Informan Pendukung Hasil Penelitian

“ Klo cari makanan cari tempatnya yang bersih, gak dihinggapi lalat. Terus juga olah raga biar sehat.” Informan FD “ Beli makanan tempatnya yang bersih. Terus makan makanan yang sehat, yang seimbang.” Informan IS “ Klo makan jangan berlebihan, makanannya yang sehat.” Informan RW Akan tetapi pada informan yang telah diobservasi, tidak satupun dari ketiga informan yang memperhatikan label pada kemasan makanan yang mereka beli, Baik pada observasi I maupun II.

5.3.2 Informan Pendukung

5.3.2.1Teman Sebaya Informan Utama Dalam penelitian ini, peneliti melakukan cross check data dengan menggunakan triangulasi sumber, salah satunya kepada teman sebaya dari informan utama yang dilakukan wawancara mendalam. Hal yang ditanyakan informan diantaranya kebiasaan jajan informan selama di sekolah. Seluruh informan pendukung menyatakan bahwa informan utama tidak pernah makan pagi di sekolah karena mereka sebelum berangkat ke sekolah telah makan pagi di sekolah. Akan tetapi seluruh informan pendukung tidak mengetahui apa saja jenis makanan yang dimakan informan utama untuk makan pagi. Selain itu mereka juga menyatakan bahwa informan utama tidak pernah membawa bekal ke sekolah khususnya sejak ia menjadi teman sebangku informan utama. Akan tetapi ada seorang informan pendukung dari informan utama wanita dengan status gizi normal, bahwa temannya tersebut pada saat kelas VII dan VIII sering membawa bekal ke sekolah. Akan tetapi sekarang tidak pernah dilakukannya lagi dengan alasan beban dari buku yang dibawanya sekarang sudah cukup berat. Berikut kutipannya : “ F gak pernah makan pagi disekolah, dia klo makan pagi dirumahnya. Klo sekarang dia gak pernah bawa bekal lagi kesekolah soalnya bawaannya sekarang dah berat. Paling dulu aja waktu kelas VII sama VIII aja.” Informan NR “ Klo N gak pernah makan pagi di sekolah, biasanya dia makannya dirumah. Klo dirumah gak tau deh makannya apa, tapi paling dia suka cerita suka makan pagi nasi uduk gitu. Setahu saya N gak pernah bawa bekal.” Informan RR “ D makan paginya dirumah. Gak pernah.” Informan RM Sedangkan untuk kebiasaan jajan informan saat di sekolah dan luar sekolah, informasi yang diberikan oleh lima dari enam informan pendukung cukup sesuai dengan yang diceritakan oleh informan utama, dimana empat dari lima informan tersebut terbiasa membeli makanan “berat” seperti nasi saat istirahat sekolah. Selain itu, informan utama juga suka membeli makanan ringan dan minuman dingin, seperti chiki, biscuit, wafer, dan lain sebagainya saat istirahat siang dan sepulang sekolah. Dan seorang pendukung dari informan utama laki-laki dengan status gizi kurang menyatakan bahwa temannya itu pada saat istirahat tidak pernah jajan dikantin kecuali hanya untuk membeli air mineral. Sedangkan seorang informan pendukung telah memberikan pernyataan yang kurang sesuai dengan pernyataan temannya yaitu informan utama laki- laki dengan status gizi lebih, dimana informan utama mengatakan bahwa setiap istirahat sekolah ia tidak pernah jajan di kantin kecuali hanya untuk membeli air mineral. Sedangkan informan pendukung mengatakan hal yang sebaliknya, dimana pada saat istirahat informan utama dalam seminggu tiga kali biasa membeli mie goreng serta air mineral. Berikut kutipannya : “ Disekolah klo jajan ya paling mie goreng. Dia gak suka beli nasi. Katanya masakannya gak enak. Mie goreng seminggu bisa 3 kali. Udah sih biasanya jajannya cuma mie sama air putih aja. Ya klo gak beli mie dia gak jajan. Katanya dia mau diet soalnya malu dikatain anak-anak. Dikatain gemuk. Makanya dia bilang gak mau jajan biar cepet kurus. Dari awal masuk dia mang jarang jajan. Jajannya paling seminggu 2-3 kali. Cuma mie goreng sama air putih. Waktu itu pernah nyoba nasi tapi gak dia abisin, katanya gak enak. Klo saya sih enak-enak aja.” Informan AR “Ya klo jajan paling es, nasi goreng, sama soto.Ya belinya