Solusi Bagi Usaha Kecil dan Menengah
50
Pemerintah berusaha meningkatkan daya saing usaha kecil dan menengah melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan yang antara lain secara terus
menerus melaksanakan deregulasi di sektor riil yang membebaskan bea masuk sejumlah barang atau produk, terutama produk yang merupakan input bagi
perindustrian.
59
Usaha lainnya yang dilakukan pemerintah adalah melalui peranan dan pemantapan kelembagaan baik secara vertikal maupun
horizontal. Upaya lainnya yang dapat dilakukan pemerintah adalah melalui penelitian dan pengembangan. Peningkatan daya saing harus didukung oleh
kegiatan penelitian dan pengembangan yang mendukung.
60
Selain kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap usaha kecil dan menengah guna menumbuhkembangkannya, Presiden menginstruksikan
kepada para Menteri dan Menteri Negara, seluruh pimpinan lembaga pemerintah non departemen, gubernur serta bupati atau walikota, sesuai
dengan ruang lingkup tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing secara bersama-sama atau sendiri-sendiri melaksanakan pemberdayaan usaha
kecil dan menengah meliputi beberapa bidang yang salah satunya adalah bidang pembiayaan.
Pada bidang pembiayaan adalah melakukan fasilitas dan mendorong peningkatan pembiayaan modal kerja dan investasi melalui perluasan sumber
dan pola pembiayaan, akses terhadap pasar, modal dan lembaga pembiayaan
59
Titik Sartika Partomo, et.al., Ekonomi Skala Kecil, Menengah dan Koperasi, h. 27
60
Titik Sartika Partomo, et.al., Ekonomi Skala Kecil, Menengah dan Koperasi, h. 28
51
lainnya,
61
membentuk dan mengembangkan lembaga pinjaman kredit serta meningkatkan
fungsi lembaga
ekspor dan
menyediakan fasilitas
restrukturisasi uang atau kredit usaha kecil dan menengah yang bermasalah. Selain bidang pembiayaan, pelaksanaan pemberdayaan usaha kecil
dan menengah juga meliputi bidang pemasaran yaitu dengan cara mendorong peningkatan pangsa pasar melalui pengembangan saran, promosi, informasi,
penetrasi, jaringan pasar serta kemitraan usaha. Bidang pemasaran juga dapat dilakukan dengan cara membantu meneliti pelaksanaan dan pengembangan
pemasaran, pemasyarakatan E-Commerce serta peningkatan rumah dagang. Pelaksanaan pemberdayaan usaha kecil dan menengah juga meliputi
bidang teknologi yaitu dengan cara mendorong pelaksanaan alih teknologi untuk pengembangan dan peningkatan mutu desain produk, proses produksi
dan pelayanan sehingga memenuhi standar mutu internasional.
62
Pelaksanaan pemberdayaan usaha kecil dan menengah dapat pula dilakukan melalui peningkatan sumber daya manusia yaitu dengan cara
mengggalakan lembaga-lembaga yang sudah ada dan yang akan dikembangkan untuk melakukan pendidikan, pelatihan, bimbingan dan
konsultasi dalam rangka peningkatan kemampuan manajerial, teknik produksi, mutu produk, pelayanan dan pemasaran.
61
Biro Hukum dan Organisasi Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah, Instruksi Presiden No. 10 Tahun 1999, Jakarta: Tpn, 1999, h. 7
62
Biro Hukum dan Organisasi Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah, Instruksi Presiden No. 10 Tahun 1999, h. 8
52
Bidang lain yang tidak kalah pentingnya dalam upaya meningkatkan pemberdayaan usaha kecil dan menengah adalah bidang perizinan yaitu
dengan cara menyederhanakan sistem dan prosedur perizinan terutama pendirian, pembiayaan dan pengembangan.
63
Selain kebijakan-kebijakan pemerintah dan Instruksi Presiden di atas tentang pemberdayaan atau permodalan, pemerintah juga melalui bank-bank
pelaksana seperti BNI, BRI, BTN, BDN, BBD, Bank EXIM dan BAPINDO memberikan kredit untuk pengembangan usaha kecil dan menengah yang
disebut Kredit Modal Kerja Usaha Kecil dan Menengah KMK-UKM adalah kredit modal kerja yang diberikan pada usaha kecil dan menengah untuk
membiayai usaha, terutama yang bersifat padat karya yang berorientasi pada ekspor dan usaha produktif lainnya.
64
Bank-bank tersebut menerima dana 100 dari dana BUMN untuk disimpan dalam bentuk deposito berjangka dan menyalurkan dana tersebut
bagi usaha kecil dan menengah dalam rangka pengembangan usaha padat karya. Usaha yang dibiayai adalah usaha yang sedang berjalan dan tidak
memerlukan kredit investasi baru dan dapat digunakan retroaktif. Adapun kredit yang diberikan maksimal Rp. 3.000.000.000,- dengan suku bunga 16
per tahun.
65
63
Biro Hukum dan Organisasi Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah, Instruksi Presiden No. 10 Tahun 1999, h. 9
64
Direktorat Jenderal Fasilitas Pembiayaan dan Simpan Pinjam, Himpunan Ketentuan Skim Kredit Program Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, h. 48
65
Direktorat Jenderal Fasilitas Pembiayaan dan Simpan Pinjam, Himpunan Ketentuan Skim Kredit Program Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, h. 50
53
Namun demikian, hal ini kurang memberikan solusi bagi usaha kecil dan menengah khususnya usaha kecil dan menengah yang tidak ingin repot
dengan prosedur-prosedur permohonan kredit tersebut dan merasa keberatan dengan beban suku bunga yang harus dibayar. Oleh sebab itu, BMT
mengambil peran sebagai lembaga alternatif yang menyediakan pembiayaan dengan prosedur yang relatif mudah tanpa membebankan suku bunga tertentu,
melainkan dengan sistem bagi hasil.
54