Tinjauan Tentang Terdakwa Kerangka Teori

commit to user 36 Pasal 360 ayat 2 berbunyi: “barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka berat di hukum dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun”. Akibat yang ditimbulkan dalam Pasal ini adalah luka berat, luka yang menyebabkan jatuh sakit atau terhalang pekerjaannya sehari-hari, serta karena salahnya kurang hati-hatinya menyebabkan orang luka ringan. Pasal 492 yang berbunyi : “Barangsiapa yang sedang mabuk, baik di tempat umum merintangi jalan atau mengganggu ketertiban, baik mengancam keamanan orang lain maupun suatu perbuatan yang harus dijalankan dengan hati-hati benar supaya tidak terjadi bahaya bagi jiwa atau kesehatan orang lain dihukum kurungan paling lama enam hari”. Supaya dapat dikenakan Pasal ini harus dibuktikan bahwa Penjelasan KUHP pada Pasal 492 : a. Orang itu mabuk bukan kelihatan mabuk. Mabuk berarti kebanyakan minum minuman keras sehingga tidak dapat menguasai lagi salah satu panca inderanya atau anggota badannya. b. Ditempat umum, tidak saja di jalan umum atau jalan raya tetapi juga di tempat-tempat yang dapat dikunjungi banyak orang. c. Merintangi lalu lintas dan mengganggu ketertiban umum, Soerjono Soekanto, 2004:58.

