Deskripsi, Analisis Data dan Penyajian Hasil Penelitian

a. Otonomi Sekolah

Tabel 7.1 Penyusunan Rencana Sekolah Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 9 52,94 b. Sering 5 29,41 c. Kadang-kadang 2 11,76 d. Tidak Pernah 1 5,88 Jumlah 17 100 Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 52,94 responden menjawab selalu sekolah melakukan perencanaan melalui raker, 29,41 menjawab sering, 11,76 menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 5,88 menjawab tidak pernah. Terlihat responden yang memilih jawaban selalu memiliki prosentase terbesar, ini berarti sekolah memang telah melakukan penyusunan rencana sekolah yang salah satunya melalui raker, namun perencanaan ini masih harus terus dioptimalkan karena masih ditemukan responden yang menjawab sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Tabel 7.2 Rumusan Kebijakan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 7 41,18 b. Sering 5 29,41 c. Kadang-kadang 4 23,53 d. Tidak pernah 1 5,88 Jumlah 17 100 Dalam kaitanya rumusan kebijakan sebagai upaya peningkatan mutu sebanyak 41,18 dari keseluruhan responden, yang menjawab sering, 29,41, sebanyak 23,53 untuk jawaban kadang-kadang, dan 5,88 untuk yang menjawab tidak pernah. Dari data tersebut responden yang menjawab selalu memang telah memiliki prosentase terbesar bahwa sekolah merumuskan kebijakan yang dipandang mampu dalam meningkatkan mutu pendidikan, hanya saja masih perlu ditingkatkan hal ini karena masih banyak responden yang menjawab sering, kadang-kadang, dan tidak pernah yang dapat menghambat pengambilan keputusan yang berujung pada penentuan kebijakan mutu. Perihal kebijakan yang bermutu sekolah guru memiliki peran yang sangat penting, untuk mengetahui keterlibatan guru dalam penentuan kebijakan akan terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 7.3 Pelibatan Guru Dalam Penyusunan Kebijakan Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Seluruhnya 7 41,18 b. Sebagian Besar 5 29,41 c. Sebagian Kecil 5 29,41 d. Tidak Satupun Jumlah 17 100 Responden yang menjawab seluruh guru dilibatkan dalam penyusunan kebijakan sebanyak 41,18, yang menjawab sebagian besar 29,41, yang menjawab sebagian kecil 29,41, dan tidak ada responden yang menjawab tidak satupun. Masih ditemukan jawaban sebagian besar dan sebagian kecil saja guru yang dilibatkan dalam penyusunan kebijakan, ini berarti partisipasi guru dalam penyusunan kebijakan harus ditingkatkan agar penyusunan kebijakan benar-benar tepat dengan kondisi dan kebutuhan sekolah, namun jawaban dengan prosentase terbesar sudah pada jawaban seluruh guru telah dilibatkan dalam penyusunan kebijakan. Tabel 7.4 Rekrutmen Tenaga Kependidikan Sesuai Kebutuhan Sekolah Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 10 58,82 b. Sering 3 17,65 c. Kadang-kadang 4 23,53 d. Tidak Pernah Jumlah 17 100 Perihal rekrutmen Tenaga Kependidikan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah, jawaban dengan prosentase terbesar adalah sekolah selalu melakukan rekrutmen tenaga kependidikan sesuai kebutuhan sekolah, namun masih terdapat jawaban yang meskipun tidak besar prosentasenya tetap harus diperhatikan karena hal ini merupakan indikasi sistem rekrutmen tenaga kependidikan di SMP Nopember masih harus ditingkatkan. Guru adalah salah satu tenaga pendidik yang ada di sekolah, setelah direkrut kemudian di tempatkan di sekolah sudah pasti memiliki tanggung jawab yang harus dilaksanakan, sejauhmana tanggung jawab yang diberikan kepada guru berkaitan dengan latar belakan akademik ini akan diuraikan pada tabel dibawah ini: Tabel 7.5 Kesesuaian Tanggung Jawab dengan Latar Belakang Akademik Guru Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Sangat Sesuai 3 17,65 b. Sesuai 11 64,71 c. Kurang Sesuai 3 17,65 d. Tidak Sesuai Jumlah 17 100 Dari tabel di atas