biasanya makanan berat. Biar lebih kenyang. Setiap hari. Paling sama coklat. Iya setiap hari.Klo jalan biasanya beli bakso. Ya aku sama dia sama-sama suka bakso. Seminggu sekali jalan beli bakso. Minumnya air putih klo gak es teh..” Informan RM Untuk kebersamaan informan saat jajan pada waktu istirahat, lima dari enam informan pendukung dari informan utama menyatakan mereka selalu jajan di kantin bersama teman-temannya, akan tetapi menu yang dipilih kadang berbeda kadang sama, tergantung dari keinginan masing-masing. Sedangkan seorang informan pendukung dari informan utama laki-laki dengan status gizi kurang menyatakan bahwa informan utama selama ini sering menolak jika diajak jajan di kantin. Berikut kutipannya : “ IS pendiem banget orangnya. Aku aja jarang ngobrol sama dia. Klo diajak kekantin gak pernah mau.” Informan SR “ Iya sama-sama. Klo jajan sih ya sendiri-sendiri. Tergantung lagi mau apa.” Informan RM “ Klo jajan ya kadang bareng kadang gak. Soalnya klo istirahat kadang-kadang dia ngumpul sama anak-anak pramuka, ya udah saya makan sama teman yang lain. Klo pas dia lagi ngumpul saya gak tau jajannya apa. Gak juga kadang klo lagi jajan sama saya makannya bisa samaan tapi kadang beda, kayak klo dia lagi mau soto sayanya mau nasi ya udah beli sendiri-sendiri. Tapi makannya bareng.” Informan MM Lima dari enam orang informan pendukung menyatakan bahwa informan utama, setelah mengikuti mata pelajaran olah raga selalu membeli minuman dingin, baik berupa es susu maupun es teh dan juga makanan “berat” seperti nasi dan mie. Berikut kutipannya : “Klo olah raga biasanya dia beli air putih. Klo es kadang-kadang pas klo dia lagi capek banget. Sebulan bisa 3 kali beli es teh. Gak pernah belajar kelompok.” Informan AR “Paling klo gak beli aqua, dia kadang beli es the klo gak es susu. Selama ini belum pernah belajar kelompok jadinya gak tahu. Klo diajak main kerumah siapa, dia gak pernah mau.” Informan SR Tiga dari enam informan pendukung menyatakan bahwa makanan kesukaan dia dan informan utama sama. Seorang informan pendukung lainnya, yaitu informan utama wanita dengan status gizi normal menyatakan bahwa makanan kesukaannya dan informan utama berbeda. Sedangkan dua informan pendukung lainnya, yaitu teman dari informan utama laki-laki dengan status gizi kurang dan informan laki-laki dengan status gizi lebih menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui makanan kesukaan dari informan utama. Dilain pihak, untuk makanan yang tidak disukai informan utama, sebagian informan pendukung tidak tahu, dan sebagian lagi menjawab bahwa tidak ada makanan yang tidak disukai oleh informan utama. Berikut kutipannya : “ Gak tahu.” Informan SR “ Klo makanan yang kita suka beda-beda kak, kayak klo pas pulang sekolah ada yang beli somay, terus nawarin teman yang lain tapi dia gak suka somay, jadi belinya rujak atau makanan yang lain. Tapi klo pas istirahat biasanya kita semua pada milih nasi klo gak mie biar lebih kenyang. Tapi nasinya lauknya macam-macam, da yang nasi goreng, soto, klo gak nasi rames.” Informan NR “ Bakso. Sama saya juga suka bakso.” Informan RM Tiga dari enam informan pendukung menyatakan bahwa informan utama tidak memiliki penyakit yang dapat mempengaruhi pola makannya. Sedangkan seorang informan pendukung dari informan utama yang memiliki status badan kurang menyatakan bahwa ia tidak mengetahui penyakit yang diderita oleh informan utama dengan alasan informan utama terlalu pendiam dan tertutup. Akan tetapi, menurut dua informan pendukung dari informan laki-laki dan wanita dengan satus gizi lebih menyatakan bahwa saat ini informan utama tidak memiliki penyakit apa-apa, akan tetapi status gizi mereka saat ini sangat mengganggu mereka, sehingga mereka memutuskan untuk melakukan diet. Berikut kutipannya : “Klo penyakit, kayaknya N gak punya penyakit apa-apa deh kak, soalnya selama ini dia gak pernah cerita apa-apa.” Informan