BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Remaja
Remaja adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum menikah Depkes, 2003b. Sedangkan menurut Soetjiningsih 2004 remaja adalah individu baik pria atau
wanita yang berada pada masausia antara anak-anak dan dewasa. Perkembangan remaja menuju dewasa melalui tiga tahapan yaitu masa remaja
awaldini early adolescence usia 11-13 tahun, masa remaja pertengahan middle adolescence usia 14-16 tahun, dan masa remaja lanjut late adolescence usia 17-20
tahun. Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun setiap tahapan mempunyai ciri tersendiri tapi tidak mempunyai batas yang
jelas karena proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan Soetjiningsih, 2004. Sedangkan Zamel dan Levin dalam Krummel 1996, membagi usia remaja
dalam tiga tahapan, yaitu awal masa remaja usia 12-14 tahun, pertengahan remaja usia 15-17 tahun, dan akhir masa remaja usia 18-21 tahun.
Menurut Krummel 1996, masa remaja merupakan periode pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan
berkelanjutan. Selama masa adolescence, terjadi perubahan-perubahan tubuh secara fisik yang
diakibatkan pengaruh hormonal. Pertumbuhan ditinjau dari tinggi dan berat badan bersifat akselerasi tinggi mendahului masa pubertas dan kemudian menjadi semakin
lambat sampai berhentinya pertumbuhan tulang. Fase pertumbuhan tercepat pada masa 12
adolesense ini dikenal sebagai growth spurs dan titik tertinggi dari growth spurs pacu tumbuh disebut masa puncak peak Sayogo, 2006. Perubahan biologi, sosial, psikologi
dan kognitif yang terjadi selama remaja dapat berdampak terhadap status gizi. Pertumbuhan fisik yang cepat mengakibatkan peningkatan kebutuhan energi dan zat gizi.
Nutrisi yang baik selama remaja tidak hanya untuk pertumbuhan dan kesehatan yang optimal tetapi juga untuk pencegahan penyakit kronik Krummel, 1996.
2.2. Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS
2.2.1 Sejarah Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS
Pedoman menu seimbang telah dikembangkan sejak tahun 1950. penciptanya adalah Bapak Gizi Indonesia, Prof. Poerwo Soedarmo yang telah mengakar di kalangan
masyarakat luas dengan slogan Empat Sehat Lima Sempurna Almatsier, 2003. Slogan Empat Sehat Lima Sempurna berisikan lima kelompok, yaitu: makanan pokok,
lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan susu. Dalam perjalanannya yang begitu sangat panjang, slogan dan logo tersebut banyak dikaji dan disoroti oleh para pemerhati.
Sesuai dengan salah satu hasil rekomendasi Kongres Gizi Internasional di Roma tahun 1992 delegasi Indonesia ikut serta yang menganjurkan setiap negara menyusun
pedoman umum gizi seimbang PUGS, Indonesia melalui Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan Depkes, meresponsnya.
Pada tahun 1993 pemerintah Indonesia menyiapkan rencana pembangunan lima tahun VI atau Repelita VI 1994-1998. Oleh suatu tim pakar disiapkan suatu konsep
pedoman gizi seimbang yang akan menjadi bagian dari kebijakan bidang pangan dan gizi. Sebagai tindak lanjut maka dibentuklah kelompok kerja lintas sektor guna
menyusun PUGS yang dimotori oleh Soekirman dan mendapat bantuan secara akademik dari Latham, seorang konsultan dari Universitas Cornell di Amerika Serikat. PUGS
berisi 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang PDGS yang diharapkan menjadi sarana, pedoman, atau acuan bagi provider dalam pendidikan gizi masyarakat dan sebagai
sumber informasi bagi masyarakat untuk berperilaku hidup sehat melalui konsumsi pangan seimbang. Kelahiran PUGS pada dasarnya merupakan suatu proses dinamisasi
dan penjabaran secara operasional dari slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang berakar kuat di Indonesia Susanto, 2002 dalam Sari, 2003.