diketahui sebanyak 17,65 responden menjawab tanggung jawab guru sangat sesuai dengan latar belakang pendidikan, sebanyak 64,71 responden menjawab sesuai, 17,65 responden menjawab kurang sesuai, dan tidak ada responden yang menjawab tidak sesuai. Prosentase terbesar responden menjawab tanggung jawab yang diberikan sekolah kepada guru disesuaikan dengan latar belakang pendidikan, namun masih ada sebagian kecil responden yang menjawab kurang sesuai, meskipun prosentasenya kecil hal ini harus tetap diperhatikan karena pemberian tanggung jawab ini sangat berhubungan dengan proses dan hasil pekerjaan guru, jika pemberian tanggung jawab tidak sesuai dengan bidang kemampuan yang dimiliki, akan menghambat upaya pencapaian tujuan organisasi sekolah yang berdampak pada terhambatnya pencapaian tujuan pendidikan. Tabel 7.6 Pelaksanaan Diklat Bagi Guru Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 5 29,41 b. Sering 5 29,41 c. Kadang-kadang 7 41,18 d. Tidak Pernah Jumlah 17 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 29,41 responden menjawab selalu adanya diklat bagi guru, 29,41 menjawab sering, 41,18 menjawab kadang- kadang dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah. Terlihat masih menunjukan hasil negatif karena sebagian besar responden mengatakan kadang- kadang diikutsertakan dalam diklat, dan hanya sebagian kecil yang menjawab selalu dan sering. Hal ini berarti perlunya meningktkan pengikutsertaan guru dalam kegiatan diklat, mengikutsertakan guru dalam diklat dapat bertujuan untuk meng- upgrade kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya terutama kaitanya dengan perannya sebagai pengajar ilmunya harus selalu up to date, selain itu diklat juga dapat mengingatkan kembali pada guru tentang hal-hal yang sebenarnya sudah diketahui sebelumnya, serta upaya pemberian motivasi agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih baik. Tabel 7.7 Pengembangan Muatan Lokal Sesuai Kebutuhan Siswa Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Sangat Sesuai 3 17,65 b. Sesuai 13 76,47 c. Kurang Sesuai 1 5,88 d. Tidak Sesuai Jumlah 17 100 Dalam hal pengembangan muatan lokal sebanyak 17,65 responden menjawab sangat sesuai dengan kebutuhan siswa, 76,47 responden menjawab sesuai, dan 5,88 menjawab kurang sesuai. Dari data tersebut sebagian besar responden telah menjawab sangat sesuai dan sesuai, tetapi ada sebagian kecil responden yang masih menjawab kurang sesuai dan ini berarti pengembangan muatan lokal harus di optimalkan lagi agar benar- benar dapat mengembangkan minat dan bakat siswa, sehingga dapat memberikan bekal bagi kehidupan siswa kelak. Tabel 7.8 Strategi dan Metode Pembelajaran Sesuai dengan Materi yang Dipelajari Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 6 35,29 b. Sering 6 35,29 c. Kadang-kadang 5 29,41 d. Tidak Pernah Jumlah 17 100 Terlihat selalu dan sering memiliki prosentase yang sama dan jawaban kadang-kadang juga memiliki prosentase yang hampir mendekati, hal ini berarti penyesuaian strategi dan metode yang digunakan dalam pembelajaran masih belum sepenuhnya disesuaikan dengan materi pembelajaran, untuk itu harus terus ditingkatkan karena penggunaan strategi dan metode pebelajaran yang tepat sesuai akan membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari dapat berdampak pada pencapaian tujuan yang hendak dicapai. Selain proses pembelajaran di dalam kelas, siswa juga seharusnya diberi kesempatan dalam mengembangkan minat dan bakatnya, dan bagaimana sekolah memberikan pembinaan dan bimbingan, diuraikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 7.9 Pengembangan Bakat dan Minat Bagi Siswa Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 4 23,53 b. Sering 5 29,41 c. Kadang-kadang 8 47,06 d. Tidak Pernah Jumlah 17 100 Perihal pengembangan bakat dan minat bagi