Totipotensi Sel sebagai Dasar Kultur Jaringan

Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XI 30 Struktur Jaringan Hewan Tujuan Mengamati struktur jaringan hewan Alat dan Bahan 1. Kaca objek 2. Kaca penutup 3. Mikroskop 4. Tusuk gigi 5. Spatula 6. Larutan metilen biru Langkah Kerja 1. Gosok bagian dalam pipi perlahan-lahan menggunakan tusuk gigi atau spatula. 2. Buat apusan cairan putih hasil gosokan bagian dalam pipi yang telah Anda peroleh di atas kaca objek sehingga membentuk suatu lapisan tipis. Biarkanlah sampai kering. 3. Teteskan sedikit metilen biru di atasnya dan biarkan pewarna ini bereaksi selama tiga atau empat menit. Amati preparat tersebut. 4. Kemudian, larutkan dengan air mengalir. Selanjutnya, tutuplah dengan kaca penutup dan tempatkan di atas meja objek pada mikroskop. Apa yang Anda lihat? 5. Gambarlah hasil pengamatan Anda, kemudian berilah keterangan pada setiap bagiannya. Pertanyaan 1. Bagaimanakah bentuk sel yang Anda amati? 2. Sel apakah yang Anda amati tersebut? a b c Sumber: Biological Science, 1986 Gambar 2.19 a Epitel pipih selapis, b epitel pipih berlapis, dan c epitel kubus selapis

b. Epitel Pipih Berlapis

Epitel pipih berlapis tersusun atas beberapa lapis sel-sel pipih. Sel-sel epitel pipih memiliki sitoplasma yang jernih dan inti sel berbentuk bulat. Jaringan ini di antaranya terdapat pada rongga mulut, rongga hidung, dan kerongkongan. Sesuai dengan jumlah lapisannya yang banyak, jaringan ini berperan sebagai pelindung, misalnya terhadap gesekan.

c. Epitel Kubus Selapis

Jaringan ini tersusun atas selapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus selapis di antaranya terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran pada ginjal. Struktur jaringan ini sangat sesuai untuk proses absorpsi dan sekresi. Aktivitas Biologi 2.2 Organisasi Tingkat Jaringan 31

d. Epitel Kubus Berlapis

Jaringan ini tersusun atas beberapa lapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus berlapis terdapat pada mulut, kerongkongan, dan kelenjar keringat pada kulit. Sesuai dengan strukturnya, jaringan ini berperan sebagai pelindung dari gesekan.

e. Epitel Silindris Selapis

Epitel silindris selapis tersusun atas sel-sel berbentuk silinder. Pada jaringan ini, biasanya terdapat sel-sel goblet. Sel goblet berfungsi dalam menghasilkan lendir mucus yang berperan dalam mempermudah penyerapan makanan absorpsi. Biasanya, jaringan ini terdapat pada usus halus dan saluran pencernaan lainnya.

f. Epitel Silindris Berlapis

Epitel silindris berlapis tersusun atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk silinder. Epitel silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra, dan laring. Jaringan ini berperan dalam proses sekresi. Biasanya, jaringan ini berada pada lapisan paling luar.

g. Epitel Silindris Berlapis Semu Bersilia

Epitel silindris berlapis semu bersilia tersusun atas sel-sel yang memiliki inti sel tidak sejajar sehingga seolah-olah epitel tersebut terdiri atas banyak lapisan. Pada jaringan ini terdapat silia yang berfungsi menggerakkan partikel yang berada di atasnya. Misalnya, kotoran atau debu tidak akan masuk ke dalam paru-paru karena digerakkan oleh silia pada sel-sel saluran pernapasan perhatikan Gambar 2.20. Jaringan ini terdapat pada saluran pernapasan, rongga hidung, dan saluran telur tuba Fallopi.

h. Epitel Transisi

Epitel transisi terdiri atas berlapis-lapis sel. Akan tetapi, sel-sel penyusun jaringan ini selalu berubah bentuknya. Pada keadaan tegang, sel-sel tersebut berbentuk lebih pipih dan panjang. Adapun pada keadaan normal relaksasi, sel-selnya berbentuk bulat dan besar. Jaringan ini banyak terdapat di kandung kemih, saluran ureter Gambar 2.21, dan ginjal. Gambar 2.20 Epitel silindris berlapis semu bersilia pada trakea manusia Sumber: Biological Science, 1986 Epitel transisi Gambar 2.21 Jaringan epitel transisi pada ureter Sumber: Atlas Histologi, 2003

I. Epitel Kelenjar

Epitel kelenjar tersusun atas, beberapa jaringan epitel yang memiliki peran dalam penyerapan absorpsi dan menyekresikan senyawa kimia. Misalnya, sel-sel epitel yang terdapat pada rongga lumen dari rongga pencernaan memiliki kemampuan untuk menyekresikan mucus. Mucus tersebut berfungsi menjaga kelembapan permukaan organ pencernaan.