RR “Gak tahu.” Informan SR “Gak ada. Setahu saya B gak punya penyakit apa-apa.” Informan MM Untuk perilaku minum informan utama, menurut seluruh informan pendukung, seluruh temannya setiap hari saat istirahat sekolah mengkonsumsi air minum, baik berupa air mineral maupun minuman dingin, seperti es susu, ataupun es tehteh kotak. Akan tetapi mereka tidak mengetahui berapa total air yang dikonsumsi oleh informan utama dalam satu hari. Berikut kutipannya : “ Klo berapa banyaknya aku gak tahu kak. Iya, disekolah dia suka beli minum. Air mineral yang gelas 1.” Informan SR “ Wah gak tau deh klo seharian, klo disekolah dia sering bawa minum tapi biasanya gak cukup jadi dia beli es klo gak aqua gelas.” Informan NR “ Klo minum air putih banyak. Setiap hari jajannya air putih. Aqua botol.” Informan AR Menurut seluruh informan pendukung, informan utama berolah raga hanya di sekolah saja dengan bermain basket, sepak bola, ataupun voli. Sedangkan menurut informan pendukung di rumah mereka tidak pernah berolah raga. Berikut kutipannya : “ Klo yang aku liat dia gak begitu suka olah raga. Kayak klo kita main bola paling dia cuma nonton aja.” Informan SR “ Klo dirumah kayaknya dia jarang olah raga deh, paling klo di sekolah aja. Setiap jumat.” Informan NR “ Gak pernah, paling cuma di sekolah aja.” Informan RM Selain itu seluruh informan pendukung menyatakan bahwa informan utama juga tidah pernah mengkonsumsi minum-minuman yang beralkohol karena alas an haram. Berikut kutipannya : “ Ya enggak lah kak kan haram.” Informan RR “ Gak, dia gak pernah minum.” Informan MM “ Gak pernah.” Informan RM Lima dari enam informan menyatakan bahwa informan utama selalu membeli makanan di tempat jualan yang bersih, terhindar dari lalat dan debu, bebas dari bahan pengawet yang berbahaya seperti boraks dan formalin agar makanan yang dibeli aman untuk dikonsumsi. Sedangkan seorang informan penunjang dari informan utama laki- laki dengan status gizi kurang, menyatakan bahwa ia tidak mengetahui kebiasaan informan utama dalam memilih makanan yang aman dikarenakan ia jarang jajan bersamanya. Sehingga ia tidak mengetahui kebiasaan informan dalam memilih makanan jajanan yang aman untuk kesehatannya. Berikut kutipannya : “ Klo milih makanan yang aman ya liatnya dari tempatnya bersih apa gak, kandungan dalam makanan itu ada pewarnanya gak, ada pengawetnya gak. Klo N sih milih makanan paling liatnya dari tempatnya bersih atau gak.” Informan RR “ Wah gak tahu juga, soalnya dia jarang jajan. Paling waktu itu sekali-kalinya dia beli roti. Itu juga katanya dia belum makan pagi.” Informan SR “ Ya paling dia klo mo jajan liat tempatnya dulu bersih pa gak, baru deh beli.” Informan NR Sebagian informan pendukung menyatakan bahwa informan utama dengan status gizi gisi kurang laki-laki dan wanita, serta informan laki-laki dengan status gizi normal suka membaca label kemasan makanan sebelum membelinya, khususnya pada tanggal kadaluwarsanya. Akan tetapi hal ini tidak dilakukan setiap saat ketika dia akan membeli makanan. Sedangkan sebagian yang lain menyatakan bahwa informan utama hanya memperhatikan makanan yang ingin dibelinya tanpa melihat label dari kemasan makanan tersebut. Berikut kutipannya : “ Klo beli makanan kayaknya gak deh. Dia beli ya beli aja.” Informan RM “ Makanannya. yak lo beli dia sih beli aja, gak perhatiin apa-apa.” Informan AR “ Klo dia sih ya makanannya. Maksudnya dia mau beli jajanan apa. Sama paling tanggal ekspairednya. Tapi itu kadang-kadang aja.” Informan RR Seluruh informan pendukung tidak mengetahui bahwa informan utama pernah mencari informasi kesehatan atau tidak karena mereka tidak pernah melihat informan utama bertanya tentang informasi kesehatan. Berikut kutipannya : “Gak tahu. Saya gak pernah liat dia baca buku atau nyari informasi kesehatan .” Informan MM “Gak tahu. Gak, dia gak pernah cerita.” Informan AR “ Gak tahu.” Informan RR