siswa, sebanyak 23,53 responden menjawab selalu sekolah melakukan pengembangan minat dan bakat siswa agar siswa mampu berprestasi sesuai dengan bakatnya, 29,41 responden menjawab sering, 47,06 responden menjawab kadang-kadang, dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah. Prosentase terbesar pada data diatas ada pada jawaban kadang-kadang, ini berarti pengembangan minat dan bakat telah di lakukan SMP 10 Nopember Jakarta hanya saja masih kurang optimal dan harus terus ditingkatkan dengan melakukan bimbingan dan pembinaan agar anak dapat berkembang serta berprestasi sesuai dengan minat dan bakatnya. Tabel 7.10 Pelibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 4 23,53 b. Sering 13 76,47 c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah Jumlah 17 100 Dari tabel di atas, 23,53 responden menjawab selalu guru melibatkan siswa dalam mengembangkan kemampuan dan pemahaman siswa, 76,47 menjawab sering, dan tidak ada responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Tidak adanya jawaban responden pada item jawaban kadang-kadang dan tidak pernah, hal ini berarti guru telah melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan kemampuan dan pemahaman siswa dan proses ini harus terus dilakukan, prosentase terbesar berada pada jawaban sering menunjukan pelibatan siswa dalam proses pembelajaran masih dapat di optimalkan. Tabel 7.11 Kemampuan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan dan Masalah yang Dihadapi Siswa Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 2 11,76 b. Sering 10 58,82 c. Kadang-kadang 5 29,41 d. Tidak Pernah Jumlah 17 100 Perihal masalah atau kesulitan yang dihadapi siswa, sebanyak 11,76 responden menjawab selalu guru mengatasi kesulitan belajar atau masalah yang dihadapi siswa, 58,82 responden menjawab sering, 29,41 menjawab kadang- kadang, dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah. Prosentase terbesar ada pada jawaban sering yang berarti guru sering mengatasi kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa, namun masih ada sebagian kecil yang menjawab selalu dan sebagian lainnya menjawab kadang-kadang ini berarti upaya guru untuk mengatasi kesulitan belajar atau masalah yang dihadapi siswa masih harus ditingkatkan baik didalam ataupun diluar kelas, baik masalah yang berhubungan dengan sekolah maupun masalah pribadi siswa. Salah satu masalah yang sering dihadapi siswa yakni masalah kesulitan belajar yang terlihat pada nilai hasil belajar yang belum mencapai standar minimum yang telah ditentukan sekolah, lalu upaya apa yang dilakukan sekolah terhadap masalah ini, berkaitan dengan hal tersebut diuraikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 7.12 Pengayaan dan Remedial Terhadap Siswa yang Belum Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 8 47,06 b. Sering 6 35,30 c. Kadang-kadang 2 11,76 d. Tidak Pernah 1 5,88 Jumlah 17 100 Sebanyak 47,06 yang menjawab selalu, 35,30 yang menjawab sering, 11,76 responden menjawab kadang-kadang, dan 5,88 menjawab tidak pernah, dari data tersebut prosentase jawaban yang terbesar adalah selalu, namun masih banyak juga jawaban sering, kadang-kadang, dan tidak pernah ini berarti, pelaksanaan pengayaan dan remedial masih harus ditingkatkan. Tabel 7.13 Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Mengembangkan Minat, Bakat dan Keterampilan Siswa Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selau 9 52,94 b. Sering 5 29,41 c. Kadang-kadang 3 17,65 d. Tidak Pernah Jumlah 17 100 Selain kegiatan belajar mengajar didalam kelas, SMP 10 Nopember juga menyediakan kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah untuk menyalurkan minat bakat dan ketrampilan siswa, dari tabel di atas responden yang menjawab selalu sebanyak 52,94, yang menjawab sering 29,41 , responden dengan jawaban kadang-kadang 