UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dilakukan pada responden dengan umur 15 tahun didapatkan hasil bahwa prevalensi diabetes mellitus menduduki peringkat ke empat di Indonesia.
2.7.3. Penatalaksanaan Diabetes
Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai 2
target utama, yaitu Azrifitria dan Silma Awalia, 2013: a. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal.
b. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes. The American Diabetes Association ADA merekomendasikan beberapa
parameter yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Tabel 2.2 Penatalaksanaan Diabetes
Parameter Glikemik GDP
70-130 mgdL Kadar glukosa 2 jam setelah makan
180 mgdL Hemoglobin A1c
7
Parameter Non Glikemik Tekanan Darah
13080 mmHg LDL
100 mgdL 70 mgdL dengan penyakit kardiovaskular
HDL 40 mgdL Pria
50 mgdL Wanita Trigliserida
150 mgdL Sumber: Farmakoterapi Diabetes, 2013
Terapi non farmakologi seperti pengaturan pola hidup sangat penting dilakukan kepada pasien diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2 untuk
mengontrol konsentrasi glukosa darah agar tetap normal Sweetman.S., 2009. Pengontrolan pola makan terutama dilakukan dengan menjaga asupan karbohidrat
dan lemak Wells Barbara G., 2009. Pengaturan pola makan ini pada intinya adalah dengan menerapkan pola konsumsi yang sehat dan kadungan gizi yang
seimbang Sweetman.S., 2009. Pola latihan fisik seperti aerobik juga sangat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
direkomendasikan. Latihan fisik ini diperlukan karena dapat meningkatkan metabolisme karbohidrat, meningkatkan sensitivitas terhadap insulin dan
meningkatkan fungsi kardiovaskular Sweetman.S., 2009. Bila dalam 3 bulan pemberian terapi non farmakologi tidak menunjukkan
perubahan pada pasien diabetes melitus maka penambahan terapi farmakologi berupa pemberian obat antidiabetes oral bisa dilakukan. Terdapat dua golongan
utama obat antidiabetes oral yang bisa diberikan yaitu kelas sulfonilurea dan kelas biguanid Sweetman.S, 2009.
Umumnya pengobatan awal untuk penyakit diabetes ini adalah kombinasi dari perubahan gaya hidup lebih sehat dengan penggunaan obat metformin Maric
Andreja, 2010. Metformin ini menimbulkan efek hipoglikemia yang rendah namun mudah menyebabkan terjadinya laktat asidosis pada pasien yang
mengalami kerusakan ginjal Sweetman.S., 2009. Metformin menurunkan glukosa darah dengan cara menghambat produksi glukosa hepatik dan
menurunkan resistensi terhadap insulin. Penggunaan metformin secara tunggal, mampu menurunkan HbA1c sampai 1,5 Maric Andreja. 2010.
Dosis awal metformin 500 mg adalah dua atau tiga kali per hari atau 850 mg satu atau dua kali perhari setelah makan Sweetman.S., 2009. Metformin
digunakan saat sedang makan untuk mengurangi efek samping yang berhubungan dengan pencernaan McEvoy, 2002. Metformin ini mampu mengalami interaksi
bila digabungkan dengan obat lain, contohnya simetidin. Penggunaan simetidin dan metformin secara bersamaan bisa menyebabkan penurunan ekskresi
metformin oleh ginjal sehingga bisa menyebabkan lactic acidosis. Maka bila kedua obat ini harus di gunakan dalam waktu yang sama atau berdekatan maka
turunkan dosis metformin untuk mencegah interaksi tersebut Baxter Karen, 2008.
2.8. Pelayanan Kefarmasian Pada Pasien Diabetes