Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah

dibedakan menjadi 3 macam, yaitu alat pengajaran, alat peraga, dan media pengajaran. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halam sekolah sebagai lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan. 36 Standar sarana dan prasarana telah diatur dalam standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan informasi dan komunikasi. 37 Manajemen sarana dan prasarana bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta penataan.

6. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah

Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan sekolah, dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan fungsinya, sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar- mengajar, serta dukungan masyarakat yang tinggi. 36 Mulyasa, Manajemen Berbasis..., h.49 37 Permen No. 19 Tahun 2005, Tentang “Standar Nasional Pendidikan”, Jakarta: Cipta Jaya, 2005. h.25 Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai sekolah yang ketinggalan, sedangkan lokasi sekolah sangat bervariasi mulai dari daerah perkotaan sampai di daerah pedesaan. Demikian juga partisipasi masyarakat orang tua juga bervariasi mulai dari masyarakat yang partisipasinya tinggi bahkan masyarakat yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekali. Agar MBS terimplementasi dengan optimal, sekolah perlu dikelompokkan menurut tingkat kemampuan manajemen mereka. Pengelompokkan ini dimaksudkan untuk mempermudah pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan MBS. a. Pengelompokkan Sekolah Berdasarkan Kemampuan Manajemen Berdasarkan kondisi lokasi dan kualifikasi sekolah saat ini, kurang lebih akan ditemui tiga karakter sekolah, antara lain sekolah baik, sedang, dan kurang, yang tersebar dilokasi-lokasi maju, sedang, dan tertinggal. Kelompok-kelompok tersebut biasanya juga menggambarkan tingkat kemampuan manajemennya. Dengan adanya perbedaan manajemen tersebut sekolah-sekolah harus diperlakukan secara berbeda-beda, tergantung pada tingkat kemampuannya dalam menyerap sistem baru yang ditawarkan dalam MBS. 38 Dengan mempertimbangkan kemampuan sekolah, kewajiban dan kewenangan sekolah terhadap pelaksanaan MBS, pemerintah berkewajiban melakukan upaya-upaya maksimal bagi sekolah yang kemampuan manajemennya kurang untuk mempersiapkan pelaksanaan MBS. b. Pentahapan Pelaksanaan MBS Implementasi MBS adalah realisasi dari desentralisasi pendidikan yang memerlukan perubahan-perubahan mendasar terhadap aspek-aspek yang menyangkut keuangan, ketenagaan, kurikulum, sarana dan prasarana, dan partisipasi masyarakat. MBS diyakini akam dapat terimplementasi dengan 38 Sulaeman Hariadi, School Based Management, Jakarta: Depdiknas DKI Jakarta, 2001, h. 17 optimal setidaknya melalui tiga tahap, yaitu jangka pendek tahun pertama sampai dengan tahun ketiga, jangka menengah tahun keempat sampai tahun keenam, dan jangka panjang setelah tahun keenam. 39 Pelaksanaan jangka pendek diprioritaskan pada kegiatan-kegiatan yang tidak memerlukan perubahan mendasar terhadap tiga aspek-aspek pendidikan. Strategi ini bersifat sosialisasi MBS terhadap masyarakat dan sekolah, pelatihan terhadap sumber daya manusia yang akan melaksanakan MBS, dan mengalokasikan block grant langsung ke sekolah sebagai praktek pengelolaan keuangan dengan prinsip MBS. Apabila sekolah telah memahami hak dan kewajiban masing-masing, secara mendasar tentang aspek-aspek pendidikan dapat dilakukan sebagai jangka menengah dan jangka panjang. Merujuk pendapat Fattah, Mulyasa membagi implementasi MBS menjadi tiga tahapan, yaitu sosialisasi, piloting, dan desiminasi. Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara. Masyarakat harus dapat beradabtasi lebih baik dengan perubahan- perubahan baru, sehingga pencapaian tujuan perubahan tersebut menjadi leih efektif. Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak mengandung resiko, efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar, yaitu akseptabilitas adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan sebagai pelaksana dan tanggung jawab pendidikan disekolah, akuntabilitas atinya program MBS harus dapat dipertanggung jawabkan, baik secara konsep, operasional, maupun pendanaannya, reflikabilitas artinya model-model MBS diuji-cobakan dapat direflikasi di sekolah lain sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji-coba dapat dilaksanakan disekolah lain, dan sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga kesinambungannya setelah uji coba dilaksanakan. Dan tahap selanjutnya tahap desiminasi merupakan tahapan 39 Hariadi, School Based ..., h. 19 memasyarakatkan model MBS yang telah diujicobakan ke berbagai sekolah agar dapat mengimplementasikannya secara efektif dan efisien. 40 c. Perangkat Pelaksanaan MBS Dalam mengimplementasikan MBS diperlukan adanya pedoman- pedoman sebagai pendukung serta untuk menjamin terlaksananya MBS yang mengakomodasi kepentingan otonomi sekolah, kebijakan pemerintah dan partisipasi masyarakat. Dalam pelaksanaannya MBS memerlukan seperangkat peraturan dan pedoman-pedoman yang digunakan sebagai pedoman perencanaan, monitoring dan evaluasi, dan laporan pelaksanaan. Dalam rencana sekolah merupakan perencanaan sekolah untuk jangka waktu tertentu, yang disusun oleh sekolah sendiri, yang bervisi dan misi sekolah, tujuan sekolah, dan prioritas-prioritas yang akan dicapai, serta strategi-strategi yang digunakan untuk mencapainya. 41 40 Mulyasa, Manajemen Berbasis ..., h.62 41 Hariadi, School Based ..., h.22 BAB III METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah MBS dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAM (MBS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SDN KAUMAN 1 MALANG

0 7 17

KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH (MPMBS)

0 5 170

PENGARUH PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP MUTU PENDIDIKAN Pengaruh Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan SD Negeri 01 Popongan Tahun 2015/2016.

0 1 14

PENGARUH PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP MUTU Pengaruh Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan SD Negeri 01 Popongan Tahun 2015/2016.

0 1 15

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 6 KISARAN KABUPATEN ASAHAN.

0 1 27

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 020263 KOTA BINJAI.

0 0 28

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2011/2012).

0 0 12

PEMBERDAYAAN DEWAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN : Studi Analisis Terhadap Implementasi Konsep Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kabupaten Majalengka.

0 1 66

EVALUASI IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 1 CIMAHI.

0 1 37

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS MADRASAH (MBM) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH NEGERI TOLITOLI

0 1 121