58
Al-Karim yang bergerak di bidang jasa teknologi informasi dan konsultan manajemen. Sektor riil lainnya adalah Al-Karim Training Center, yaitu kegiatan yang
bergerak di bidang Pelatihan dan Pengelolaan BMT untuk mewujudkan keinginan dalam membantu perekonomian umat sekaligus mensyi’arkan ekonomi syari’ah
melalui Pelatihan dan Pendidikan BMT. Selain produk-produk tersebut, BMT Al-Karim masih memiliki produk lain
yang disebut dengan produk pembiayaan. Produk pembiayaan yang terdapat pada BMT Al-Karim antara lain adalah pembiayaan mudharabah, musyarakah,
murabahah, ijarah dan rahn. Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan peran BMT bagi kehidupan masyarakat, maka BMT Al-Karim terbuka untuk menciptakan produk
baru. Tetapi produk tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain adalah sesuai dengan prinsip syari’ah dan disetujui oleh Dewan Syari’ah Nasional, dapat ditangani
oleh sistem operasi BMT yang bersangkutan dan yang terpenting adalah dapat membawa kemaslahatan bagi masyarakat.
E. Struktur organisasi BMT Al-Karim
Struktur organisasi merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara fungsi-fungsi yang terdapat dalam suatu organisasi. Organisasi dapat dipahami
sebagai suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubungan-hubungan kerja dari orang-orang
dalam suatu kelompok kerja. Dengan demikian, organisasi adalah suatu wadah dan
59
tempat orang-orang yang mempersatukan kecakapan-kecakapan dan usaha-usaha mereka dalam mencapai perusahaan tak terkecuali BMT Al-Karim.
Untuk memperlancar tugas BMT Al-Karim, maka diperlukan struktur yang mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh personil yang terdapat pada
BMT tersebut. Struktur organisasi BMT Al-Karim meliputi pembina dan pengarah manajemen, pembina dan pengawas syari’ah, Dewan Pengawas, susunan pengurus
dan susunan pengelola. Adapun tugas dari masing-masing struktur di atas adalah sebagai berikut :
1. Pembina dan pengarah manajemen merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
dalam memutuskan kebijakan-kebijakan makro BMT Al-Karim. 2.
Pembina dan pengawas syari’ah bertugas melakukan pembinaan dan melakukan pengawasan serta menilai operasionalisasi BMT Al-Karim.
3. Dewan Pengawas bertugas melakukan koordinasi pengawasan dan melaporkan
tentang hasil pengawasan kepada pembina da n pengawas syari’ah.
4. Susunan pengurus bertugas menempatkan posisi karyawan yang sesuai dengan
kemampuannya. 5.
Susunan pengelola bertugas menunjuk staf-staf yang memiliki sumber daya insani yang potensi untuk ditempatkan pada masing-masing kemampuannya.
Susunan pengelola BMT Al-Karim terdiri atas direktur pembiayaan dan funding, direktur pengawas dan pengembangan, direktur keuangan dan operasional,
manajemen pembiayaan, legal support, kepala bagian pembiayaan, kepala bagian
60
personalia, kepala bagian pembukuan dan keuangan, teller, office marketing, remedial, administrasi pembiayaan, EDP, administrasi simpanan dan office boy.
Dalam struktur organisasi BMT Al-Karim, musyawarah anggota pemegang simpanan pokok melakukan koordinasi dengan Dewan Pengawas Syar
i’ah dan Pembina Manajemen dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan
oleh manajer. Manajer memimpin kesinambungan maal dan tamwil. Tamwil terdiri atas pemasaran, kasir dan pembukuan. Sedangkan anggota dan nasabah berhubungan
secara koordinatif dengan maal, pemasaran, kasir dan pembukuan. Namun pada kenyataannya, setiap BMT memiliki bentuk struktur organisasi
yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh ruang lingkup atau wilayah operasi BMT, efektivitas dalam pengelolaan organisasi BMT, orientasi program kerja yang
akan direalisasikan dalam jangka pendek dan jangka panjang serta jumlah sumber daya manusia yang diperlukan dalam menjalankan operasi BMT. Demikian pula
halnya dengan struktur organisasi BMT Al-Karim. Struktur organisasi BMT Al- Karim tidak jauh berbeda dengan struktur-struktur organisasi BMT lainnya. Dengan
demikian, BMT Al-Karim memiliki struktur organisasi yang memang tidak jauh berbeda dengan struktur organisasi yang terdapat pada BMT-BMT lainnya. Artinya
induk organisasi BMT Al-Karim selalu mengacu pada peraturan-peraturan BMT yang sudah ada pada sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya tentang struktur organisasi BMT Al-Karim ini dapat diilustrasikan pada bagan sebagai berikut :
61
STRUKTUR ORGANISASI BMT AL-KARIM
MAT
PENGURUS
Pembina dan Pengawas Syariah
Pembina dan Pengawas Manajemen
DIREKTUR
Sektor Riil
Manager Operasional
Manager Baitul Maal
Manager Pembiayaan
Manager Remedial
Kabag Layanan
Operasi Manager
Operasional Kabag.