17,65, dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah. Dari data tersebut prosentase terbesar ada pada jawaban selalu yang berarti sekolah menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan minat, bakat, dan ketrampilan siswa, namun masih ada jawaban sering dan kadang-kadang, itu berarti kegiatan ini belum dilakukan secara maksimal. Tabel 7.14 Pelibatan Masyarakat dalam Setiap Kegiatan-kegiatan Sekolah Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 2 11,76 b. Sering 4 23,53 c. Kadang-kadang 9 52,94 d. Tidak Pernah 2 11,76 Jumlah 17 100 Dari tabel di atas, tentang pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan sekolah responden yang menjawab selalu sebanyak 11,76, yang menjawab sering 23,53 , responden dengan jawban kadang-kadang 52,94, dan responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 11,76. Prosentase terbesar ada pada jawaban kadang-kadang, ini berarti sekolah sudah melibatkan masyarakat dalam kegiatan- kegiatan yang dilakukan namun masih ada sebagian kecil responden yang menjawab tidak pernah meskipun posentasenya kecil ini menunjukan masih perlu peningkatan kerjasama antara sekolah dan masyarakat dalam kegiatan sekolah. Tabel 7.15 Pelibatan Masyarakat dalam Mengambil Keputusan dan Menyusun Program Kegiatan di Sekolah dalam Pelaksanaan MBS Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 2 11,76 b. Sering 3 17,65 c. Kadang-kadang 7 41,18 d. Tidak Pernah 5 29,41 Jumlah 17 100 Dari Tabel diatas, responden menjawab sekolah selalu melibatkan masyarakat dalam mengambil keputusan dalam menyusun program kegiatan di sekolah dalam pelaksanaan MBS sebanyak 11,76, responden yang menjawab sering sebanyak 17,65, jawaban kadang-kadang sebanyak 41,18, dan sebanyak 29,41 responden menjawab tidak pernah. Dari data tersebut prosentase jawaban terbesar ada pada jawaban kadang-kadang, ini berarti sekolah sudah melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan menyusun program kegiatan di sekolah dalam pelaksanaan MBS, namun pelibatan masyarakat masih belum optimal dan masih harus ditingkatkan hal ini dibuktikan dengan masih meratanya jawaban- jawaban responden pada setiap item jawaban. Selain masyarakat sekolah juga ada komite sekolah yang juga merupakan mitra sekolah yang dalam struktur organisasi berada sejajar dengan kepala sekolah yang memiliki wewenang dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan sekolah, sejauh mana komite sekolah ikut serta dalam mengawasi kegiatan di SMP 10 Nopember Jakarta diuraikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 7.16 Komite Sekolah Ikut serta dalam Mengawasi Proses belajar dan Kegiatan Sekolah Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 3 17,65 b. Sering 4 23,53 c. Kadang-kadang 5 29,41 d. Tidak Pernah 5 29,41 Jumlah 17 100 Sebanyak 17, 65 yang menjawab selalu, responden yang menjawab sering 23,53, responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah masing- masing sebanyak 29,41. Dari data tersebut prosentase jawaban terbesar ada pada item jawaban kadang-kadang dan tidak pernah, ini berarti peran serta komite sekolah dalam mengawasi proses belajar mengajar dan kegiatan sehari-hari di sekolah masih kurang optimal dan masih harus ditingkatkan. Tabel 7.17 Monitoring dan Evaluasi Program yang Telah Dilaksanakan Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 3 17,65 b. Sering c. Kadang-kadang 9 52,94 d. Tidak Pernah 5 29,41 Jumlah 17 100 Dari table di atas yakni jawaban responden tentang pelaksanaan monitoring dan evaluasi program yang telah dilaksanakan sebanyak 17,65 menjawab selalu, tidak ada responden yang memilih jawaban sering, yang memilih jawaban kadang- kadang sebanyak 52,94, dan responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 29,41. Prosentase terbesar ada pada jawaban kadang-kadang. Ini