2.2.2
Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS di Indonesia
Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS berisikan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang PDGS, yaitu Depkes, 2003b :
1. Makanlah Aneka Ragam Makanan
Selama ini tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi,
yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan; kecuali bayi
usia 0 – 6 bulan yang cukup mengkonsumsi hanya Air Susu Ibu ASI saja Depkes,
2003a. Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan yang beranekaragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya yang disebut triguna makanan
yaitu makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu,
roti dan mie. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan,
ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang. Makanan sumber
zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi
organ-organ tubuh Depkes, 2003a. Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi,
minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat tenaga, satu jenis makanan sumber zat pembangun dan satu jenis makanan sumber zat pengatur. Ini adalah
penerapan prinsip penganekaraman yang minimal. Yang ideal adalah jika setiap kali makan siang dan makan malam, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan
makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah. Dengan makanan yang seimbang dan serat yang cukup 25 – 35 gramhari dapat mencegah atau memperkecil kemungkinan
terjadinya penyakit degeneratif seperti misalnya, jantung koroner, darah tinggi, diabetes melitus, dan sebagainya Depkes, 2003a. Menurut Almatsier 2003, kekurangan
konsumsi serat dapat menimbulkan konstipasi, apendisitis, divertikulitis, hemoroid, diabetes mellitus, kanker kolon, penyakit jantung koroner, dan batu ginjal serta berbagai
penyakit ganstrointestinal lainnya. Konsumsi yang berlebih dari serat, khususnya pada gum dan dedak serealia dapat memperlambat pengosongan lambung, yang menimbulkan
rasa kenyang lebih besar dan keterlambatan penyampaian zat-zat gizi ke usus halus.
Serat juga dapat memperlambat absorbsi zat gizi dengan berat molekul rendah seperti gula, terutama di bagian bawah usus halus dimana viskositas meninkat karena absorbsi
air dari usus. Menurut Almatsier 2003, tiap hari dianjurkan sayuran yang dikonsumsi terdiri dari campuran sayuran daun, kacang-kacangan, dan sayuran yang berwarna
jingga. Porsi sayuran dalam bentuk tercampur yang dianjurkan sehari adalah sebanyak 150-200 gram atau 1 ½-2 mangkok sehari. Sedangkan untuk buah, dianjurkan dalam
sehari sebanyak 200-300 gram atau 2-3 potong. Kekurangan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi
oleh zat gizi serupa dari makan yang lain. Dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan, setiap orang dapat mencapai masukan gizi yang lengkap sebab zat gizi tertentu
yang tidak terkandung dalam satu jenis bahan makanan akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari dari makanan lain Depkes, 2003a.
2. Makanlah Makanan Untuk Memenuhi Kecukupan Energi
Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung energi, agar dapat hidup dan melaksanakan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar, berolah raga,
berekreasi, kegiatan sosial dan kegiatan yang lain. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak Depkes, 2003a.
Setiap harinya tubuh memerlukan makanan yang memberikan cukup energi sesuai dengan kebutuhan badan. Energi dibutuhkan remaja untuk aktivitas fisik, angka
metabolisme basal, dan untuk mendukung tumbuh dan kembang selama masa pubertas. Angka metabolisme basal berhubungan dengan jumlah lean body mass pada remaja.
Kebutuhan energi remaja laki-laki lebih tinggi daripada remaja wanita karena untuk
peningkatan Berat Badan BB, Tinggi Badan TB, dan lean body mass Brown, 2005.
Untuk menjaga kesehatan diperlukan adanya keseimbangan antara makanan sumber energi yang dimakan dengan energi yang dikeluarkan terutama untuk bergerak dan
beraktivitas. Jika konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan maka akan terjadi kekurangan energi, maka cadangan energi di dalam tubuh yang berada
dalam jaringan otaklemak akan digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut. Tubuh akan mengalami keseimbangan energi negatif. Akibatnya berat badan kurang dari berat
badan seharusnya ideal. Jika hal tersebut terjadi terus-menerus, maka dapat menurunkan daya pikir, prestasi belajar, dan kreativitas bagi anak sekolah. Sedangkan
bila konsumsi energi melalui makanan melebihi dari energi yang dikeluarkan maka akan terjadi kelebihan energi. Kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh.
