UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Lembar Resep Obat Antidiabetes 3. Protokol Penelitian
4. Check List Lampiran 1 5. Alat perekam
Skenario dalam penelitian ini menempatkan peneliti sebagai keluarga pasien yang ingin menebus obat antidiabetes untuk salah satu keluarga peneliti
yang terjangkit penyakit diabetes melitus. Pasien diabetes melitus tersebut merupakan seorang wanita berumur 40 tahun, baru terdiagnosis diabetes melitus
tipe 2, pasien ini memiliki keluhan berupa sakit mag. Dalam skenario ini dipilih obat metformin 500 mg dan simetidin untuk diresepkan pada pasien. Skenario
obat ini kemudian di tuliskan dalam resep. Resep yang digunakan dalam penelitian ini adalah resep yang dituliskan oleh dokter, dimana dokter menjadi
pihak yang membantu dalam melengkapi instrumen penelitian. Protokol penelitian ini adalah selama penelitian peneliti tidak
diperbolehkan menunjukkan check list saat mengajukan pertanyaan dan peneliti tidak ikut serta membantu atau menambahkan jawaban dari narasumber di
Apotek. Hal ini dilakukan agar jawaban yang didapatkan murni berasal dari narasumber di Apotek. Peneliti harus bersikap objektif dalam menggambarkan
keadaan setiap Apotek dan Apoteker yang ada di dalamnya. Peneliti juga dituntut untuk memberi perlakuan yang sama pada setiap Apotek yang didatangi sehingga
data yang dihasilkan bersifat objektif. Check list yang digunakan dalam penelitian diambil dari jurnal Profil
Informasi Obat pada Pelayanan Resep Metformin dan Glibenklamid di Apotek Wilayah Surabaya yang dibuat Umi Athiyah dkk 2014 karena mampu
menggambarkan peran apoteker dalam pemberian informasi obat, telah tervalidasi dan sesuai garis besar informasi obat yang harus disampaikan menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 35 Tahun 2014.
4.6.3. Validitas Instrumen
Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian adalah validitas rupa dan isi. Validitas isi ditentukan dari kesesuaian antara instrumen yaitu check list dan
skenario dengan tinjauan dari pustaka dan variabel yang ingin diteliti. Instrumen penelitian dikatakan valid karena telah sesuai dengan acuan Peraturan Menteri
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kesehatan Republik Indonesia No.35 tahun 2014 dan mampu mengiterpretasikan hal-hal yang ingin dianalisa sesuai dengan tujuan penelitian.
Validitas rupa menunjukkan apakah alat pengukurinstrument penelitian dari segi rupanya mampu mengukur apa yang ingin di ukur, validitas ini lebih
mengacu pada bentuk dan penampilan instrument. Menurut Djamaludin Ancok validitas rupa amat penting dalan pengukuran kemampuan individu seperti
pengukuran kejujuran, kecerdasan, bakat dan keterampilan Siregar Syofian, 2013. Metode simulasi pasien memiliki validitas rupa bila penyedia layanan
kesehatan tidak mengetahui adanya simulasi keluarga pasien Watson et .al, 2004 dikutip dari jurnal umi athiyah et al., 2014. Validitas dalam penelitian ini sangat
bergantung pada kemampuan dari peneliti sebagai bagian dari simulasi pasien diamana poisi peneliti sebagai keluarga pasien. Untuk memastikan kemampuan
pasien cukup maka dilakukan pilot atau uji coba langsung pada suatu apotek Watson et.al, 2006 dikutip dari umi athiyah et al., 2014.
Validitas penelitian ini ditingkatkan dengan penggunaan alat perekam dalam melakukan pengumpulan data, sehingga kemungkinan kehilangan
informasi menjadi berkurang Madden et.al, 1997 dikutip dari umi athiyah et al., 2014.
4.6.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan metode simulasi pasien dan teknik observasi. Wawancara dilakukan dengan cara
berinteraksi langsung dengan apoteker atau petugas Apotek di Apotek terpilih. Metode simulasi pasien ini digunakan untuk mempelajari perilaku penyedia
layanan kesehatan untuk meminimalkan bias karena pengamatan Madden et al, 1997 dikutip dari umi athiyah et al., 2014. Tujuannya adalah untuk menguji
perilaku tertentu dari apoteker atau petugas apotek Watson et.al, 2006 dikutip dari umi athiyah et al., 2014. Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan
mengamati keadaan Apotek dalam segi sarana, pemberian pelayanan dan pelaksanaan pelayanan.
Dalam metode ini peneliti memposisikan diri sebagai keluarga pasien yang menebus obat dengan membawa resep obat antidiabetes. Peneliti akan
menyerahkan resep kepada petugas Apotek kemudian mengajukan pertanyaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sesuai check list yang telah dipersiapkan sebelumnya namun tanpa menunjukkan check list tersebut dan setiap jawaban dicatat dalam check list. Pencatatan
dilakukan saat peneliti keluar dari Apotek dengan tujuan mencegah kecurigaan Apotekerpetugas Apotek tentang adanya simulasi pasien.
Selama pengajuan pertanyaan ini peneliti dituntut memiliki kemampuan dan keahlian dalam mengajukan pertanyaan sehingga tidak menimbulkan
kecurigaan pada pihak Apotek sehingga jawaban yang di dapat merupakan jawaban yang menggambarkan keadaan sebenarnya.
4.6.5. Manajemen Data