3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1 Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan yang diperoleh
melalui : 1.1
Wawancara Wawancara merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi
dari key informan yang berkaitan dengan program pengurangan pekerja anak yang bekerja dalam bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak. Wawancara
dilakukan kepada orang-orang yang memilikli kedudukan tertentu karena dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini. Peneliti mengunakan cara wawancara tidak terencana atau unstan-
dardized interview atau wawancara tidak terstruktur. Mallinowski dalam Burhan Bugin, 2001;134 menunjukkan sangat pentingnya wawancara tidak
tersetruktur dalam melakukan penelitian di lapangan dibandingkan wawancara berstruktur yang memiliki dua kelemahan yang diistilahkan
capital offense. Selain itu, esensi interaksi dalam wawancara lebih berfungsi untuk mencari pemahaman dibanding menjelaskan, maka lebih tepat
mengunakan wawancara tidak berstruktur. Dalam pelaksanaan metode wawancara yang digunakan wawancara
mendalam yang bersifat terbuka, dimana pelaksanaan wawancara tidak hanya sekali atau dua kali, melainkan berulang-ulang dengan intensitas yang tinggi.
Peneliti tidak percaya dengan begitu saja pada apa yang dikatakan informan, melainkan mencari pembuktian selanjutnya. Itulah sebabnya pengecekan
dilakukan silih berganti dari hasil wawancara ke pengamatan di lapangan, atau dari informan yang satu ke informan lainnya.
Wawancara dilakukan terhadap Key informan yaitu Ibu Dra. Akrida kepala bidang pengawasan Ketenagakerjaan. Adapun wawancara dilakukan
sebanyak 3 tiga kali, yaitu tanggal 12 Maret 2014, tanggal 26 Maret 2012, dan tanggal 25 April 2014. Wawancara juga dilakukan kepada Bapak Timbul
Tampubolon bagian bina program di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan pada tanggal 26 Maret 2014 mengenai program Penghapusan Pekerja
Anak dalam rangka Mendukung Progran Keluarga Harapan PPA-PKH sebagai program penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak
yang di laksanakan oleh pemerintah kota Medan. 1.2
Focus Group Discussion FGD Focus Group Discussion FGD atau Diskusi kelompok
terarah adalah suatu proses pengumpulan informasi suatu masalah tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. FGD adalah suatu metode
riset yang didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi
kelompok. Dengan perkataan lain FGD merupakan proses pengumpulan informasi bukan melalui wawancara, bukan perorangan, dan bukan diskusi
bebas tanpa topik spesifik. Metode FGD termasuk metode kualitatif. Seperti
metode kualitatif lainnya direct observation, indepth interview, dsb FGD berupaya menjawab jenis-jenis pertanyaan how-and why Irwanto, 1988:1.
Focus Group Discussion FGD dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang sebenarnya dihadapi oleh pekerja anak
jalanan di kota Medan dan manfaat yang diperoleh memalui program- program penghapusan pekerja anak yang selama ini dilakukan pemerintah
kota Medan, sehingga dapat dilihat dan dianalisis seberapa efektif pengimplementasian dari program tersebut. Focus Group Discussion FGD
digunakan sebagai proses pengumpulan data dalam penelitian ini karena dianggap lebih efektif, dengan situasi keakraban antara peneliti dan informan
diharapkan memudahkan proses pengumpulan data. Pengumpulan data dalam FGD dilakukan dengan menggunakan
beberapa pertayaan dan juga teknik yang memudahkan anak memahami permasalahan. Teknik-teknik yang digunakan adalah
1 Diagram Venn
Diagram venn digunakan untuk menjawab pertanyan barkaitan dengan Siapa saja pihak yang selama ini membantu atau memberi perhatian
terhadap mereka, Baik LSMPemerintahMasyarakat, dan Seberapa dekatsering pihak tersebut memberikan bantuan. Sehingga hasil
Diagram venn akan menggambarkan pihak-pihak yang selama ini memberikan bentuan kepada mereka Pekerja Anak Jalanan baik itu
pemerintah, LSM, maupun masyarakat yang terlibat program
Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak PBPTA di kota Medan.