berarti meskipun sekolah telah mengadakan monitoring dan evaluasi pada setiap program yang telah dilaksanakan, namun kegiatan monitoring dan evaluasi ini belum dilakukan secara optimal dan masih harus ditingkatkan. Masih berkaitan dengan monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh komite sekolah, sekolah juga memberikan laporan kegiatan dan dana yang diberikan pemerintah kepada komite sekolah. Bagaimana SMP 10 Nopember Jakarta memberikan laporan kepada komite sekolah sebagai bentuk akuntabilitas, diuraikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 7.18 Laporan Kegiatan Maupun Laporan Dana Bantuan yang Diberikan Pemerintah Kepada Komite Sekolah Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 6 35,29 b. Sering 5 29,41 c. Kadang-kadang 2 11,76 d. Tidak Pernah 4 23,53 Jumlah 17 100 Responden yang menjawab sekolah selalu melaporkan pelaksanaan kegiatan dan dana bantuan yang diberikan pemerintah kepada komite sekolah sebanyak 35,29, yang menjawab sering 29,41, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 11,76 dan responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 23,53. Dari data tersebut menunjukan prosentase terbesar ada pada jawaban selalu yang menunjukan sekolah telah memberikan laporan pelaksanaan kegiatan dan dana bantuan dari pemerintah kepada komite sekolah, namun masih ditemukan jawaban sering, kadang-kadang bahkan masih ada jawaban tidak pernah, ini berarti sekolah harus melaporkan kegiatan dan pendanaan sebagai bentuk akuntabilitas dengan lebih baik. Setelah dilakukan pelaporan sebagai bentuk akuntabilitas sekolah kepada komite sekolah, kemudian komite memberi tanggapan atas laporan tersebut, sebagaimana tertuang dalam tabel dibawah ini: Tabel 7.19 Tanggapan Laporan yang Diberikan Sekolah Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 2 11,76 b. Sering 4 23,53 c. Kadang-kadang 7 41,18 d. Tidak Pernah 4 23,53 Jumlah 17 100 Sebanyak 11,76 responden menjawab selalu ada tanggapan atas laporan yang diberikan sekolah kepada komite sekolah, sebanyak 23,53 menjawab sering, 41,18 responden menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 23,53 responden menjawab tidak pernah. Dari data tersebut item jawaban kadang-kadang memiliki prosentase terbesar, yang berarti masih harus mengoptimalkan tanggapan yang diberikan atas laporan yang diberikan oleh sekolah. Tabel 7.20 Pengadaan Sarana dan Prasarana Sesuai dengan Kebutuhan Sekolah Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 3 17,65 b. Sering 5 29,41 c. Kadang-kadang 9 52,94 d. Tidak Pernah Jumlah 17 100 Selanjutnya perihal pengadaan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dari tabel di atas, sebanyak 17,65 responden menjawab sekolah selalu melakukan pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan sekolah, sebanyak 29,41 responden menjawab sering, sebanyak 52,94 responden menjawab kadang-kadang dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah. Prosentase terbesar ada pada item jawaban kadang-kadang, yang berarti pengadaan sarana dan prasarana harus lebih didasarkan pada kebutuhan sekolah. Tabel 7.21 Kebebasan Terhadap Sekolah dalam Menentukan Pengusulan Sarana dan Prasarana Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 3 17,65 b. Sering 4 23,53 c. Kadang-kadang 7 41,18 d. Tidak Pernah 3 17,65 Jumlah 17 100 Kebebasan dalam mengusulkan kepada yayasan tentang sarana-dan prasarana yang dibutuhkan sebanyak 17,65 responden menjawab selalu, sebanyak 23,53 responden menjawab sering, 41,18 menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 17,65 responden menjawab tidak pernah, prosentase terbesar ada pada jawaban kadang-kadang dan sisanya hampir merata pada semua item jawaban yang lain, ini berarti sekolah memiliki kebebasan dalam mengusulkan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan sekolah, namun masih harus ditingkatkan agar sarana yang dibutuhkan sekolah benar-benar dapat terpenuhi yang akan mendukung proses pembelajaran maupun administrasi sekolah, berkaitan dengan proses tersebut sejauh mana sarana dan prasarana yang tersedia di SMP 10 Nopember memadai diuraikan pada tabel dibawah ini: Tabel 7.22 Sarana dan Prasarana yang Tersedia di Sekolah Memadai untuk Peningkatan Pembelajaran Siswa. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Sangat Memadai 1 5,88 b. Memadai 5 29,41 c. Kurang Memadai 11 64,71 d. Tidak Memadai Jumlah 17 100 Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah sangat memadai untuk peningkatan pembelajaran sebanyak 5,88 responden, 29,41 responden menjawab memadai, 64,71 menjawab kurang memadai, dan tidak ada responden yang menjawab tidak memadai. Dari data tersebut prosentase terbesar ada pada jawaban kurang memadai, ini berarti sarana-prasarana yang tersedia di sekolah masih kurang memadai untuk peningkatan pembelajaran siswa yang berarti harus ditingkatkan. Tabel 7.23 Sarana dan Prasaran yang Tersedia Termanfaatkan untuk Pencapaian Tujuan Pendidikan di Sekolah Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Baik Sekali 3 17,65 b. Cukup Baik 12 70,59 c. Kurang Baik 2 11,76 d. Tidak Baik Jumlah 17 100 Pemanfaatan sarana dan prasarana untuk pencapaian tujuan pendidikan, sebanyak 17,65 menjawab baik sekali, responden sebanyak 70,59 menjawab cukup baik, responden sebanyak 11,76 menjawab kurang baik, dan tidak ada responden yang menjawab tidak baik. Angka tersebut menunjukan prosentase terbesar ada pada item jawaban cukup baik, ini berarti sarana dan prasarana tang tersedia di SMP 10 Nopember Jakarta sudah cukup baik, namun masih didapatkan jawaban kurang baik walaupun prosentasenya kecil namun akan dapat menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan. Tabel 7.24 Kesulitan Guru dalam Menyediakan Media Pembelajaran guna Mendukung Tercapainya Tujuan Pembelajaran Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 1 5,88 b. Sering 7 41,18 c. Kadang-kadang 7 41,18 d. Tidak Pernah 2 11,76 Jumlah 17 100 Kesulitan yang dialami guru dalam menyediakan media pembelajaran guna mendukung tercapainya tujuan pembelajaran, sebanyak 5,88 responden manjawab selalu, responden yang menjawab sering dan kadang-kadang masing-masing 41,18 responden, dan sebanyak 11,76 responden menjawab tidak pernah. Dari data tersebut menunjukan terdapat dua jawaban dengan prosentase sama besar yakni sering dan kadang-kadang hal ini menunjukan adanya kesulitan yang dialami guru dalam menyediakan media pembelajaran guna mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Tabel 7.25 Inventaris Sarana dan Prasarana Sekolah Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Baik Sekali 1 5,88 b. Cukup Baik 7 41,18 c. Kurang Baik 7 41,18 d. Tidak Baik 2 11,76 Jumlah 17 100 Dari tabel di atas sebanyak 5,88 responden menjawab sekolah melakukan pencatataninventarisir dengan baik sekali atas segala kondisi sarana dan prasarana sekolah, sebanyak 41,18 responden menjawab cukup baik, sebanyak 41,18 responden menjawab kurang baik dan sebanyak 11,76 responden menjawab tidak baik. Prosentase terbesar atas jawaban responden ada pada item jawaban cukup baik dan kurang baik, ini berarti inventarisir sarana dan prasarana sekolah masih harus di optimalkan guna menggontrol kondisi dan kebutuhan akan sarana dan prasarana. Inventarisir akan dapat dilakukan dengan baik jika tiap sarana yang terdapat disekolah teridentitas terdapat letak penempatan dan tahun pembelianpembuatan dengan baik, bagaimana sekolah melakukan identifikasi sarana yang tersedia, dijelaskan pada tabel dibawah ini: Tabel 7.26 Identitas terdapat letak penempatan dan tahun pembelianpembuatan Sarana dan Prasarana Sekolah Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Seluruhnya