Tinjauan Tentang Pembelaan Penasihat Hukum Dalam Hukum Acara Pidana Indonesia

commit to user 32

a. Hubungan Fiduciaries

Yang menerbitkan fiduciary duties termasuk duty of loyality dari Advokat terhadap Kliennya. b. Hubungan keagenan Dalam hal ini Penasihat Hukum dianggap sebagai agen dari Kliennya sehingga dia harus melindungi kepentingan dari prinsipalnya Kliennya. c. Hubungan Pemberian Kuasa Dalam hal ini Penasihat Hukum sebagai penerima kuasa tidak boleh bertindak merugikan kepentingan kuasa.

d. Hukum Pembuktian

Oleh Penasihat Hukum faktadata yang didapat dari Kliennya tidak boleh digunakan sebagai alat bukti di pengadilan, PERADI, 2007:68.

2. Tinjauan Tentang Pembelaan Penasihat Hukum Dalam Hukum Acara Pidana Indonesia

Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Ensiklopedi Nasional Indonesia, 2002:66, pengertian pembelaan Penasihat Hukum adalah usaha untuk membela perkara pidana yang menimpa Klien yang dilakukan oleh Penasihat Hukum, baik di dalam persidangan maupun di luar persidangan. Sedangkan teknik pembelaan adalah cara-cara atau strategi-strategi membela yang digunakan oleh Penasihat Hukum. Selanjutnya, untuk Penasihat Hukum yang akan mendampingi Terdakwa, haruslah memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang untuk memberikan bantuan hukum. Merujuk pada Pasal 1 angka 13 KUHAP, Penasihat Hukum adalah seorang yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh atau berdasar Undang-Undang untuk memberi bantuan hukum. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat, Penasihat Hukum adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini. Dari rumusan Pasal tersebut jelas bahwa jika seseorang ingin menjadi Penasihat Hukum sebagaimana dirumuskan dalam KUHAP, haruslah merupakan Penasihat Hukum. Sebagaimana yang tercantum di dalam dasar commit to user 33 hukum sebagai berikut: HIR Het Herziene Indonesisch Reglemen, Staatblad Tahun 1941 No. 44, Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana KUHAP, Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Wujud bantuan hukum bagi Terdakwa di dalam persidangan adalah pembuatan eksepsi, pledoi dan duplik. Pembelaan yang dilakukan oleh Penasihat Hukum meliputi kegiatan-kegiatan antara lain a. Memberikan konsultasi terhadap permasalahan dan kepentingan hukum Klien. b. Menyusun perjanjian dan atau mewakili Klien dalam melakukan perjanjian dengan pihak lain. c. Mendampingi Klien yang diperiksa, ditangkap atau ditahan oleh aparat penegak hukum baik atas tuduhan melakukan tindak pidana atau tidak. d. Mempersiapkan pembelaan dan dokumen hukum lain yang digunakan dalam proses peradailan. e. Mempersiapkan instrumen-instrumen hukum untuk melakukan tindakan hukun atau memenuhi prosedur hukum tertentu bagi kepentingan hukum Klien. f. Mewakili dan membela kepentingan hukum Klien di dalam maupun di luar pengadilan atau tribunal, Ropaun Rambe, 2001:96. Seorang Penasihat Hukum membela hak dan kepentingan Kliennya dalam batas-batas yang dibenarkan hukum, untuk itu ia dibayar sebagai imbalan jasanya. Namun dalam hal Terdakwa tidak mampu miskin, ada juga Advokat yang bersedia membela secara Cuma-Cuma Pasal 56 KUHAP Kuswindiarti, 2009:5. Pasal 56 KUHAP mewajibkan setiap Penasihat Hukum yang ditunjuk untuk memberikan bantuannya secara Cuma-Cuma . Prasyarat tersebut dibuat sejalan dengan prinsip keenam dari The Basic Principles on The of The Lawyers, Articles 14 3 d dari International Convenants on Civil and Political Rights, dan Articles 6 3 The European Convention, yang menyatakan bahwa negara wajib menyediakan bantuan hukum secara Cuma-Cuma terhadap Tersangka atau Terdakwa dalam suatu perkara pidana. Apabila ditemukan 2 keadaan. Pertama apabila Tersangka atau Terdakwa tidak memiliki dana yang memadai untuk membayar jasa seorang Penasihat Hukum, kedua apabila commit to user 34 demi kepentingan keadilan perlu ditunjuk seorang Penasihat Hukum Daniel S. Lev,2001:88. Menurut Soenarto Soerodibroto merujuk dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP mengatakan bahwa guna kepentingan pembelaan, Tersangka atau Terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih Penasihat Hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tatacara yang ditentukan dalam Undang- Undang ini Pasal 54 KUHAP dan untuk mendapatkan Penasihat Hukum tersebut, Tersangka atau Terdakwa berhak memilih sendiri Penasihat Hukumnya Pasal 55 KUHAP, Soenarto Soerodibroto,2003: 49. Apabila Terdakwa merasa mampu untuk melakukan pembelaan terhadap dirinya dalam setiap tingkat pemeriksaan dan dia memenuhi ketentuan Undang- Undang Advokat untuk beracara di dalam pengadilan, maka dia dapat saja mewakili dirinya sendiri. Hal ini tidak berlaku bila Terdakwa didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana lima belas tahun atau lebih. Bila hal ini terjadi, pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk Penasihat Hukum bagi mereka Pasal 56 KUHAP M. Yahya Harahap, 2002:93.

3. Tinjauan Tentang Tindak Pidana Yang Diakibatkan Oleh Pelanggaran Lalu Lintas