Klasifikasi Iklim KLASIFIKASI TIPE IKLIM
c
Iklim tipe Aw
memiliki ciri-ciri antara lain terdapat hutan yang berbentuk sabana, jenis tumbuhan padang rumput dan belukar,
serta pohonnya berjenis rendah. Wilayah ini memiliki musim kemarau lebih panjang dibandingkan musim hujan. Contohnya
terdapat di wilayah Jawa Timur, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Kepulauan Aru, dan Papua bagian selatan.
2 Iklim Tipe B Iklim Kering
Iklim tipe B memiliki curah hujan rendah dan penguapan yang tinggi. Di wilayah ini tidak memiliki surplus air dan tidak dijumpai sungai
yang permanen. Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi tipe Bs iklim stepa dan tipe Bw iklim gurun.
3 Iklim Tipe C Iklim Sedang Hangat
Di wilayah yang memiliki tipe C terdapat empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Iklim tipe C dibedakan menjadi tiga
sebagai berikut. a
Iklim tipe Cw, yaitu iklim sedang basah dengan musim dingin yang kering.
b Iklim tipe Cs, yaitu iklim sedang basah dengan musim panas yang
kering. c
Iklim tipe Cf, yaitu iklim sedang basah dengan hujan dalam semua bulan.
4 Iklim Tipe D Iklim Salju Dingin
Iklim tipe D memiliki suhu udara rata-rata bulan terdingin –3° C dan
suhu udara rata-rata bulan terpanas 10° C. Iklim tipe D dibedakan menjadi dua.
a Iklim tipe Df, yaitu iklim dingin dengan semua bulan lembap.
b Iklim tipe Dw, yaitu iklim hutan salju dingin dengan musim dingin
yang kering. 5
Iklim Tipe E Iklim Kutub Wilayah beriklim tipe E memiliki ciri tidak mengenal musim panas,
terdapat salju abadi dan padang lumut.
c. Iklim Menurut Schmidt-Ferguson
Schmidt-Ferguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah. Dikatakan bulan kering
jika dalam satu bulan terjadi curah hujan kurang dari 60 mm. Dikatakan bulan basah jika dalam satu bulan curah hujannya lebih dari 100 mm.
Iklim Schmidt dan Ferguson didasarkan pada nilai Q. Nilai Q dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Q = Jumlah Rata-Rata Bulan Kering Jumlah Rata-Rata Bulan Basah
d. Iklim Menurut Junghuhn
Klasifikasi iklim Junghuhn didasarkan pada ketinggian tempat yang dikaitkan dengan jenis tanaman yang dapat tumbuh dan berproduksi
secara optimal di suatu daerah.