Latar Belakang Masalah PEMBELAAN PENASIHAT HUKUM PADA PERKARA KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN TERDAKWA LANJAR SRIYANTO ( STUDI KASUS DI LAW FIRM MUHAMMAD TAUFIQ, S.H,M.H & PARTNERS SURAKARTA )

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara hukum. Prinsip ini selanjutnya secara tegas dituangkan dalam Pasal 1 Ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 amandemen ketiga yang menegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum. Dalam negara hukum, negara mengakui dan melindungi hak asasi manusia setiap individu tanpa membedakan latar belakangnya, sehingga semua orang memiliki hak untuk diperlakukan sama di hadapan hukum equality before the law. Menurut Jimly Asshiddiqie, idealnya dalam negara hukum rechtsstaat negara mengakui dan melindungi hak asasi manusia setiap individu. Dalam suatu negara hukum semua orang harus diperlakukan sama di hadapan hukum equality before the law. Persamaan di hadapan hukum harus diimbangi juga dengan persamaan perlakuan equal treatment. Pengakuan negara terhadap hak individu ini tersirat di dalam persamaan kedudukan di hadapan hukum bagi semua orang Jimly Asshiddiqie, 2008 : 3. Hukumlah yang menjadi pedoman bagi masyarakat Indonesia bertindak dalam segala segi kehidupannya. “Sebagai negara hukum, Indonesia berusaha untuk menegakkan supremasi hukum, dimana segala persoalan harus ditangani sesuai dengan hukum yang berlaku. Demikian juga apabila terjadi pertentangan individu dalam masyarakat yang juga melanggar ketentuan dalam aturan hukum atau yang sering juga disebut dengan kejahatan. Dilihat secara sosio kriminologis kejahatan adalah suatu gejala normal dalam setiap masyarakat, bagaimanapun bentuknya masyarakat itu, dimana saja dan kapan saja” Djoko Prakoso, 1988 : 18. Salah satu pelanggaran hukum yang banyak terjadi di Indonesia adalah pelanggaran hukum lalu lintas. Banyak dari pelanggaran tersebut commit to user 2 diajukan ke muka pengadilan tetapi banyak juga yang diselesaikan secara “damai” di tempat kejadian perkara pelanggaran. Peristiwa dalam lalu lintas bukan hanya semacam pelaggaran saja, akan tetapi dapat pula terjadi tindak pidana kejahatan yang salah satunya mengakibatkan matinya nyawa orang lain entah itu karena sengaja tabrak lari atau pun tidak sengaja http:www.detiknews.comread20100111164410127605110 polisi-karanganyar-penanganan-kasus-lanjar-sesuai prosedur [20 Juni 2010 pukul 14.24]. Pidana kejahatan dalam berlalu lintas, khususnya yang tidak disengaja dialami oleh Lanjar Sriyanto. Dalam hal ini Lanjar Sriyanto mengalami kecelakaan yang mengakibatkan istrinya meninggal dunia sehingga Lanjar dianggap sebagai tersangka atas kematian istrinya. Kasus bermula saat Lanjar bersama istrinya korban Saptaningsih dan seorang anaknya Samto Warih Waluyo berboncengan menggunakan sepeda motor lalu tertabrak mobil. Istri Lanjar Sriyanto tewas dan anaknya luka- luka, sehingga polisi memperkarakan Lanjar Sriyanto dengan tuduhan berbuat lalai hingga menghilangkan nyawa orang lain, padahal Lanjar Sriyanto sendiripun juga menjadi korban. Setelah Penyidik mendapatkan bukti-bukti yang cukup, diketahui bahwa yang menjadi penyebab meninggalnya istri Lanjar Sriyanto korban Saptaningsih adalah di tabrak mobil roda empat Suzuki Panter yang melaju dari arah berlawanan, bukan dari jatuhnya korban ke aspal jalan raya. Hal tersebut di kuatkan oleh Visum Et Repertum nomor: VER 14X 2009 tanggal 16 Oktober 2009 atas nama Saptaningsih, yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. C. Kunto Aji TS, dokter pada Rumah Sakit TNI AU Lanud. Adi Soemarmo Surakarta. Lanjar Sriyanto kemudian ditetapkan sebagai Tersangka atas tewasnya istri dalam kecelakaan di jalan Colomadu-Solo, desa Gajahan, Colomadu, Karanganyar, September 2009 silam. Anehnya, Lanjar Sriyanto yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas justru ditetapkan sebagai Tersangka dan ditahan karena didakwa melanggar Pasal 359 commit to user 3 KUHP yakni berbuat lalai yang menyebabkan kematian seseorang. Sementara pengemudi mobil Suzuki Panther yang telah menabrak korban tidak ikut terseret dalam kasus hukum tersebut. Kasus Lanjar Sriyanto merupakan gambaran dari sisi masyarakat yang memiliki nilai kehidupan kelas bawah yang artinya dari segala aspek kehidupannya baik dalam aspek hukum, ekonomi, sosial dan pendidikan tidak tercukupi dengan baik. Lanjar Sriyanto saat dihadapkan ke depan persidangan, dia tidak memiliki pengatahuan apa-apa mengenai hukum dan bagaimana menghadapi hukum itu sendiri. Masyarakat yang tidak mengerti hukum seperti Lanjar Sriyanto merupakan komoditi yang sangat “empuk” bagi oknum-oknum penegak hukum yang tidak bertanggung jawab. “Pendukung Lanjar menuding peradilan kasus yang menewaskan istri Lanjar, Saptaningsih, itu sarat manipulasi. Mereka bahkan menuding para jaksa sebagai mafia peradilan” metrotvnewscom tanggal 19 Februari 2010. Kasus Lanjar Sriyanto diatas tidak sesuai dengan apa yang tercantum dalam pasal 28 D ayat 1, yang berbunyi : “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Kasus yang menimpa Lanjar Sriyanto tersebut adalah salah satu contoh dari ketidakadilan hukum di Indonesia. Peristiwa tersebut menjadikan negara Indonesia saat ini salah satu negara yang dianggap telah banyak melakukan pelanggaran hukum dan HAM pada masa era reformasi. Kasus kecelakaan lalu lintas yang menimpa Terdakwa Lanjar Sriyanto tersebut menyita banyak perhatian publik, dugaan adanya mafia peradilan yang dilakukan oleh oknum Polres Karanganyar dan Kajaksaan Karanganyar kian terekpose di media massa. Kasus unik inilah yang membuat Muhammad Taufiq, S.H, M.H selaku pemilik Law Firm Muhammad Taufiq, S.H, M.H Partners Surakarta beserta tim bersedia commit to user 4 menjadi Penasihat Hukum Terdakwa Lanjar Sriyanto secara Probono cuma-cuma www.hukumonline.com-pernyataan-pengacara-lanjar-pers- 5 Agustus 2010 pukul 17.43]. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang pembelaan hukum yang dilakukan oleh Penasihat Hukum Lanjar Sriyanto baik di dalam persidangan dan di luar persidangan beserta dasar hukum pembelaan hukum yang digunakan serta berbagai hambatan yang dihadapi oleh Penasihat Hukum Terdakwa Lanjar Sriyanto sehubungan dengan perkara pidana kliennya, dalam penelitian hukum dengan judul : ”PEMBELAAN PENASIHAT HUKUM PADA PERKARA KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN TERDAKWA LANJAR SRIYANTO STUDI KASUS DI LAW FIRM MUHAMMAD TAUFIQ, S.H, M.H PARTNERS SURAKARTA ’’.

B. Perumusan Masalah