belum ada industri pengolahan nanas karena masyarakat masih belum memiliki informasi yang cukup mengenai penanganan pasca panen buah nanas. Menurut mantan wakil gubernur Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya memerlukan peralihan lahan sehingga tidak terjadi lagi ilegal loging dan ilegal fishing. Pemanfaatan lahan menjadi kebun nanas dapat menjadi salah satu alternatif peralihan lahan karena nanas cukup mudah ditanam. Di Palangka Raya, jumlah produksi nanas cukup besar namun masyarakat masih menjualnya dalam bentuk segar saja. Produk keripik nanas dapat menjadi produk pemanfaatan buah nanas yang cukup menarik karena merupakan produk baru yang cukup praktis. Bila produksi keripik nanas ini direalisasikan, pemasaran keripik nanas disarankan dapat menjangkau berbagai tempat baik desa melalui warung- warung maupun kota melalui swalayan. Selain itu, perlu dilakukan promosi juga agar masyarakat menyukai dan membeli produk keripik nanas Sumber informasi : mantan anggota DPR Kalimantan Tengah. Berdasarkan wawancara, secara umum dapat diketahui bahwa nanas dihasilkan dalam jumlah yang cukup banyak di Palangka Raya namun nanas tersebut hanya dijual dalam bentuk buah segar saja sehingga bila produksi buah nanas sedang melimpah, banyak yang tidak terjual dan membusuk. Hal tersebut menyebabkan masyarakat kurang bersemangat dalam menjual nanas. Selain itu, masalah lain yang timbul adalah kurangnya informasi mengenai penanganan pasca panen buah nanas. Namun pemerintah Kota Palangka Raya melalui Departemen Perindustrian cukup memberikan perhatian terhadap pemanfaatan 39 buah nanas dengan cara melakukan pelatihan pembuatan produk dodol nanas dan selai nanas. Pengolahan buah nanas menjadi keripik nanas dapat menjadi alternatif produk olahan bagi pemanfaatan buah nanas. Selain itu, produk keripik nanas membutuhkan bahan baku buah nanas yang cukup banyak sehingga dapat mengurangi jumlah buah nanas yang membusuk karena tidak dimanfaatkan. Namun untuk mensosialisasikan produk keripik nanas ini, perlu dilakukan promosi dan pemasaran produk yang baik.

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner