Bentuk Aktivitas dengan Metode TPR Total Physical Response Teori pembelajaran Metode TPR Total Physical Response Bio-Program

commit to user 25 dengan baik pelajaran yang akan diajarkan. Guru sangat disarankan untuk menulis apa saja yang diucapkan, terutama ucapan perintah. Biasanya tidak ada waktu untuk membuat secara spontan. Dalam memberikan umpan balik pada para siswa, guru diwajibkan untuk mengikuti contok pemberian umpan balik dari orang tua ke anak-anak mereka. Demikian dengan guru yang seharusnya menolerir sedikit kesalahan dalam berbicara, dia harus menghindari banyak koreksi. Dalam hal ini sangat tidak disarankan untuk mengoreksi kesalahan karena akan menghambat para siswa dalam melakukan gerakan fisik atau berbicara. Singkatnya, dalam TPR, para guru bertanggungjawab untuk memberikan perintah dan memantau gerakan fisik yang dibuat siswa. Sebaliknya, para siswa menirukan guru secara lisan maupun tertulis. Dalam proses belajar-mengajar, guru memerintahkan pada para siswa kemudian mereka melakukan gerakan fisik. Para siswa menunjukkan bahwa mereka memahami perintah dan melakukan gerakan sendiri, sedangkan guru hanya memantau gerakan siswa. Interaksi antara guru dan siswa dpat dilakukan secara lisan ataupun tertulis. Selanjutnya, para siswa akan menanggapi dengan lisan dan guru akan menanggapi secara tertulis.

3. Bentuk Aktivitas dengan Metode TPR Total Physical Response

dalam PBM Proses Belajar Mengajar Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode TPR ini banyak sekali aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa antara lain: commit to user 26 a. Latihan dengan menggunakan perintah Imperative Drill, merupakan aktivitas utama yang dilakukan guru di dalam kelas dari metode TPR. Latihan berguna untuk memperoleh gerakan fisik dan aktivitas dari siswa. b. Dialog atau percakapan conversational dialogue. c. Bermain peran Role Play, dapat dipusatkan pada aktivitas sehari-hari seperti di sekolah, restoran, pasar, dll. d. Presentasi dengan OHP atau LCD e. Aktivitas membaca Reading dan menulis Writing untuk menambah perbendaharaan kata dan juga melatih pada susunan kalimat berdasarkan tenses dan sebagainya.

4. Teori pembelajaran Metode TPR Total Physical Response

Teori pembelajaran bahasa TPR yang diterapkan pertama kali oleh Asher ini mengingatkan pada beberapa pandangan para psikolog, misalnya Arthur Jensen yang pernah mengusulkan sebuah model 7 langkah unutk mendeskripsikan perkembangan pembelajaran verbal anak. Model ini sangat mirip dengan pandangan Asher tentang penguasaan bahasa anak. Asher menyajikan 3 hipotesa pembelajaran yang berpengaruh yaitu: a. Terdapat bio-program bawaan yang spesifik untuk pembelajaran bahasa yang menggambarkan sebuah alur yang optimal untuk pengembangan bahasa pertama dan kedua. b. Lateralisasi otak menggambarkan fungsi pembelajaran yang berbeda pada otak kiri dan kanan. commit to user 27 c. Stres mempengaruhi aktivitas pembelajaran dan apa yang akan dipelajari oleh peserta didik, stress yang lebih rendah kapasitasnya maka pembelajaran menjadi lebih baik. Asher juga menjelaskan lebih lanjut tentang 3 hipotesa yang berpengaruh diatas yaitu:

1. Bio-Program

TPR merupakan metode yang sangat cocok untuk pembelajaran bahasa asing. Asher menyatakan bahwa proses pengajaran dan pembelajaran bahasa kedua harus mencerminkan proses yang natural. Untuk alasan tersebut. ada 3 proses yang penting yaitu: a. Sebelum anak-anak mengembangkan kemampuan berbicara, mereka lebih mengembangkan kemampuan mendengar. Pada fase pembelajaran bahasa yang pertama mereka pelajari, mereka mampu memahami pengucapan yang rumit, yang sangat susah untuk ditiru secara spontan. Asher menyatakan bahwa sangat memungkinkan untuk menghasilkan bahasa lisan selama periode mendengarkan. b. Kemampuan anak-anak dalam pemahaman mendengarkan dapat diperoleh karena anak-anak menaggapi secara fisik untuk bahasa lisan dalam bentuk perintah. c. Ketika dasar kemampuan mendengarkan diperkuat, maka kemampuan berbicara akan berkembang secara alami. Metode yang lain juga memgang prinsip-prinsip ini.

2. Lateralisasi Otak