5.3.2.2 Keluarga Informan Utama

Selain teman sebaya informan utama, proses cross cek data dengan melakukan triangulasi sumber juga dilakukan pada keluarga informan utama yang diwawancara mendalam. Dari enam informan utama, hanya lima keluarga informan yang bersedia untuk diwawancarai dan kesemuanya adalah ibu informan utama. Seluruh informan pendukung yang berhasil diwawancarai, memberikan informasi tentang bagaimana pola makan informan utama dan keluarga dirumah, mulai dari makan pagi hingga makan malam. Semua yang diceritakan oleh ibu informan sama dengan seperti yang diceritakan informan utama, akan tetapi peneliti tidak menanyakan frekuensi tiap-tiap jenis makanan yang dimakan oleh informan utama secara lngkap, hanya beberapa zat gizi secra sekilas. Selain itu semua informan pendukung menyatakan bahwa yang menyiapkan makanan di rumah adalah mereka sendiri. Berikut kutipannya : “Ya saya yang masak. Tadinya pembantu, tapi pas lebaran kemaren pulang kampong gak balik-balik lagi ya udah semua kerjaan saya yang ngerjain.” Informan A “Saya sama mbaknya pembantu.” Informan S “Saya sendiri ibu.” Informan NY Dua dari lima informan pendukung, yaitu ibu dari informan wanita dengan status gizi kurang dan informan laki-laki dengan status gizi lebih menyatakan bahwa mereka sekeluarga tidak memiliki penyakit apapun kecuali hanya batuk pilek. Sedangkan tiga informan pendukung lainnya menyatakan bahwa ada anggota keluarga yang memiliki penyakit, diantaranya untuk keluarga informan utama wanita dengan status gizi normal memiliki ibu yang mempunyai penyakit magh yang tidak lain adalah informan pendukung sendiri, selain itu di keluarga informan wanita dengan status gizi lebih terdapat ayah yang memiliki penyakit hipertensi atau darah tinggi, sedangkan di keluarga informan laki-laki dengan status gizi lebih, memiliki kakek yang terkena penyakit jantung. Berikut kutipannya : “ F gak ada penyakit apa-apa, klo saya punya magh, makannya klo lagi kambuh saya gak bisa ngapa-ngapain, klo bapaknya sih sehat-sehat aja.” Informan A “ Ada. Bapaknya punya darah tinggi.” Informan LY “ Alhamdulillah sekeluarga sehat semua, paling ya batuk pilek gitu wajarlah.” Informan HP Dua dari lima informan pendukung, menyatakan bahwa anaknya memiliki ketidaksukaan terhadap jenis makanan tertentu, dimana untuk informan wanita dengan status gizi kurang ia tidak menyukai sayur karena tidak menyukai rasa dan memiliki kesulitan dalam menelannya serta ia juga tidak menyukai makanan yang memiliki rasa pedas dan pahit seperti pare dan daun pepaya. Sedangkan informan wanita dengan status gizi normal tidak menyukai sayur yang memiliki rasa pahit seperti pare dan daun papaya. Seorang informan pendukung dari informan utama wanita dengan status gizi lebih, memantang atau melarang suaminya untuk mengkonsumsi makanan yang kandungan garamnya tinggi dikarenakan ia memiliki penyakit darah tinggi. Sedangkan seorang informan pendukung dari informan laki-laki dengan status gizi lebih menyatakan bahwa ia melarang anaknya mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak seperti susu dan eskrim, karena berat badan anaknya sudah sangat berlebih. Dan untuk informan laki-laki dengan status gizi normal, ia tidak memiliki pantangan apapun dalam makanannya. Berikut kutipannya : “ Paling bapaknya gak boleh makan yang asin-asin.” Informan LY “ N tuh gak suka makan sayur, gak bisa ‘nelen’ katanya sama dia juga gak suka pedes sama makanan yang pahit.” Informan NY “ Klo R biasanya saya gak bolehin minum susu sama eskrim.” Informan S Untuk konsumsi air minum dalam satu hari, tiga dari lima informan pendukung menyatakan bahwa anaknya setiap hari mengkonsumsi minimal 8 gelas bahkan lebih. Sedangkan dua informan pendukung lainnya, yaitu informan wanita dengan status gizi kurang dan lebih hanya mengkonsumsi sekitar 5-7 