4. Tinjauan Tentang Terdakwa

Menurut Ensikopedi Nasional Indonesia Ensikopedi Nasional Indonesia, 2004: 175 Terdakwa adalah seorang Tersangka yang dituntut, diperiksa di sidang pengadilan pidana. Segera setelah penuntutan dimulai, dalam tuntutan atau pemanggilan Terdakwa ke muka sidang, jaksa menyebut nama, nama kecil, tempat tinggal, tanggal lahir, pekerjaan dan alamat pekerjan Terdakwa. Seorang Terdakwa memiliki hak untuk diadili di sidang yang terbuka untuk umum. Apabila seorang Terdakwa melakukan beberapa tindak pidana dalam daerah hukum berbagai pengadilan negeri, tiap-tiap pengadilan negeri memiliki wewenang untuk commit to user 37 mengadili perkara pidana yang dilakukannya. Selain itu pengertian Terdakwa tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana butir 15, sebagai berikut : “Terdakwa adalah seorang Tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili di sidang pengadilan”. Dalam KUHAP pengaturan tentang hak-hak Terdakwa yang dijamin dan diatur dalam Pasal 50-68 yakni: a. Hak Tersangka untuk segera mendapat pemeriksaan oleh penyidik dan selanjutnya dapat diajukan kepada penuntut umum Pasal 50 ayat 1. b. Hak Tersangka untuk segera dimajukan perkaranya ke pengadilan oleh penuntut umum Pasal 50 ayat 2. c. Hak Tersangka untuk segera diadili oleh pengadilan Pasal 50 ayat 3. d. Hak Tersangka untuk diberitau dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti tentang apa yang disangkakan kepadanya pada waktu pemeriksaan dimulai Pasal 51 huruf a. e. Hak Terdakwa untuk diberitau dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti tentang apa yang didakwakan kepadanya Pasal 51 huruf b. f. Hak Tersangka atau Terdakwa untuk memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik atau hakim Pasal 52. g. Hak Tersangka atau Terdakwa untuk mendapat bantuan juru bahasa pada tingkat penyidikan dan pengadilan Pasal 53 ayat 1. h. Hak Tersangka atau Terdakwa untuk mendapat bantuan hukum dari penasehat hukum pada setiap tingkat pemeriksaan Pasal 54. i. Hak Tersangka atau Terdakwa untuk memilih sendiri penasehat hukumnya Pasal 55. j. Hak Tersangka atau Terdakwa untuk mendapat bantuan hukum secara Cuma-Cuma Pasal 56 ayat 2. k. Hak Tersangka atau Terdakwa yang dikenakan penahanan untuk menghubungi penasehat hukumnya Pasal 57 ayat 1. l. Hak Tersangka atau Terdakwa yang dikenakan penahanan untuk menghubungi dokter pribadinya guna kepentingan kesehatannya Pasal 58. m. Hak Tersangka atau Terdakwa untuk mendapat pemberitahuan tentang penahanan atas dirinya oleh pejabat yang berwenang pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan kepada keluarganya atau orang lain yang serumah dengan Tersangka atau Terdakwa ataupun orang lain yang bantuannya dibutuhkan oleh Tersangka atau Terdakwa untuk mendapatkan bantuan hukum atau jaminan bagi penaguhannya Pasal 59. commit to user 38 n. Hak Tersangka atau Terdakwa untuk menghubungi dan menerima kunjungan dari pihak yang mempunyai hubungan kekeluargaan atau lainnya dengan Tersangka atau Terdakwa guna mendapatkan jaminan bagi penangguhan penahanan ataupun untuk usaha mendapatkan bantuan hukum Pasal 60. o. Hak Tersangka atau Terdakwa untuk secara langsung atau dengan perantara penasehat hukumnya menghubungi dan menerima kunjungan sanak keluarganya dalam hal yang tidak ada hubungannya dengan perkara Tersangka atau Terdakwa untuk kepentingan pekerjaan atau untuk kepentingan kekeluargaan Pasal 61. p. Hak Tersangka atau Terdakwa untuk mengirim surat kepada penasehat hukumnya, dan menerima surat dari penasehat hukumnya dan sanak keluarga setiap kali yang diperlakukan olehnya, untuk keperluan itu bagi Tersangka atau Terdakwa disediakan alat tulis menulis Pasal 62 ayat 1. q. Surat menyurat antara Tersangka atau Terdakwa dengan penasehat hukumnya atau sanak keluarganya tidak diperiksa oleh penyidik, penuntut hukum, hakim atau pejabat rumah tahanan negara kecuali jika terdapat cukup alasan untuk diduga bahwa surat menyurat itu disalah gunakan Pasal 62 ayat 2. r. Dalam hal surat untuk Tersangka atau Terdakwa itu ditilik atau diperiksa oleh penyidik, penuntut hukum, hakim atau pejabat rumah tahanan negara, hal ini diberitahukan kepada Tersangka atau Terdakwa dan surat tersebut dikirim kembali kepada pengirimnya setelah dibubuhi cap yang berbunyi ”telah ditilik” Pasal 62 ayat 3. s. Hak Tersangka atau Terdakwa untuk menghubungi dan menerima kunjungan dari rohaniwan Pasal 63. t. Hak Tersangka atau Terdakwa untuk diadili di sidang pengadilan yang terbuka untuk umum Pasal 64. u. Hak Tersangka atau Terdakwa untuk mengusahakan dan mengajukan saksi atau seseorang yang memiliki keahlian khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan bagi dirinya Pasal 65. v. Hak Tersangka atau Terdakwa untuk tidak dibebani kewajiban pembuktian Pasal 66. w. Hak Tersangka untuk minta banding terhadap putusan pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilan dalam acara tepat Pasal 67. x. Hak Tersangka atau Terdakwa untuk menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi sebagaimana diatur dalam Pasal 95 dan selanjutnya Pasal 68, R. Soesilo, 2007:55-66. commit to user 39 Menurut KUHAP yang mengakui dan menempatkan Tersangka dalam posisi his entity dan dignity as a human being yang harus diberlakukan sesuai dengan nilai luhur kemanusiaan Aminah Humairoh,2010:8. Persamaan dihadapan hukum atau equality before the law adalah salah satu asas terpenting dalam hukum modern. Asas ini menjadi salah satu sendi doktrin Rule of Law yang juga menyebar pada negara-negara berkembang seperti Indonesia. Perundang-undangan Indonesia mengadopsi asas ini sejak masa kolonial lewat Burgelijke Wetboek KUHPerdata dan Wetboek van Koophandel voor Indonesie KUHDagang pada 30 April 1847 melalui Stb. 1847 No. 23. Tapi pada masa kolonial itu, asas ini tidak sepenuhnya diterapkan karena politik pluralisme hukum yang memberi ruang berbeda bagi hukum Islam dan hukum adat disamping hukum kolonial Aristo Pangaribuan, 2010: 2. Hak asasi manusia dijadikan sebagai landasan pokok yang menjiwai KUHAP Indonesia.dengan asas “equal before the law” yakni asas praduga tidak bersalah, maka hak asasi seorang Terdakwa harus dihormati dan dijunjung tinggi sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai seorang manusia. Terdakwa harus diperlakukan sebagai “subyek”, tidak boleh dipaksa untuk menerangkan suatu hal baik pada tahap pemeriksaan pendahuluan oleh pihak Kepolisian atau Penyidik maupun pada tahap prapenuntutan oleh pihak Kejaksaan atau Penuntut Umum ataupun pada tahap pemeriksaan di depan persidangan oleh Hakim. Dalam pelaksanaan penegakan hukum, HAM yang melekat pada diri manusia tidak boleh dikurangi hak-hak tersebut adalah sebagai berikut : a. Persamaan hak dan kedudukan serta kewajiban dihadapan hukum. b. Praduga tak bersalah. c. Hak mempersiapkan pembelaan secara dini. d. Penangkapan atau penahanan harus didasarkan bukti permulaan yang cukup http:bengkuluutara.wordpress.com20090512pelanggaran- commit to user 40 hak-Tersangka-Terdakwa-dan-terpidana-dalam-sistem-peradilan- pidana]24 Agustus 2010 pukul 14.22. Persamaan di hadapan hukum equality before the law dijamin dalam sistem hukum Indonesia sebagai pengakuan hak individu individual right. Apabila tidak ada persamaan di hadapan hukum maka sebenarnya hak individu itu sama sekali tidak ada. Persamaan di hadapan hukum tidak mengenal pengecualian seperti jabatan, kedudukan, latar belakang, asal-usul, immunitas, strata sosial-ekonomi, kaya-miskin, ras, etnik, warna kulit, keturunan, budaya dan lain-lain Aminah Humairoh, 2010: 15.

5. Tinjauan Tentang Teori-Teori Pemidanaan