Kesenjangan Program Penghapusan Pekerja Anak di Kota Medan

Sebagai kota yang membutuhkan penanganan pekerja anak secara langsung dan dirasakan oleh pekerja anak. Keterlibatan Komite Aksi Kota dalam implementasi program PPA-PKH sangat diperlukan. Namun, buruknya koordinasi diantara implementor dan kurangnya komitmen juga diakui oleh bapak Timbul menjadikan Komite Aksi Kota tidak aktif bekerja dalam mengatasi permasalahan pekerja anak di kota Medan dengan baik Wawancara dengan Bapak Timbul Staf Bidang Bina Program Dinsosnaker Kota Medan, 14 Maret 2014.

5.2 Kesenjangan Program Penghapusan Pekerja Anak di Kota Medan

Kompleksnya permasalahan pekerja anak yang terkait dengan permasalahan kemiskinan, mengharuskan penanganannya dibarengi dengan upaya pemberdayaan ekonomi keluarga, perluasan kesempatan pendidikan, dan peningkatan derajat kesehatan kepada pekerja anak dan keluarganya. Oleh karena itu, program penghapusan pekerja anak harus terintegrasi dengan program penanggulangan kemiskinan dan menjadi prioritas pemerintah kota Medan. Tabel V.1 Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin di Kota Medan Tahun 2006-2010 Tahun Penduduk Miskin Jumlah Presentase 2006 160,7 7,77 2007 148,1 7,17 2008 217,30 14,43 2009 200,40 9,58 2010 212,30 10,05 Sumber: Medan dalam angka, 2012 Tingginya presentase penduduk miskin di kota Medan harus segera diatasi oleh pemerintah jika ingin melakukan penghapusan pekerja anak di kota Medan, karena kemiskinan menjadi faktor utama penyebab anak menjadi pekerja anak khususnya pekerja anak jalanan. Focused Group Discusion, 5 Maret 2014. Upaya penghapusan pekerja anak juga harus dibarengi dengan terjaminnya anak mendapatkan pendidikan. Angka partisipasi sekolah APS untuk kelompok usia 7-15 tahun, pada tahun 2009 menunjukkan pencapaian APS yakni hanya sebesar 0,4 persen penduduk berusia 7-12 tahun yang tidak bersekolah, dan sebesar 4,3 persen pada kelompok usia 13-15 tahun. Sementara untuk kelompok usia 16-18 tahun masih sebanyak 17,6 persen yang tidak bersekolah. Kondisi APS yang relatif masih rendah terjadi untuk kelompok usia 19-24 tahun LAKIP Kota Medan, 2012:18. Rendahnya angka partisipasi sekolah jika dibandingkan dengan jumlah penduduk kota Medan yang memiliki umur 6-18 tahun yang merupakan umur anak-anak mendapatkan pendidikan membuktikan sedikitnya anak-anak di kota Medan mendapatkan pendidikan. Pada tahun 2011 kota Medan Memiliki 508.451 jiwa penduduk dengan usia 6-18 tahun Medan Dalam Angka, 2012:48. Permasalahan-permasalahan tersebut akan dapat diselesaikan jika pemerintah kota Medan memiliki program-program yang memfokuskan terhadap penghapusan pekerja anak yang terintegrasi dengan pendidikan gratis dan perbaikan ekonomi keluarga pekerja anak. sehingga nantinya anak tidak akan kembali menjadi pekerja anak setelah memperoleh bantuan dari pemerintah. Ironisnya program penghapusan pekerja anak tidak kita jumpai di kota Medan. Program yang mereka jalankan adalah program nasional yang anggaran dan konsep programnya ditentukan oleh pemerintah pusat yaitu program PPA- PKH. Tingginya tingkat pekerja anak di kota Medan belum mendorong pemerintah kota Medan untuk membuka perhatiannya terhadap permasalahan ini. Bapak Timbul mengatakan: “Kami harus jujur bahwa kami belum menjadikan masalah pekerja anak sebagai fokus pekerjaan kami. Kami Dinas Sosial dan Tenaga Kerja kota Medan tidak memiliki program khusus dalam mengatasi masalah pekerja anak. satu-satunya program adalah PPA-PKH yang dianggarkan dari pemerintah pusat” wawancara dengan Bapak Timbul Bidang Bina Program Dinsosnaker, 14 Maret 2014 Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Ibu Dra. Akrida saat diwawancarai. “Selain program PPA-PKH kami tidak memiliki program penarikan anak dari pasar kerja atau pekerja anak jalanan. yang pasti kami bidang pengawasan ketenagakerjaan melakukan pengawasan dan melarang anak di pekerjakan di sektor formal maupun informal” wawancara dengan Ibu Dra.Akrida Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, 14 Maret 2014 Sebagai satu-satunya program pengurangan pekerja anak di kota Medan, program PPA-PKH juga hanya menargetkan sebanyak 60 pekerja anak yang ditarik dari pasar kerja untuk dikembalikan ke dunia pendidikan. Kondisi ini tidak akan menurunkan tingginya jumlah pekerja anak jika tidak ada keberlanjutan program yang di lakukan oleh pemerintah kota Medan. Tabel V.2 Kesempatan Kerja dan Lapangan Kerja tahun 2012 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI 1 Partisipasi angkatan kerja 61 48,65 79,75 2 Jumlah Pekerja yang ditempatkan 35 12,39 35,40 3 Meningkatnya rasio daya serap tenaga kerja 35 12,39 35,40 4 Angka sengketa antara pengusaha dan pekerja Kasus 200 200 100,00 5 Upah minimum regional Rp juta 1.3 1,65 126,92 6 Presentase jumlah tenaga kerja di bawah umur 30 0,00 0,00 Sumber: LAKIP Kota Medan, 2012:54 Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan tahun 2012 mengenai realisasi kesempatan kerja dan lapangan kerja diatas pada nomor keenam menunjukkan bahwa pada tahun 2012 tidak ada realisasi pengurangan jumlah tenaga kerja dibawah umur dari yang ditargetkan pengurangan sebesar 30 persen. Tidak adanya tindakan pengurangan pekerja anak pada tahun 2012 menunjukkan program penghapusan pekerja anak pada bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak hanya terbatas pada program PPA-PKH yang dilaksanakan pada tahun 2011. Tidak sebandingnya antara banyaknya pekerja anak dengan sedikitnya target penghapusan pekerja anak bahkan tidak adanya program dari pemerintah kota Medan untuk Mengurangi tingginya Pekerja anak menimbulkan kesenjangan antara permasalahan dengan kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut Selain tidak adanya program yang mendukung penghapusan pekerja anak jalanan pembentukan tim seperti Komite Aksi Kota Penghapusan Bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak hanya bersifat sementara dan bahkan tidak berjalan dengan efektif. Dalam sesi wawancara kepada bapak Timbul dirinya mengatakan Komite Aksi kota saat ini tidak Aktif lagi bekerja. wawancara dengan Bapak Timbul Staf Bidang Bina Program Dinsosnaker Kota Medan, 14 Maret 2014.

5.3 Citra Buruk Pemerintah Kota Medan di Mata Pekerja Anak Jalanan