Accounting Kabag.
ADM dan Hukum
AO. Group
Baitul Maal
Teller 1 Adm Simp
Deposito Accounting
EDP Legal
CI
Adm Pemb. LN
Staff
62
BAB IV PROSEDUR PEMBIAYAAN MUDHARABAH BAGI USAHA KECIL
DAN MENENGAH PADA BMT AL-KARIM
A. Praktek Pembiayaan Mudharabah Bagi Usaha Kecil dan Menengah Pada
BMT Al-Karim
Secara garis besar pembiayaan mudharabah dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.
Mudharabah mutlaqah adalah salah satu jenis mudharabah di mana pemilik usaha atau mudharib diberikan hak yang tidak terbatas untuk melakukan investasi oleh
pemilik modal atau shohibul maal. Sedangkan mudharabah muqayyadah merupakan salah satu jenis mudharabah di mana pemilik usaha dibatasi haknya oleh pemilik
modal yang antara lain dalam hal jenis usaha, waktu, tempat usaha, dan lain-lain. Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito
sehingga terdapat dua jenis himpunan dana yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini, tidak ada pembatasan bagi BMT Al-Karim
dalam menggunakan dana yang dihimpun. Dalam prakteknya, BMT Al-Karim menerapkan jenis mudharabah mutlaqah
bagi usaha kecil dan sangat kecil. Artinya para pengusaha kecil dan sangat kecil diberikan kebebasan untuk mengelola usahanya tanpa ikut campur pihak pemilik
dana. Dalam pemberian pembiayaan mudharabah mutlaqah kepada pengusaha kecil
63
dan sangat kecil, BMT Al-Karim tidak menetapkan retriksi atau syarat-syarat tertentu kepada mudharib. Hal ini disebabkan pemberian pembiayaan mudharabah bagi usaha
kecil dan sangat kecil tergolong relatif kecil yaitu antara Rp. 100.000,- sampai dengan Rp. 5.000.000,-
1
Program pembiayaan mudharabah BMT Al-Karim mengacu kepada usaha kecil dan sangat kecil dengan bantuan pembiayaan mudharabah sebesar Rp. 100.000,-
sampai dengan Rp. 5.000.000,- dengan batas maksimal pembiayaan mudharabah selama 4 bulan atau 100 hari. Untuk pemberian pinjaman, BMT Al-Karim mengacu
kepada kuantitas peminjam bukan pada kualitas besarnya pinjaman. Hal ini dilakukan untuk meghindari resiko serta demi pemerataan bantuan peminjaman. Untuk realisasi
pembiayaan mudharabah dilakukan dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 20 dengan batas maksimal per hari Rp. 5.000.000,- Dengan demikian, tanggal 20 sampai dengan
30 digunakan untuk menarik setoran, simpanan serta persiapan untuk nasabah yang akan mengambil simpanannya. Dari segi likuiditas ini sangat membantu agar BMT
Al-Karim tiap bulannya selalu dalam keadaan likuid karena adanya pembiayaan mudharabah.
Dalam produk pembiayaan mudharabah mutlaqah bagi usaha kecil dan sangat kecil, BMT Al-Karim bertindak sebagai shohibul maal. Pembiayaan mudharabah
mutlaqah diakui saat pembayaran kas atau penyerahan aktiva non kas kepada mudharib dan pembayaran dari mudharib akan mengurangi saldo pembiayaan
1
Andrie, Staf HRD dan Administrasi Pembiayaan BMT Al-Karim, Wawancara Pribadi, Jakarta, 15 Juni 2009