Kendala Bagi Usaha Kecil dan Menengah

48 kerja serta finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan out put jangka panjang. Hal ini disebabkan lokasi bank relatif terisolasi, persyaratan terlalu berat, urusan administrasi terlalu rumit dan kurangnya informasi mengenai skim-skim perkreditan yang ada serta prosedurnya. 55 Kendala berikutnya bagi usaha kecil dan menengah yang berkaitan langsung dengan aktivitas usahanya adalah keterbatasan sumber daya manusia. Keterbatasan sumber daya manusia di Indonesia, juga merupakan salah satu kendala yang serius bagi usaha kecil dan menengah terutama dalam aspek kewirausahaan, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis akuntansi, proses data, teknik pemasaran dan penelitian pasar. Keterbatasan sumber daya manusia merupakan salah satu ancaman bagi usaha kecil dan menengah di Indonesia untuk dapat bersaing di pasar domestik maupun di pasar internasional. 56 Kendala selanjutnya bagi usaha kecil dan menengah yang berkaitan langsung dengan kegiatan usahanya adalah keterbatasan bahan baku. Keterbatasan bahan baku juga menjadi salah satu kendala serius bagi pertumbuhan out put atau kelangsungan produksi bagi banyak usaha kecil dan menengah di Indonesia. 57 55 Tulus T.H. Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia; Beberapa Isu Penting, h. 74 56 Tulus T.H. Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia; Beberapa Isu Penting, h. 79 57 Tulus T.H. Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia; Beberapa Isu Penting, h. 79 49 Kendala lain yang memang harus dicarikan solusinya bagi usaha kecil dan menengah yang dianggap berkaitan langsung dengan kegiatan usahanya adalah keterbatasan teknologi. Keterbatasan teknologi tidak hanya membuat kualitas produksi dan tingkat efisiensi menjadi rendah, tetapi kualitas produk yang dibuat juga menjadi rendah. Keterbatasan teknologi ini disebabkan oleh banyak faktor yang di antaranya adalah keterbatasan modal investasi, informasi tentang teknologi atau mesin-mesin dan alat-alat produksi serta keterbatasan sumber daya manusia. Demikian berbagai macam kendala yang dihadapi oleh usaha kecil dan menengah di Indonesia dalam perkembangannya yang tingkat intensitas dan sifatnya berbeda, namun masalah kendala yang sering disebut adalah keterbatasan modal dan kesulitan dalam pemasaran. 58

5. Solusi Bagi Usaha Kecil dan Menengah

Setelah mengetahui kendala dan hambatan bagi usaha kecil dan menengah, maka perlu diatasi melalui pendekatan secara komprehensif integral yakni secara menyeluruh dan serentak dilakukan melalui pembinaan berbagai aspek antara lain pasar, modal, teknologi dan manajemen secara menyeluruh mulai dari proses produksi hingga pemasaran dan dilakukan secara terpadu antar instansi. Tujuan pembinaan adalah untuk perluasan kesempatan berusaha. 58 Tulus T.H. Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia; Beberapa Isu Penting, h. 81 50 Pemerintah berusaha meningkatkan daya saing usaha kecil dan menengah melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan yang antara lain secara terus menerus melaksanakan deregulasi di sektor riil yang membebaskan bea masuk sejumlah barang atau produk, terutama produk yang merupakan input bagi perindustrian. 59 Usaha lainnya yang dilakukan pemerintah adalah melalui peranan dan pemantapan kelembagaan baik secara vertikal maupun horizontal. Upaya lainnya yang dapat dilakukan pemerintah adalah melalui penelitian dan pengembangan. Peningkatan daya saing harus didukung oleh kegiatan penelitian dan pengembangan yang mendukung. 60 Selain kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap usaha kecil dan menengah guna menumbuhkembangkannya, Presiden menginstruksikan kepada para Menteri dan Menteri Negara, seluruh pimpinan lembaga pemerintah non departemen, gubernur serta bupati atau walikota, sesuai dengan ruang lingkup tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing secara bersama-sama atau sendiri-sendiri melaksanakan pemberdayaan usaha kecil dan menengah meliputi beberapa bidang yang salah satunya adalah bidang pembiayaan. Pada bidang pembiayaan adalah melakukan fasilitas dan mendorong peningkatan pembiayaan modal kerja dan investasi melalui perluasan sumber dan pola pembiayaan, akses terhadap pasar, modal dan lembaga pembiayaan 59 Titik Sartika Partomo, et.al., Ekonomi Skala Kecil, Menengah dan Koperasi, h. 27 60 Titik Sartika Partomo, et.al., Ekonomi Skala Kecil, Menengah dan Koperasi, h. 28