b. Sebagian Besar 9 52,94 c. Sebagian Kecil 6 35,29 d. Tidak Satupun 2 11,76 Jumlah 17 100 Tidak ada satupun responden yang menjawab seluruh sarana dan prasarana sekolah teridentitas, sebanyak 52,94 responden menjawab sebagian besar, sebanyak 35,29 responden menjawab sebagian kecil, dan sebanyak 11,76 responden menjawab tidak satupun sarana dan prasarana sekolah teridentitas. Dari data tersebut prosentase terbesar ada pada jawaban sebagian besar, yang berarti sebagian besar sarana dan prasarana di SMP 10 Nopember Jakarta telah teridentitas, namun masih terdapat jawaban sebagian kecil dan jawaban tidak satupun meski presentasenya tidak terlalu dominan namun hal ini juga harus diperhatikan karena akan berpengaruh pada kontrol kondisi dan kebutuhan sarana. Tabel 7.27 Penempatan Sarana dan Prasarana Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Baik Sekali b. Cukup Baik 14 82,35 c. Kurang Baik 3 17,65 d. Tidak Baik Jumlah 17 100 Salah satu upaya pemeliharaan sarana dan prasarana adalah dengan melakukan penempatan yang tepat. Dari tabel di atas tentang penempatan sarana dan prasara tidak ada responden yang menjawab penempatan sarana dan prasarana dilakukan secara baik sekali, sebanyak 82,35 responden menjawab cukup baik, sebanyak 17,65 kurang baik, dan tidak ada responden yang menjawab tidak baik. Terlihat prosentase terbesar ada pada jawaban cukup baik, yang berarti penempatan sarana dan prasarana di SMP 10 Nopember Jakarta sudah cukup baik, namun masih ada responden yang menjawab tidak baik meskipun prosentasenya hanya sebagian kecil namun hal ini masih harus diperhatikan. Tabel 7.28 Jadwal Penggunaan Sarana dan Prasarana Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 4 23,53 b. Sering 4 23,53 c. Kadang-kadang 7 41,18 d. Tidak Penah 2 11,76 Jumlah 17 100 Penggunaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah juga seharusnya terjadwal dengan baik agar pemanfaatannya lebih optimal. Dari tabel di atas, sebanyak 23,53 responden menjawab sekolah selalu menjadwalkan penggunaan sarana dan prasarana, senayak 23,53 responden menjawab sering, sebanyak 41,18 reponden menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 11,76 responden menjawab tidak pernah. Ada dua item jawaban dengan prosentase yang sama, dan prosentase terbesar ada pada item jawaban kadang-kadang, ini berarti penjadwalan penggunaan sarana dan prasarana belum dilakukan secara optimal dan bersifat kondisional. Upaya pemeliharaan sarana dan pasarana juga tidak terlepas dari campur tangan sumber daya manusia dalam hal ini guru, tanggung jawab guru dalam pemeliharaan sarana dan prasarana di jelaskan pada tabel dibawah ini: Tabel 7.29 Tanggung Jawab Guru dalam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 4 23,53 b. Sering 7 41,18 c. Kadang-kadang 6 35,29 d. Tidak Pernah Jumlah 17 100 Sebanyak 23,53 responden menjawab guru selalu bertanggung jawab dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sebanyak 41,18 responden menjawab sering, sebanyak 35,29 responden menjawab kadang-kadang, dan tidak ada reponden yang menjawab tidak pernah. Dari data tersebut prosentase terbesar ada pada jawaban guru sering bertanggung jawab dalam pemeliharaan sarana dan prasarana, namun peningkatan tanggung jawab guru dalam pemeliharaan sarana dan prasarana masih harus terus ditingkatkan. Tabel 7.30 Perawatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase a. Selalu 5 29,41 b. Sering 4 23,53 c. Kadang-kadang 8 47,06 d. Tidak Pernah Jumlah 17 100 Perihal perawatan dan perbaikan dengan segera jika terdapat kerusakan sarana dan prasarana, sebanyak 29,41 responden menjawab bahwa sekolah selalu melakukan perawatan rutin dan perbaikan segera jika terjadi kerusakan pada sarana dan prasarana, 23,53 responden menjawab sering, 47,06 responden