Latar Belakang Masalah Implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP 10 nopember Jakarta

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pendidikan juga merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan individual diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan, oleh karena itu kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa Nation Character Building. Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan yang cerdas pula, dan secara progresif akan membentuk kemandirian. Dalam menciptakan masyarakat yang cerdas dan di Era reformasi pemerintah melakukan beberapa perubahan dalam bidang kehidupan; politik, moneter, hankam, dan kebijakan mendasar lain. Lahirnya Undang – undang No. 20 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang – undang No. 25 tentang Perimbangan keuangan Pusat dan Daerah. Undang – undang tersebut membawa konsekuensi terhadap bidang - bidang kewenangan daerah sehingga lebih otonom, termasuk di bidang pendidikan. Diundangkannya UU No. 22 tentang Pemerintahan Daerah pada hakikatnya memberi kewenangan dan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan 1 aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kewenangan diberikan kepada daerah kabupaten dan kota berdasarkan asas desentralisasi dalam wujud otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. Desentralisasi pendidikan memberi peluang bagi kebijakan sekolah didaerah. Pembuatan kebijakan sekolah adalah inhern dengan otonomi kepala sekolah. Ketentuan otonomi daerah membawa perubahan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk penyelenggaraan pendidikan. Bila sebelumnya pendidikan merupakan wewenang pusat, dengan berlakunya undang–undang tersebut, kewenangan tersebut dialihkan ke pemerintah kota dan kabupaten. Berbagai program pemerintah yang dilaksanakan telah memberikan harapan bagi kelangsungan dan terkendalinya kualitas pendidikan Indonesia semasa krisis. Akan tetapi karena pengelolaannya yang terlalu kaku dan sentralistik, program itupun tidak banyak memberikan dampak positif, sehingga angka partisipasi pendidikan nasional maupun kualitas pendidikan tetap menurun. Diduga hal tersebut erat kaitannya dengan masalah manajemen. Dalam kaitan ini, muncullah salah satu pemikiran ke arah pengelolaan pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan secara luas. Pemikiran ini dalam perjalananya disebut manajemen berbasis sekolah MBS atau school based manajemen SBM, yang telah berhasil mengangkat kondisi dan memecahkan berbagai masalah pendidikan di beberapa negara maju, seperti Australia dan Amerika. Inti dari MBS adalah memberdayakan sekolah dengan segala perangkatnya. Inisiatif kearah pemberdayaan sekolah itu tidak akan berjalan tanpa adanya andil kuat masyarakat terhadap pendidikan. Dari sinilah diharapkan akan lahir sekolah- sekolah yang mendongkrak kinerjanya, terutama dibidang peningkatan prestasi siswa. Tujuan utama MBS adalah pemberdayaan sekolah, yang kemudian fokus pada titik peningkatan prestasi belajar siswa sebagai tujuan utama implementasinya. Manajemen berbasis sekolah MBS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di masyarakat serta upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum. Pemberian otonomi ini menutut pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan sekaligus memberdayakan berbagai komponen masyarakat secara efektif, guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah. Tugas utama manajemen sekolah dapat dipastikan akan lebih menantang, itu sebabnya fokus manajemen sekolah adalah perubahan sistem organisasi, penekanan terhadap mengatasi masalah-masalah alamiah bersifat situasional dan berdampak luas. Terutama, kemampuan membuat kebijakan untuk pengembangan sekolah. Pengembangan sekolah selalu terkait dengan istilah inovasi. Sedangkan inovasi akan melahirkan kejutan karena ada perubahan dan pengembangan. 