Gambar III.1 Focused Group Discussion, 5 Maret 2014 di Sanggar Kreativitas Anak PKPA terminal Pinang Baris saat menggunakan teknik Diagram Venn
Diagram venn digunakan dengan cara menyusun beberapa lingkaran dengan salah satu pusat lingkaran menggambarkan pekerja
anak jalanan, dan beberapa lingkaran lainnya yang berukuran berbeda yang nantinya akan disusun untuk menggambarkan seberapa penting dan
sering pihak-pihak yang selama ini memberikan bantuan terhadap mereka.
Metode ini dipilih untuk mengatasi beberapa anak yang diperkirakan nantinya sedikit mengeluarkan pendapat atau berbicara,
sehingga dengan Diagram Venn mereka dapat menyusun beberapa
lingkaran seperti bermain dan untuk mengatasi beberapa anak yang tidak mengerti menulis atau membaca.
2 Menunjukkan photo berkaitan dengan permasalahan
Gambar III.2 Focused Group Discussion, 5 Maret 2014 di Sanggar Kreativitas Anak Jalanan terminal Pinang Baris dengan menggunakan teknik penggunaan photo.
Alat berikutnya yang digunakan di dalam FGD adalah photo. Menunjukkan beberapa photo yang berkaitan dengan pemerintah digunakan
untuk mengetahui seberapa jauh pekerja anak jalanan mengenal pemerintah dan program-programnya, dan untuk melengkapi data yang diperoleh dari
penggunaan Diagram Venn. Setiap gambar akan di perlihatkan kepada peserta yang kemudian diikuti dengan pertanyaan mengenai pendapat peserta FGD
pekerja anak jalanan terhadap gambar tersebut. Gambar yang ditunjukkan adalah gambar satgas Perlindungan Anak, Satpol PP, dan gedung pemerintahan
walikota Medan.
Kelompok sasaran dalam penelitian ini adalah pekerja anak jalanan yang berada di kota Medan. Oleh karena itu, FGD dilakukan terhadap anak
jalanan yang bekerja disekitar terminal Pinang Baris yang selama ini menjadi salah satu wilayah yang memiliki jumlah pekerja anak terbanyak di Kota
Medan. Pemilihan tempat FGD di terminal Pinang Baris untuk memenuhi kriteria pekerja anak jalanan yang dikelompokkan sebagai childdren on the
street, children of the street, dan Children from families of the street. Peneliti dibantu oleh Sanggar Kreativitas Anak Jalanan Pusat Kajian
Perlindungan Anak SKA PKPA yang berlokasi di Jalan TB. Simatupang Gg. Rambutan Nomor 2 Pinang Baris
Medan, yang selama ini memfasilitasi anak jalanan baik yang bekerja maupun tidak di sekitar terminal Pinang Baris
Medan. Anak yang diikutsertakan dalam proses FGD adalah mereka yang digolongkan sebagai pekerja anak yang paling beresiko mendapatkan bentuk-
bentuk pekerjaan terburuk bagi anak. Dengan rata-rata bekerja selama 7 jam setiap harinya.
Tabel III.1
Data Informan Focus Group Discussiom FGD Pekerja Anak Jalanan
NO NAMA
UMUR PPEKERJAAN DI JALANAN
1 Rizky
15 thn Mengantar papan bungapenyapu angkot
2 M. Sholeh
13 thn Menyapu angkot
3 Adit
13 thn Menyapu angkot
4 Dicky
13 thn Menyapu angkot
5 Nicolas
10 thn Menyapu angkot
6 Cahyono
11 thn Menyapu angkot
7 Samuel
13 thn Menyapu angkot
8 Adit
8 thn Menyapu angkot
9 Zakaria
10 thn Menyapu angkot
10 Umar
13 thn Menyapu angkot
11 Roni
12 thn Menyapu angkot
Sumber: Focused Group Discussion, 5 Maret 2014
Tabel III.2
Tim Pelaksanaan FGD 1 orang moderator
Sebagai fasilitator diskusi 2 orang pencatat proses
Orang yang tekun mengamati proses FGD, dan membantu moderator
1 orang mendokumentasikan proses
1 orang sebagai penghubung peserta
Yaitu koordinator SKA-PKPA bapak Ali
2 orang bloker mencegah pengaruh-pengaruh negatif
seperti anak-anak yang tidak fokus dalam diskusi.
