UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3. Apoteker
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker Peraturan Pemerintah RI No. 51,
2009. Apoteker sebagai pelaku utama pelayanan kefarmasiaan yang bertugas sebagai pelaksana atau pemberi pelayanan kesehatan diberi wewenang sesuai
kompetensi pendidikan yang diperolehnya, sehingga terkait erat dengan hak dan kewajiban Ikatan Apoteker Indonesia. 2011. Berdasarkan Peraturan pemerintah
No. 51 tahun 2009 pasal 1, pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Sebagai konsekuensi perubahan orientasi dari obat kepada
pasien yang mengacu kepada pharmaceutical care pelayanan kefarmasiaan maka Apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien Peraturan Pemerintah
RI No. 51, 2009.
2.4. Peran Apoteker dalam Pelayanan Klinik di Apotek
2.4.1. Peran Apoteker Menurut WHO
Apoteker memiliki tujuh peran penting yang dikenal sebagai seven star of pharmacist pada publikasi WHO tentang The Role of Pharmacist in The Health
Care System di Kanada 27-29 Agustus 1997. Tujuh peran tersebut adalah care giver pemberi pelayanan, decision-maker pemberi keputusan yang tepat,
communicator kemampuan berkomunikasi antar profesi, leader mampu menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner, manager
mampu mengelola SDM secara efektif, life-long learner selalu belajar sepanjang karier dan teacher pemberi peluang untuk meningkatkan
pengetahuan WHO, 1997.
2.4.2. Peran Apoteker Menurut Peraturan di Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pada pasal 28H ayat 1 dan pasal 34 ayat 3, mendapat pelayanan kesehatan menjadi hak
setiap warga negara dan negara menjadi penanggung jawab atas penyediaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak UUD RI,
1945.
Pelayanan kefarmasian adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang menjadi hak warga negara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun
2009 pasal 1 ayat 3 pelayanan kefarmasian dilakukan oleh tenaga kefarmasian
yang terdiri atas:
a. Apoteker: Sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
Dalam melakukan Pelayanan Kefarmasian seorang Apoteker harus menjalankan peran yaitu Permenkes RI No.35, 2014:
1. Pemberi layanan Apoteker sebagai pemberi pelayanan harus berinteraksi dengan pasien.
Apoteker harus mengintegrasikan pelayanannya pada sistem pelayanan kesehatan secara berkesinambungan.
2. Pengambil keputusan Apoteker harus mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan
dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. 3. Komunikator
Apoteker harus mampu berkomunikasi dengan pasien maupun profesi kesehatan lainnya sehubungan dengan terapi pasien. Oleh karena itu harus
mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik. 4. Pemimpin
Apotek er diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan yang diharapkan meliputi keberanian mengambil keputusan yang
empati dan efektif, serta kemampuan mengkomunikasikan dan mengelola hasil keputusan.
5. Pengelola Apoteker harus mampu mengelola sumber daya manusia, fisik, anggaran
dan informasi secara efektif. Apoteker harus mengikuti kemajuan teknologi informasi dan bersedia berbagi informasi tentang obat dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan obat. 6. Pembelajar seumur hidup
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Apoteker harus terus meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan profesi melalui pendidikan berkelanjutan Continuing Professional Development