1 Tugas utama kepala sekolah berkaitan dengan manajemen yaitu tanggung jawab atas tugas-tugas yang harus dilaksanakan dengan operasional sekolah yang lancar. Dengan era otonomi daerah memberikan peluang kepada kepala sekolah sehingga semakin dirasakan banyak manfaatnya untuk membuat kebijakan pengembangan sekolah. Hal itu untuk mempercepat kemajuan masyarakat karena saat ini masyarakat membutuhkan banyak sekolah yang benar-benar berkualitas dalam bidang manajemen, program pengajaran, iklim, dan kepemimpinan sekolah. MBS Memberikan otonomi kepada sekolah yang meliputi pengelolaan akademik, pengelolaan sarana-prasarana, pengembangan staf, hubungan masyarakat, dan pengelolaan siswa. Hal-hal tersebut adalah upaya-upaya dalam rangka meningkatkan mutu lembaga pendidikan. Sejak tahun 1999 konsep MBS telah di diujicobakan di sekolah-sekolah di Indonesia. Saat ini telah banyak 1 Syafaruddin, Efektifitas Kebijakan Pendidikan: Konsep, Strategi, dan Aplikasi Kebijakan Menuju Organisasi Sekolah Efektif, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, cet. 1, h.55 sekolah yang tidak sekedar melakukan uji coba melainkan melangkah pada tahapan pelaksanaan. Salah satu sekolah yang telah menerapkan MBS adalah SMP 10 Nopember Jakarta. Walupun sudah hampir 4 tahun sejak tahun 2006 menerapkan MBS, nampaknya belum dapat dikatakan efektif sehingga belum mampu meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana mestinya. Hal tersebut dapat diamati dari: 1 Manajemen di sekolah masih terdapat campur tangan yayasan yang lebih mendominasi dalam pengambilan keputusan ataupun melakukan kebijakan-kebijakan. 2 Partisipasi masyarakat atau pihak yang berkepentingan stakeholder dan warga sekolah masih belum terlibat dalam pengambilan keputusan di sekolah tersebut. 3 Pemenuhan kebutuhan penunjang sekolah baik sarana maupun prasarana masih belum memadai, sehingga mutu pendidikan sulit untuk dicapai. Disamping itu terdapat beberapa hal positif yang telah dicapai terkait dengan Manajemen Berbasis Sekolah, diantaranya: renovasi gedung sekolah, pengadaan alat peraga atau alat-alat praktik IPA, dan renovasi sarana ibadah Musholla. 2 Untuk dapat menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah SMP 10 Nopember Jakarta harus banyak melakukan perubahan-perubahan. Mulai dari job description pembagian tugas harus dilimpahkan kepada pihak yang telah diberi tanggung jawab, otonomi yang luas harus diberikan kepada kepala sekolah untuk melakukan manajerial yang baik. Kemudian masyarakat harus diikut sertakan dalam pengambilan keputusan, sehingga masyarakat mempunyai tanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan. Pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai jika menginginkan mutu pendidikan di SMP 10 Nopember semakin baik, ini merupakan salah satu tujuan terlahirnya Manajemen Berbasis Sekolah yang memberikan otonomi luas kepada sekolah mengenai kebutuhan dalam penyelenggaraan pendidikan. 2 Observasipengamatan di SMP 10 Nopember Jakarta Berdasarkan uraian penulis tertarik untuk meneliti dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP 10 Nopember Jakarta”.

B. Masalah penelitian

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAM (MBS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SDN KAUMAN 1 MALANG

0 7 17

KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH (MPMBS)

0 5 170

PENGARUH PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP MUTU PENDIDIKAN Pengaruh Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan SD Negeri 01 Popongan Tahun 2015/2016.

0 1 14

PENGARUH PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP MUTU Pengaruh Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan SD Negeri 01 Popongan Tahun 2015/2016.

0 1 15

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 6 KISARAN KABUPATEN ASAHAN.

0 1 27

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 020263 KOTA BINJAI.

0 0 28

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2011/2012).

0 0 12

PEMBERDAYAAN DEWAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN : Studi Analisis Terhadap Implementasi Konsep Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kabupaten Majalengka.

0 1 66

EVALUASI IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 1 CIMAHI.

0 1 37

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS MADRASAH (MBM) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH NEGERI TOLITOLI

0 1 121