Jumlah Mahar yang Berlaku Saat Ini Pada Suku Aceh di Krueng Mane

tokoh adat mempelai laki-laki, serta ada tarian-tarian Aceh seperti saman, seudati inong dan seudati agam, rapa’i kalee dan tarian ranup lampuan dalam penyambutan datangnya penganten serta tarian-tarian Aceh lainnya dalam penyambutan para tamu yang di undang.

4.3.2. Jumlah Mahar yang Berlaku Saat Ini Pada Suku Aceh di Krueng Mane

Secara umum pengertian mahar adalah keseluruhan prosedur penyerahan yang oleh adat telah ditetapkan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan sesuai dengan lapisan dan kedudukan social masing-masing sebelum seorang laki-laki secara resmi mengambil seorang perempuan, Hans Daeng dalam Mendrofa, 2007 : 72. Sedangkan menurut Ariyono dalam Mendrofa, 2007 : 72 mas kawin merupakan benda-benda berharga yang diberikan kepada orang tua mempelai perempuan oleh mempelai laki-laki atau pula kerabatnya. Secara khusus menurut adat istiadat pernikahan aceh, mas kawin jeulamee dalam arti yang sebenarnya adalah kasih dalam pemberian secara ihklas dan sah atas perbuatan baik yang dilakukan seseorang kepada orang lain. Dari penjelasan diatas dapat di katakan bahwa mahar dalam adat Aceh adalah merupakan penghormatan kepada seseorang yang telah melakukan perbuatan baik tanpa ada imbalan jasa. Namun, dalam praktek pelaksanaannya, dalam adat istiadat perkawinan di suku Aceh makna dari mas kawin berubah menjadi sebuah harga diri hareuga bak sidroe ureung. Dikatakan demikian karena dalam proses pelaksanaan pernikahan yang lebih menentukan adalah jumlah mas kawin yang harus dibayar. Besarnya mahar itu di tentukan oleh keluarga besar itu sendiri keluarga mempelai perempuan yaitu dalam musyawarah keluarga, baik dari pihak laki-laki maupun pihak perempuan yang disebut dengan “neuduk pakat”. Universitas Sumatera Utara Namun, dalam pelaksanaan tersebut bisa lebih dan juga bisa kurang dari patokan yang telah di tetapkan oleh keluarga dalam suatu musyawarah antar kedua belah pihak pihak keluarga laki-laki dan pihak keluarga perempuan. Sekali pun dengan demikian pada umumnya mahar itu dirasa berat oleh sebelah pihak pihak keluarga laki-laki. Secara umum menurut adat istiadat Aceh sesuai keterangan informan, mas kawin dalam masyarakat Aceh terdiri dari emas meuh, uang tunai peng hangoeh, rumah rumoh, serta isi kamar asoe kama. Dari keempat simbol diatas menunjukkan kekayaan yang dimiliki oleh seseorang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa nilai mahar pada masyarakat Aceh adalah merupakan suatu hal penentu utama dalam berlangsungnya suatu proses pernikahan. Sesuai dengan kumpulan keterangan informan kunci dan informan biasa jumlah mahar yang berlaku di Krueng Mane dan yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan berkisar 15 manyam, 30 manyam, sampai dengan 50 manyam emas. Besar kecilnya mahar yang diberikan kepada pihak perempuan juga di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor keturunan, tingginya pendidikan serta pekerjaan perempuan. Jika perempuan mempunyai jabatan dalam suatu pekerjaan serta dari keluarga terpandang maka, jumlah mahar bisa mencapai 50-an manyam emas. Sedangkan untuk pendidikan, walaupun pendidikannya tinggi, tapi tidak memiliki pekerjaan maka, mahar yang di peroleh tergantung dari kesepakatan keluarga. Oleh karena itu, pentingnya dalam penentuan jumlah mahar adalah status dan pekerjaan seorang perempuan serta persetujuan dari keluarga. Universitas Sumatera Utara

4.3.3. Mahar Menurut Agama Dalam Sistem Perkawinan