gelas dalam sehari. Berikut kutipannya : “ Waduh berapa banyak ya minumnya, mungkin ya 6-7 gelas.” Informan NY “ Klo minum dia cukup lah lumayan, klo ke sekolah dia biasanya bawa minum dari rumah. kira-kira 2 literan.” Informan A “ Air minumnya air galon. Wah saya gak tau sehari minumnya berapa gelas. Mungkin 5 kali.” Informan LY Dua informan pendukung, menyatakan bahwa anaknya yaitu informan laki-laki dengan status gizi normal dan lebih pada hari libur rutin untuk melakukan olah raga sepak bola ataupun bola basket. Sedangkan tiga informan pendukung lainnya menyatakan jika dirumah anaknya tidak pernah berolah raga. Berikut kutipannya : “ F gak pernah olah raga, bapaknya juga gak pernah. Tapi paling klo disekolah aja, kan ada pelajaran olah raga.” Informan A “ R suka main basket didepan, biasanya dia main hari sabtu minggu. Ya paling dari jam 8 sampai jam 10. Ya kadang main sama teman-temannya klo gak sama papanya klo lagi gak capek.” Informan S “ Gak pernah.” Informan LY Seluruh informan pendukung menyatakan bahwa informan utama dan keluarganya tidak pernah mengkonsumsi minum-minuman beralkohol karena diharamkan oleh agama. Berikut kutipannya : “ Gak lah mbak, kan haram.” Informan NY “ Gak pernah.” Informan S “ Gak. Gak pernah.” Informan HP Seluruh informan pendukung menyatakan bahwa dalam memilih makanan yang aman harus memperhatikan kebersihan tempat berjualannya, keamanan bahan makanan yang digunakan, harus bebas dari pewarna makanan, bebas dari pengawet makanan yang berbahay seperti boraks dan formalin, serta bebas dari bibit penyakit. Berikut kutipannya: “ Paling klo nyari makanan ya liat-liat tempatnya bersih apa tidak, kebersihan penjualnya juga dilihat. Kukunya hitam-hitam gak. Makanannya juga ditutup apa tidak. Ya biar gak sakit perut.” Informan A “ Klo makanan yang aman ya kita harus pilih-pilih, jangan yang ada pengawet, sama pewarnanya. Apalagi sekarang penyakit dah macem-macem. Jadi ya kitanya harus hati-hati.” Informan HP “ Ya klo milih makanan yang mau dimakan apa. Tapi klo beli liat-liat tempatnya. Ya cari yang bersih. Ya sama jangan yang ada formalin atau boraksnya. Bahaya.” Informan LY Seluruh informan pendukung menyatakan selalu memperhatikan label yang terdapat di kemasan makanan, seperti tanggal kadaluwarsa, tanda halal, serta bahan- bahan pembuatannya. Berikut kutipannya : “ Ya yang paling utama sih liat tanggal kadaluwarsanya, terus makanan itu halal atau tidak. Kan yang paling penting itu.” Informan NY “ Klo beli makanan yang diperhatikan pertama halal apa tidak, terus masa berlakunya sampai kapan. Soalnya klo dah lewat kan bahaya nanti malah bisa keracunan.” Informan HP “ Ya liat tanggal kadaluwarsanya. Klo dah lewat kan bahaya.” Informan LY Seluruh informan pendukung menyatakan bahwa di keluarga yang sering memberikan nasehat dan informasi kesehatan kepada informan utama adalah ibu atau informan pendukung sendiri. Informasi yang diberikan bermacam-macam, akan tetapi sebagian besar berhubungan dengan makanan yang dikonsumsi oleh informan utama, agar mereka tidak salah memilih makanan sehingga terhindar dari penyakit yang membahayakan kesehatan. Berikut kutipannya : ” Biasanya sih yang suka bawel ke anak-anak ya saya. Nyuruh jajannya yang bener, terus selalu jaga kesehatan, soalnya klo saya liat di TV sekarang orang jualan dah macem-macem segala cara yang gak halal dilakuin cuma untuk nyari keuntungan yang gak seberapa.” Informan NY “ Paling klo yang ngasih informasi kesehatan ya saya aja, kayak klo mau cari makanan yang tempatnya bersih, makannya nasi klo disekolah, jangan kebanyakan makan saos soalnya pewarnanya kan bahaya. Lagian bahan saosnya juga gak jelas, kayak cabe busuk gitu.” Informan A ” Biasanya yang ngasih tahu tentang kesehatan saya. Supaya R jangan makan banyak-banyak supaya kurusan. Biar lebih sehat.” Informan S

