Buruknya Koordinasi Pelaksanaan Program PPA-PKH

wawancara dengan Ibu Dra Akrida Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinsosnaker Kota Medan, 25 April 2014.

5.1.5 Buruknya Koordinasi Pelaksanaan Program PPA-PKH

Program PPA-PKH membutuhkan komunikasi dan koordinasi yang baik dan jelas diantara setiap lembaga agar setiap tahap-tahap pelaksanaan mulai dari sosialisasi, penarikan pekerja anak hingga mengembalikan anak pada dunia pendidikan berjalan dengan efektif. Di kota Medan program PPA-PKH dilakukan oleh pemerintah kota Medan dengan melibatkan beberapa lembaga yaitu Dinas Sosial dan Tenaga Kerja kota Medan, Komite Aksi Kota Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak, pemerintah provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara dan yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak kota Medan Wawancara dengan Ibu Akrida Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinsosnaker Kota Medan, 25 April 2014 Sementara Dinas pendidikan yang seharusnya memberikan data mengenai anak putus sekolah dan menfasilitasi anak kembali ke dunia pendidikan tidak menjalankan perannya seperti yang tertuang di dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak Bab IV yaitu: “Pengumpulan data tentang anak putus sekolah, pemberian kemudahan agar program-program wajib belajar 9 sembilan tahun dapat dijangkau bagi semua lapisan masyarakat, pemberian program beasiswa dapat diprioritaskan kepada anak-anak dari keluarga yang kurang mampu seperti keluarga dimana ibu sebagai kepala keluarga dan keluarga miskin yang tidak dapat membiayai pendidikan anak- anaknya, perbaikan metode belajar mengajar serta fasilitas tambahan seperti asrama, dan pelayanan konsultasi psikologi bagi anak-anak yang melakukan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak, pemberian kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi anak-anak yang telah terbebas dari bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak, pemberian pelatihan bagi para pendidik dan pembimbing dalam menghadapi pekerja anak yang bekerja pada bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak” Keppres No 59 Tahun 2002 Pembagian tugas dari pelaksana program PPA-PKH merupakan suatu yang sangat penting agar pelaksanaan dapat berjalan dengan efektif dalam mengurangi tingkat pekerja anak di kota Medan. Namun bukan hanya pembagian tugas saja yang perlu diperhatikan, koordinasi dari masing-masing tim pelaksana atau proses komunikasi antara individu yang memiliki tugas yang berbeda namun terkait harus juga berjalan dengan baik. Tidak adanya keterlibatan Dinas Pendidikan, baik dalam menyediakan data anak putus sekolah maupun dalam proses lanjutan setelah pendampingan di Shelter menunjukkan bahwa komunikasi dan koordinasi di tingkat pelaksanaan kota Medan tidak berjalan dengan baik. Tanggungjawab Dinas Pendidikan juga dijelaskan di dalam Pedoman Umum PPA-PKH, 2010:37 dimana penanggung jawab program PPA-PKH akan meneruskan rekomendasi hasil pendampingan di shelter kepada Dinas yang membidangi pendidikan agar anak difasilitasi untuk kembali kedunia pendidikan. Menurut ibu Dra. Akrida : “Setelah selesai proses pendampingan di Shelter, maka anak kami serahkan kepada PKPA”. Wawancara dengan Ibu Dra. Akrida, 25 April 2014 Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinsosnaker Kota Medan, 25 April 2014. Selain itu mengingat faktor penyebab anak bekerja apada umumnya adalah faktor kemiskinan, maka penanganan pekerja anak harus dilakukan secara bersama-sama, terkoordinasi dan terintegrasi dengan berbagai instansilembaga terkait di pemerintahan maupun non pemerintahan. Pelaksanaan program PPA-PKH untuk menarik anak dari pasar kerja maupun anak jalanan akan lebih efektif apabila dilakukan bersamaan dengan program-program lainnya, antara lain program pemberdayaan masyarakat miskin, program perluasan kesempatan pendidikan dan program peningkatann derajat kesehatan kepada masyarakat miskin Pedoman Umum PPA-PKH, 2010:9 Pemerintah telah membentuk Komite Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak KAN-PBTA melalui Keppres Nomor 12 Tahun 2001. Di kota Medan pemerintah juga telah membentuk komite aksi kota penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak bersamaan dengan 119 komite aksi di kota lainnya di seluruh Indonesia. Keterlibatan Komite Aksi Kota dimaksudkan untuk mempermudah dalam berkoordinasi mengingat anggota Komite Aksi terdiri dari berbagai instansilembaga terkait antara lain dinas pendidikan dan kesejahteraan sosial yang sangat erat hubungannya dengan upaya penarikan pekerja anak. Namun, pembentukan tim seperti Komite Aksi Kota Penghapusan Bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak di kota Medan hanya bersifat sementara dan tidak berjalan dengan efektif. Sebagai kota yang membutuhkan penanganan pekerja anak secara langsung dan dirasakan oleh pekerja anak. Keterlibatan Komite Aksi Kota dalam implementasi program PPA-PKH sangat diperlukan. Namun, buruknya koordinasi diantara implementor dan kurangnya komitmen juga diakui oleh bapak Timbul menjadikan Komite Aksi Kota tidak aktif bekerja dalam mengatasi permasalahan pekerja anak di kota Medan dengan baik Wawancara dengan Bapak Timbul Staf Bidang Bina Program Dinsosnaker Kota Medan, 14 Maret 2014.

5.2 Kesenjangan Program Penghapusan Pekerja Anak di Kota Medan