menjawab kadang-kadang, dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak pernah, prosentase terbesar ada pada jawaban kadang-kadang, sebagian lainya menjawab selalu dan sering, ini berarti SMP 10 Nopember Jakarta telah melakukan pemeliharaan dan perbaikan sarana-prasarana jika terjadi kerusakan namun upaya pemeliharaan dan perbaikan sarana harus terus ditingkatkan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari data yang telah dianalisis, dapat dijelaskan bahwa yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMP 10 Nopember Jakarta yang berjumlah 17 orang, terdapat 3 aspek dalam penelitian ini yang pertama aspek otonomi sekolah dengan item pertanyaan sebanyak 13 pertanyaan sehingga diperoleh skor 685, aspek yang kedua adalah partisipasi masyarakat dengan jumlah item pertanyaan sebanyak 6 pertanyaan sehingga diperoleh skor 235, sedangkan aspek yang ketiga adalah pengelolaan sarana dan prasarana dengan jumlah item pertanyaan sebnyak 11 pertanyaan maka diperoleh skor 491, lebih rinci terlihat dalam tabel berikut: Tabel 8 Deskripsi Data Unit Analisis Aspek Penelitian Jumlah Item Skor Otonomi Sekolah 13 685 Partisipasi Masyarakat 6 235 17 Orang responden Pengelolaan Sarana dan Prasarana 11 491 Tabel 9 Nilai Rata-rata Skor Penelitian NS NH 40, 29 52 x 100 x 100 Aspek Nilai Harapan NH Nilai Skor NS X 100 Kategori Otonomi Sekolah 13x4 = 52 685 : 17 = 40,29 x 100 = 77,48 Efektif Partisipasi Masyarakat 6x4 = 24 235 : 17 = 13,82 13, 82 24 = 57,58 Kurang Efektif Pengelolaan Sarana Prasarana 11x4 = 44 491 : 17 = 28,88 28, 88 44 = 65,64 Efektif Jumlah Rata-rata Keseluruhan Aspek 77,48 + 57,58 + 65,64 3 66, 9 Efektif Dari Hasil di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata skor penelitian dari 3 aspek, yakni ”pertama” Otonomi Sekolah nilai harapan 52, nilai skor 40,29 maka dari hasil perhitungan diperoleh angka 77,48dan termasuk kedalam kategori efektif, ”kedua” Partisipasi Masyarakat nilai harapan 24, nilai skor yang diperoleh 13,82 maka, dari hasil perhitungan diperoleh angka 57,58 yang masuk kedalam kategori kurang efektif, ”ketiga” Pengelolaan Sarana dan prasarana nilai harapan 44, nilai skor 28,88 maka, dari hasil perhitungan diperoleh angka 65,64 yang masuk kedalam kategori efektif, Sehingga secara keseluruhan dari seluruh rata-rata aspek tingkat effektifitasnya mencapai 66,9 yang berarti efektif. Dengan demikian dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum implementasi MBS dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP 10 Nopember Jakarta

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAM (MBS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SDN KAUMAN 1 MALANG

0 7 17

KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH (MPMBS)

0 5 170

PENGARUH PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP MUTU PENDIDIKAN Pengaruh Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan SD Negeri 01 Popongan Tahun 2015/2016.

0 1 14

PENGARUH PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP MUTU Pengaruh Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan SD Negeri 01 Popongan Tahun 2015/2016.

0 1 15

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 6 KISARAN KABUPATEN ASAHAN.

0 1 27

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 020263 KOTA BINJAI.

0 0 28

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2011/2012).

0 0 12

PEMBERDAYAAN DEWAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN : Studi Analisis Terhadap Implementasi Konsep Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kabupaten Majalengka.

0 1 66

EVALUASI IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 1 CIMAHI.

0 1 37

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS MADRASAH (MBM) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH NEGERI TOLITOLI

0 1 121