Tahap Pendampingan Pra Shelter Verifikasi Data

proses belajar-mengajar seperti guru, guru bantu, guru agama, dan instruktur dan berasal dari kota Medan Pedoman Umum PPA-PKH, 2010:13. Seorang tutor memiliki tugas untuk melakukan kegiatan mengajar selama di shelter sesuai dengan jadwal. Peran tutor tidak jauh berbeda dengan seorang pendamping yaitu mempersiapkan anak penerima manfaat PPA-PKH untuk kembali ke dunia pendidikan dengan memberikan pelajaran agar mereka tidak kesulitan untuk beradaptasi ketika kembali ke sekolah. Oleh karena itu, tutor berkewajiban untuk melakukan penilaian hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakatnya.

5.1.2 Tahap Pendampingan Pra Shelter Verifikasi Data

Pendampingan pra-shelter merupakan awal dimulai proses pendampingan Program PPA-PKH yang dilakukan oleh pendamping dalam rangka memastikan pekerja anak yang akan menerima manfaat program PPA-PKH di kota Medan. Gambar V.3 Pendampingan program PPA-PKH Sumber: Pedoman Pendampingan PPA-PKH, 2010:5 Program PPA-PKH dilakukan berdasarkan skala prioritas sasaran penerima manfaat yaitu, pekerja anak atau anak yang bekerja dari RTSM Rumah Tangga Sangat Miskin yang putus sekolah dan bekerja pada bentuk- bentuk pekerjaan terburuk bagi anak yang di jelaskan dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan ILO Convention Concerning the Prohibition and Immediate Action for the Elemination of the Worst Forms Child Labour dan Keppres Nomor 59 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak Wawancara dengan Ibu Akrida Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinsosnaker Kota Medan, 25 April 2014 Pendampingan Pra Shelter Verifikasi data Pendampingan di shelter 1 bulan Pendampingan Pasca Shelter Kunjungan Rumah Untuk Validasi Data Motivasi Pendidikan Rekomendasi Pendidikan Merekrut Penerima manfaat PPA-PKH PERSIAPAN MEMASUKI PENDIDIKAN Gambar V.4 Bagan Penerima Manfaat Program PPA -PKH Sumber: Pedoman umum PPA-PKH, 2010:8 Sumber daya berupa data sangat diperlukan pada tahap ini. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan sebagai pelaksana tugas di bidang sosial dan ketenagakerjaan selama ini kesulitan mengumpulkan data mengenai jumlah anak yang dipekerjakan. Untuk populasi pekerja anak jalanan terutama sangat sulit didapatkan karena adanya mobilitas anak dari satu lokasi ke lokasi lainnya dan tidak memiliki jam aktifitas yang sama. Oleh karena itu, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja bekerja sama dengan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak PKPA dalam hal informasi data mengenai permasalahan anak, hal ini karena PKPA memiliki data yang lebih lengkap dibandingkan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja kota Medan Wawancara dengan Bapak Timbul staf Bidang Bina Program Dinsosnaker Kota Medan, 14 Maret 2014 Anak putus sekolah dari RTSM Anak Jalanan Bekerja Diam di rumah Usia 13 th sd 18 th Usia 13 th BPTA Ketidakpastian data menjadi permasalahan dalam mengatasi masalah pekerja anak, dalam hal pekerja anak jalanan saja menurut Dinas Sosial provinsi Sumatera Utara pada tahun 2008 terdapat 663 anak jalanan baik yang bekerja maupun tidak bekerja di kota Medan, pendataan PKPA tahun 2010 di kota Medan terdapat 420 anak jalanan baik yang bekerja maupun tidak bekerja, sementara lembaga swadaya masyarakat Madya Insani yang pada tahun 2009 telah melakukan perhitungan cepat populasi anak jalanan diseluruh kota Medan telah mendata 800-900 anak jalanan dari 21 Kecamatan yang aktif bekerja dan belum termasuk anak-anak yang bekerja paruh waktu Misran Lubis dkk, 2011;15 Sumber daya data sangat diperlukan karena data yang diperoleh dari pihak luar seperti Pusat Kajian dan Perlindungan Anak PKPA dikhawatirkan tidak sesuai dengan program yang dilakukan oleh pemerintahan kota Medan. Setiap program memiliki spesifikasi data tersendiri sesuai dengan yang diperlukan. Sehingga seharusnya pemerintah melalui Dinas Sosial dan Tenaga Kerja menjadi pihak yang paling mengetahui kondisi pekerja anak termasuk pekerja anak jalanan di kota Medan. Mhd. Mahlil Hamdani selaku staf Database Pusat Kajian dan Perlindungan Anak mengatakan: “Seharusnya kami meminta data dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan, tetapi mereka yang mengacu pada data yang kami miliki. Mhd. Mahlil Hamdani Staf Database PKPA, 23 April 3014 Dengan tidak dimilikinya data mengenai pekerja anak oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja akan berdampak pada sulitnya menentukan program yang tepat dalam penghapusan pekerja anak karena Dinas Sosial dan Tenaga Kerja tidak mengetahui kondisi lapangan yang dihadapi oleh pekerja anak terutama pekerja anak jalanan. Untuk mengatasi adanya ketidakcocokan data, program PPA-PKH mengunakan strategi pengumpulan data atau validasi data sekunder seperti data Rumah Tangga Sangat Miskin RTSM dengan mengunakan teknik Home Visit yaitu mengunjungi keluarga yang tergolong sebagai RTSM yang memiliki masalah pekerja anak. “Kunjungan rumah Home Visit ke Rumah Tangga Sangat Miskin dilakukan di setiap KabupatenKota oleh pendamping untuk menetapkan penerima manfaat program PPA-PKH yang memenuhi persyaratan sesuai dengan jumlah yang ditetapkan” wawancara dengan Ibu Dra. Akrida Kepala bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinsosnaker Kota Medan, 25 April 2014 Proses pelaksanaanya verifikasi data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder pekerja anak yang menerima manfaat program PPH-PKH yang dilakukan oleh tim verifikasi data pekerja anak di tingkat pusat dengan melakukan pengolahan data dari Rumah Tangga Sangat Miskin RTSM yang berasal dari Departemen Sosial, dan hasil survey BPS. Data sekunder pekerja anakanak yang bekerja dari RTSM dikelompokkan menjadi 3 tiga yang disusun berdasarkan skala prioritas yaitu, pekerja anak atau anak yang bekerja dari RTSM yang putus sekolah dan bekerja pada bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak, pekerja anak atau anak yang bekerja dari RTSM yang putus sekolah dan usia dibawah 13 tahun, dan pekerja anak atau anak yang bekerja dari RTSM yang putus sekolah dan usia 13 sampai dibawah 18 tahun Pedoman Umum PPA-PKH, 2012:7. Pendampingan pra-shelter verifikasi data mengharuskan pendamping juga melakukan sosialisasi pada saat kunjungan rumah kepada anak-anak dan orang tua anak yang nantinya akan menerima manfaat program PPA-PKH agar mereka memahami manfaat dan pentingnya program PPA-PKH, dimana dengan mengikuti program ini mereka dapat mencegah bahaya dan dampak dari anak yang bekerja terutama pada bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak melalui pengembalian pekerja anak yang bekerja ke dunia pendidikan.

5.1.3 Tahap Pendampingan di Shelter