5.3.2.3 Penjual Kantin SMPN 107 Jakarta

Di SMPN 107 Jakarta terdapat 5 kantin yang menjual berbagai makanan, mulai makanan berat hingga makanan ringan. Dari kelima penjual kantin, peneliti telah mewawancarai mereka secara sekilas, akan tetapi ada seorang penjual kantin, yaitu ibu E yang telah diwawancarai oleh peneliti secara lebih mendalam. Berdasarkan wawancara tersebut ternyata warung dibuka pada pukul 07.30 hingga 04.30 dan di warung ibu tersebut menjual berbagai jenis makanan seperti soto, ketoprak, nasi ramesgoreng dengan berbagai lauk dan sayur yang ditumis, mie, serta berbagai gorengan, makanan “ringan”, dan minuman dingin. Untuk makanan “berat” menu soto, mie, nasi gorengrames setiap hari selalu tersedia. Akan tetapi untuk ketoprak seminggu hanya beberapa kali karena menurut beliau para siswa kurang meyukai makanan yang terbuat dari kacang-kacangan. Khusus untuk menu nasi rames dan nasi goreng, menunya pendampingnya seperti lauk pauk dan sayurnya selalu berganti-ganti setiap satu hingga dua hari sekali agar siswa tidak bosan. Selain itu, untuk pendamping mie, ibu E juga menyediakan bakso, sosis, ham, telur, sawi, nasi, yang dibuat sesuai pesanan siswa. Semua makanan “berat” yang dimasak selalu dibuat baru, sehingga tidak ada makanan sisa yang dihangatkan kemudian dijual kembali. Menurut ibu E, hal ini dilakukan untuk menjaga mutu makanan. Selain itu menurut beliau, jumlah makanan yang dijual telah diperkirakan sebelumnya sehingga setiap harinya dapat habis terjual. Dan jika makanan tersebut masih bersisa dapat dimakan sendiri oleh keluarga ibu E. Selain itu, ibu E menggunakan air “AS” untuk memasak. Ibu E menggunakan air “AS” seharga Rp. 5.500,- untuk memasak. Dan menurut beliau sebelum digunakan air tersebut disaring lagi dengan menggunakan kassa penyaring sebanyak dua kali setelah dimasak dan diendapkan di dalam gentong. Hal ini dilakukan agar air menjadi benar-benar bersih. Hal ini hanya dilakukan oleh ibu E. Beliau juga mengatakan bahwa dalam menyediakan mie gorengrebus selalu menggunakan mangkuk kaca. Akan tetapi ketika peneliti melakukan observasi ke kantin dan menanyakan kepada siswa ternyata semua kantin menyuguhkan dengan gelas plastik yang biasa digunakan untuk tempat minuman dingin. Selain itu, peneliti juga melakukan croschek kepada penjual lain, yaitu ibu C. dan beliau mengatakan bahwa semua pedagang memang menggunakan gelas plastik sebagai tempat mie gorengrebus. Hal ini dikarenakan ketersediaan mangkuk plastik yang terbatas serta seringnya mangkuk tersebut hilang atau bahkan pecah. Selain itu, semua penjual menyediakan saos isi ulang dengan kemasan plastik dengan merek “SM” atau “S” dengan harga Rp. 5.500 dan juga saos sachet. Untuk membuat minuman dingin mereka menggunakan es batu balokan yang biasa digunakan untuk mendinginkan ikan di pasar. Menurut ibu E, Ibu Ida selaku kepala sekolah pernah memberikan saran kepada pedagang kantin, agar semua makanan yang dijual terutama makanan kemasan adalah makanan yang terdaftar di BPPOM agar keamanan siswa dapat terjamin. Selain itu beliau juga melarang kemasan steroform sebagai tempat makanan karena membahayakan kesehatan. Selain itu ia juga menyarankan agar tidak menjual chiki karena mengandung MSG dan kurang naik untuk kesehatan para siswanya. Akan tetapi para pedagang tidak dapat melaksanakan untuk tidak menjual chiki. Hal ini dikarenakan siswa sangat menyukai jajanan ini. Oleh sebab itu para penjual juga menyiapkan chiki untuk dijual setiap harinya.