Logistik dilakukan bersama-sama sebelum FGD
Sumber: Focused Group Discussion, 5 Maret 2014
Pelaksanaan Focused Group Discussion FGD dibagi menjadi 4 empat topik utama, yaitu :
1 Penyebab anak turun kejalan untuk bekerja.
Teknik yang digunakan adalah dengan memberikan pertayaan yaitu kenapa memilih turun ke jalan sebagai pekerja anak?. pertanyaan
diberikan kepada setiap anak. 2
Situasi Kondisi Pekerja anak jalanan di Terminal Pinang Baris
Teknik yang digunakan juga dengan memberikan beberapa pertayaan yang sama kepada setiap anak seperti :
a. Bahaya seperti apa yang paling sering pekerja anak hadapi saat menjadi
pekerja anak di jalanan? b.
Bentuk tindakan kekerasan oleh orang dewasa yang sering dihadapi? c.
Bagamana persahabatan di dalam komunitas pekerja anak? 3
Pihak-pihak yang sering memperhatikan pekerja anak jalanan ditunjukkan melalui hasil Diagram venn.
4 Seberapa jauh Pekerja Anak mengenal Pemerintah dengan menggunakan
teknik penggunaan photo. Teknik Diagram Venn dan teknik menggunakan gambar dalam
pelaksanaanya membantu anak menjelaskan apa yang mereka hadapi sebagai pekerja anak. Dalam penyusunan diagram venn terjadi diskusi diantara mereka
dalam menentukan siapa saja pihak yang berperan dalam membantu pekerja anak jalanan. Terutama dalam penyusunan posisi masing-masing pihak yang
paling berperan bagi mereka sehingga mereka sendiri yang menyepakati siapa dan dimana posisi pihak yang berperan bagi mereka sehingga pasrtisipasi
peserta sangat tinggi di dalam FGD. Saat penggunaan photo setiap anak memberikan pendapatnya masing-masing dengan sesekali dibenarkan maupun
tidak dibenarkan oleh teman-temannya. Dengan banyaknya interaksi diantara masing-masing anak membuat setiap anak dengan mudah mengeluarkan
pendapatnya mengenai peran pemerintah maupun peran lembaga swadaya masyarakat di kota Medan terhadap pengurangan pekerja anak.
1.3 Metode observasi
Obsevasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala
yang ditemukan dilapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Observasi
Burhan Bungin, 2008:115 adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan
pancaindra lainnya. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi di beberapa tempat
yang menjadi titik berkumpulnya pekerja anak jalanan di kota Medan, yaitu terminal Amplas, dan terminal Pinang Baris. Observasi yang dilakukan
merupakan observasi non partisipasi dimana peneliti tidak melibatkan secara langsung dirinya sebagai kelompok yang diteliti. Peneliti secara pribadi
mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek, peneliti juga terlebih dahulu menguasai ilmu tentang objek secara umum dari apa yang
hendak diamati terutama melalui FGD Burhan Bungin, 2008:116,117 Teknik observasi digunakan untuk melihat dan mengamati perubahan
fenomena–fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian tersebut, bagi pelaksana observasi
perlu melihat obyek moment tertentu, sehingga mampu memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan. Margono, 2007:159
Observasi diperlukan peneliti untuk menemukan hal-hal yang tidak terungkap oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin
ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. Melalui pengamatan dilapangan, peneliti ingin memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan
suasana situasi sosial yang diteliti, sehingga peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial untuk mendapatkan
pandangan yang holistik atau menyeluruh.
2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek
penelitiannya. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai
berikut:
a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang di peroleh dari buku-
buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki hubungan dengan masalah yang di teliti.
b. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang di peroleh dengan
menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang di teliti dengan
instansi terkait.
3.5 Teknik Analisis Data