- Penyebab Terjadinya Banjir Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut :
a. Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,
b. Pendangkalan sungai,
c. Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai maupun
gorong-gorong, d.
Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat, e.
Pembuatan tanggul yang kurang baik, f.
Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.
- Dampak Dari Banjir Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa :
a. Rusaknya areal pemukiman penduduk,
b. Sulitnya mendapatkan air bersih,
c. Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.
d. Rusaknya areal pertanian
e. Timbulnya penyakit-penyakit
f. Menghambat transportasi darat
- Cara Mengantisipasi Banjir
a. membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air
sehingga menyebabkan terjadinya banjir. b.
mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
c. membangun rute-rute drainase alternatif kanal-kanal sungai baru,
sistem-sistem pipa sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
d. tidak mendirikan bangunan pada wilayah area yang menjadi daerah
lokasi penyerapan air. e.
tidak menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air, sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus
menerus air tidak dapat diserap secara langsung oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah longsor.
f. membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang
sungai, tembok-tembok laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak masuk ke dalam daratan.
C. Dampak Bencana Alam
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan
dengan pernyataan: bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan. Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan
menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah
alam juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga
tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang
berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia. Bencana berarti juga terhambatnya laju pembangunan. Berbagai hasil
pembangunan ikut menjadi korban sehingga perlu adanya proses membangun ulang. Kehidupan sehari-hari juga menjadi tersendat-sendat. Siswa yang hampir
menempuh ujian terpaksa berhenti bersekolah. Kenyataan seperti ini berarti pula muncul kemungkinan kegagalan di masa mendatang. Pemenuhan kebutuhan
seharihari juga menjadi sulit padahal penggantinya juga tidak bisa diharapkan segera ada.
D. Mitigasi Bencana Alam
Bencana alam adalah peristiwa alam yang menimbulkan resiko dan bahaya terhadap kehidupan manusia. Bencana alam itu terjadi dimana-mana, dan terjadi
pada masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Kejadian bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, letusan gunungapi, longsor lahan, amblesan
tanah, badai taipon, banjir, kebakaran hutan, dan badai salju adalah bencana yang banyak melanda berbagai negara dan bangsa, dan menimbulkan banyak kerugian
baik berupa harta, benda, bahkan nyawa manusia. Sutikno, 1985. Mitigasi bencana alam ialah upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian
harta benda akibat bencana alam itu, tindakan yang perlu dilakukan meliputi tindakan sebelum, saat terjadi, dan setelah terjadinya bencana alam. Setiap
bencana memerlukan tindakan prioritas dan kebutuhan informasi yang relatif berbeda. Prioritas tindakan dan kebutuhan informasi pada waktu bencana gempa
bumi akan berbeda dengan bencana banjir dan seterusnya. Secara umum tindakan mitigasi bencana alam meliputi pengumpulan
informasi yang dibutuhkan pada waktu penanganan bencana seperti: 1 wilayah serta lokasi geografis bencana dan perkiraan populasi, 2 status jalur transportasi
dan sisem komunikasi, 3 ketersediaan air bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi dan tempat hunian, 4 jumlah korban, 5 kerusakan, kondisi pelayanan,
ketersediaan obat-obatan, peralatan medis serta tenaga di fasilitas kesehatan, 6 lokasi dan jumlah penduduk yang menjadi pengungsi dan 7 estimasi jumlah
yang meninggal dan hilang.
E. Upaya-Upaya Penanggulangan Dan Pencegahan Bencana Alam
Kerusakan lingkungan semakin hari semakin terlihat jelas. Perlu kitanya kita memikirkan upaya apa saja yang akan kita lakukan untuk memperbaiki
lingkungan kita agar terciptanya K3 ketertiban, kebersihan, dan keindahan. Langkah awal melakukan perbaikan dapat dilakukan dengan cara memperhatikan
keadaan lingkungan sekitar kita dahulu, baru kemudian lingkup nasional. 1.
Upaya-upaya Penanggulangan Bencana Alam a.
Mitigasi
Mitigasi dapat juga diartikan sebagai penjinak bencana alam, dan pada
prinsipnya mitigasi adalah usaha-usaha baik bersifat persiapan fisik, maupun non-fisik dalam menghadapi bencana alam. Persiapan fisik dapat
berupa penataan ruang kawasan bencana dan kode bangunan, sedangkan persiapan non-fisik dapat berupa pendidikan tentang bencana alam.
b. Menempatkan Korban di Suatu Tempat yang Aman