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain : 1. Dalam penimbangan berat badan untuk mengetahui status gizi informan, seluruh siswa tetap menggunakan pakaian seragamnya, sehingga dalam penilaian status gizinya peneliti mengurangi berat badan masing-masing informan kira-kira sebesar 500 gram dan jika informan menggunakan sabuk maka pengurangannya menjadi 600 gram agar berat badan yang ditimbang mendekati berat badan yang sesungguhnya. 2. Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tiga orang informan utama hanya terbatas pada perilaku makannya di sekolah. Hal ini dikarenakan sulitnya mengobservasi informan secara diam-diam di rumahnya tanpa diketahui informan. Terlebih observasi yang dilakukan adalah observasi pasif dimana peneliti ingin melihat perilaku makan informan yang sebenarnya tanpa ada yang ditutup-tutupi atau dirubah. 3. Dalam penelitian ini tidak menggunakan recall 2 x 24 jam pada perilaku makan informan sehingga peneliti tidak mengetahui secara pasti berapa asupan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi oleh informan. Sehingga hasil perhitungan gizi informan dalam satu hari merupakan hasil perkiraan dari peneliti berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dan dikonversi dalam porsi makanan. 165

Dokumen yang terkait

Gambaran praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013

5 16 191

Pengetahuan, Sikap Dan Praktek Pasangan Usia Subur Tentang Pesan-Pesan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Serta Implikasinya Pada Pemasaran So sial

0 7 83

Perilaku Gizi Mahasiswa bidang Gizi Fakultas Pertanian dan Fakultas Ekologi Manusia IPB tentang Pesan-pesan Pedoman Umum Gizi Seimbang

0 10 107

MANFAAT EDUKASI GIZI DENGAN MEDIA KARTUN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG (PUGS) Manfaat Edukasi Gizi Dengan Media Kartun Terhadap Pengetahuan Tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Pada Siswa Sekolah Dasar Di SD Muhammadiyah 16

0 1 18

PENDAHULUAN Manfaat Edukasi Gizi Dengan Media Kartun Terhadap Pengetahuan Tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Pada Siswa Sekolah Dasar Di SD Muhammadiyah 16 Surakarta.

0 3 6

DAFTAR PUSTAKA Manfaat Edukasi Gizi Dengan Media Kartun Terhadap Pengetahuan Tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Pada Siswa Sekolah Dasar Di SD Muhammadiyah 16 Surakarta.

0 1 4

NASKAH PUBLIKASI MANFAAT EDUKASI GIZI DENGAN MEDIA KARTUN TERHADAP Manfaat Edukasi Gizi Dengan Media Kartun Terhadap Pengetahuan Tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Pada Siswa Sekolah Dasar Di SD Muhammadiyah 16 Surakarta.

0 1 14

GIZI SEIMBANG PADA REMAJA DAN DEWASA

0 1 2

PERILAKU GIZI SEIMBANG PADA REMAJA DALAM

0 0 6

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MAKAN SESUAI DENGAN PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG (PUGS) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEYEGAN NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan terhadap Perilaku Makan sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimb

0 0 20