Akibatnya terjadi berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan oleh kebanyakan makan, dalam hal karbohidrat, lemak, maupun protein, tetapi juga bisa
karena kurang gerak. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh, merupakan risiko untuk menderita penyakit kronis, seperti diabetes mellitus, hipertensi,
penyakit jantung koroner, kanker, dan dapat memperpendek harapan hidup Almatsier, 2003. Pada umumnya dalam makanan sehari-hari, dianjurkan proporsi karbohidrat
terhadap total energi sebesar 50 – 60 , protein 10 – 15 , dan lemak 20 – 25 . Karbohidrat, lemak, dan protein disebut makronutrient. Beberapa sumber energi yang
terdapat dalam makanan dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Sumber Energi per Gram Zat Gizi
Availabilitas biologi energi Zar Gizi
Kal Joule
Karbohidrat 4 16,7
Protein 4 16,7 Lemak 9 37,7
Alkohol 7 29,3
Sumber : Sayogo, 2006
Kelebihan atau kekurangan karbohidrat, lemak dan protein berakibat buruk pada kondisi kesehatan. Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan
glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh
energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem saraf. Karbohidrat memiliki fungsi sebagai berikut Almatsier, 2003 : sumber energi, pemberi
rasa manis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, dan membantu pengeluaran feses. Bila konsumsi KH kurang dari kecukupan yang
seharusnya, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Selain itu juga akan
menyebabkan konstipasi karena kurangnya karbohidrat, khususnya serat. Sedangkan seseorang yang mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan akan menjadi
gemuk karena sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi didalam jaringan lemak Almatsier, 2003. Selain itu jika energi yang
diperoleh dari makanan sumber karbohidrat kompleks melebihi 60 , maka kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi Depkes, 2003b.
Konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5 dari jumlah kecukupan energi atau sekitar 3-4 sendok makan setiap hari. Konsumsi gula yang berlebihan akan
menyebabkan konsumsi energi yang berlebih dan disimpan dalam jaringan tubuhlemak. Apabila hal ini berlangsung lama dapat mengakibatkan kegemukan Depkes, 2003a.
Kekurangan energi yang berlangsung lama pada seseorang akan mengakibatkan penurunan berat badan dan kekurangan zat gizi lain. Penurunan berat badan yang
berlanjut akan menyebabkan keadaan gizi kurang. Keadaan gizi kurang akan membawa akibat terhambatnya proses tumbuh kembang pada anak. Dampaknya pada saat ia
mencapai usia dewasa, tinggi badannya tidak mencapai ukuran normal dan kurang tangguh. Selain itu, ia mudah terkena penyakit infeksi Depkes, 2003b.
Kecukupan masukan energi bagi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal. Pada orang dewasa, cara yang digunakan untuk memantau berat badan
menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh IMT sedangkan Kartu Menuju Sehat KMS digunakan untuk bayi, balita, anak sekolah, ibu hamil, dan lansia. Kegiatan
penimbangan berat badan sebaiknya dilakukan rutin sebulan sekali Depkes, 2003b. Berikut adalah tabel angka kecukupan gizi yang diperlukan oleh remaja untuk
memenuhi kebutuhan gizi mereka sesuai usianya.
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi Tahun 2004 Bagi Orang Indonesia
Gol Usia Remaja
BB Kg
TB Cm
Energi Kkal
Protein Gr
Fe Mg
Vit A RE
Vit E Mg
Vit C Mg
LAKI-LAKI 10 – 12
35 138 2050 50 13 600 11 50
13 – 15
46 150 2400 60 19 600 15 75
16 – 18
55 160 2600 65 15 600 15 90
Gol Usia Remaja
BB Kg
TB Cm
Energi Kkal
Protein Gr
Fe Mg
Vit A RE
Vit E Mg
Vit C Mg
WANITA 10 – 12
37 145 2050 50 20 600 11 50
13 – 15
48 153 2350 57 26 600 15 65
16 – 18
50 154 2200 50 26 600 15 75 Sumber : Widya Karya Pangan dan Gizi Tahun 2004
3. Makanlah Makanan Sumber Karbohidrat Setengah Dari Kebutuhan Energi
Porsi terbesar kebutuhan kalori tubuh dipenuhi oleh karbohidrat, yang juga merupakan komponen zat gizinutrient terbanyak dalam makanan sehari-hari dan
terjangkau dalam masyarakat luas Sayogo, 2006. Karbohidrat terdiri dari karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Yang termasuk karbohidrat sederhana, yaitu
monosakarida, disakarida, gula alkohol, dan oligosakarida. Sedangkan karbohidrat kompleks terdiri dari polisakarida dan serat Almatsier, 2003. Proses pencernaan dan
penyerapan karbohidrat kompleks di dalam tubuh berlangsung lebih lama daripada karbohidrat sederhana, sehingga dengan mengkonsumsi karbohidrat kompleks orang
tidak segera merasa lapar Sayogo, 2006. Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-
kacang kering, dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung- tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak
mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan bit serta sayur kacang- kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada sayur daun-daunan.
Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai makanan
pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas, dan sagu. Makanan
sumber karbohidrat kompleks harus dibatasi konsumsinya sekitar 50-60 dari kebutuhan energi atau setara dengan 3 – 4 piring nasi 1 piring = 200 gram. Dengan
demikian kekurangan zat gizi yang lain dapat dipenuhi dari sumber zat gizi yang lain dapat dipenuhi dari sumber zat pembangun dan pengatur Almatsier, 2003. Apabila
energi yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat kompleks melebihi 60 kebutuhan energi, maka kebutuhan protein, vitamin, dan mineral akan sulit dipenuhi.
Adapun anjuran konsumsi makanan pokok sumber karbohidrat kompleks di Indonesia adalah 3-8 porsi per hari sesuai dengan porsi dalam daftar penukar bahan makanan
Depkes, 1995. Konsumsi gula sebagai karbohidrat sederhana, tidak mengandung zat gizi lain.
Konsumsi gula yang berlebih dapat mengurangi peluang terpenuhinya zat gizi lain. Selain itu konsumsi gula yang berlebihan akan menyebabkan konsumsi energi yang
yang berlebihan pula dan akan disimpan menjadi lemak dalam tubuh. Konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5 dari jumlah kecukupan energi atau sekitar 3 - 4 sendok
makan setiap harinya Depkes, 1995. Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-
sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari
karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem saraf. Selain itu karbohidrat memiliki fungsi sebagai berikut: sumber energi, pemberi rasa manis pada
makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, dan membantu pengeluaran feses Almatsier, 2003.
Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks di dalam tubuh berlangsung lebih lama daripada karbohidrat sederhana. Sehingga jika seseorang
mengkonsumsi karbohidrat kompleks, maka tidak cepat merasa lapar. Sedangkan gula atau karbohidrat sederhana langsung dapat diserap tubuh sebagai energi, sehingga cepat
menimbulkan rasa lapar. Konsumsi gula yang berlebihan akan menyebabkan konsumsi energi yang berlebihan dan disimpan dalam jaringan tubuhlemak. Apabila hal ini
berlangsung terus-menerus maka dapat mengakibatkan kegemukan Depkes, 1995.
4. Batasi Konsumsi Lemak Dan Minyak Sampai Seperempat Dari Kecukupan
Energi
Tubuh manusia membutuhkan lemak dan asam lemak esensial untuk tumbuh dan berkembang. Yang termasuk asam lemak essensial adalah asal lemak omega 3 asam
linolenat dan asam omega 6 asam linoleat. Asam amino essensial yang terdapat dalam protein maupun asam lemak essensial tidak dapat dibentuk oleh tubuh manusia,
sehingga harus didapatkan dari makanan sehari-hari Sayogo, 2006. Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk
meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E, dan K, serta menambah lezatnya hidangan. Ditinjau dari kemudahan proses pencernaan, lemak
terbagi 3 golongan. Yaitu lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda yang paling mudah dicerna, lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yang
mudah dicerna, dan lemak yang mengandung asam lemak jenuh yang sulit dicerna. Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal
umumnya berasal dari makanan nabati, kecuali minyak kelapa. Makanan sumber asam lemak jenuh umumnya berasal dari hewani Depkes, 1995.
Dietary References Intake’s DRI’s merekomendasikan bahwa anak-anak dan remaja mengkonsumsi sedikit lemak jenuh dan lemak trans. Sumber utama lemak dan
lemak jenuh pada remaja adalah susu, daging, keju, margarin, kue, donat, dan es krim. NCEP juga merekomendasikan konsumsi kolesterol tidak lebih dari 300 mg. Sumber
kolesterol pada remaja adalah telur, susu, daging, ayam, dan keju Brown, 2005. Protein memiliki fungsi sebagai berikut Almatsier, 2003 : pertumbuhan dan
pemeliharaan, pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi, mengangkut zat-zat gizi, dan
sumber energi. Menurut Brown 2005 dalam Umrin 2007 kebutuhan protein pada remaja dipengaruhi dengan jumlah protein yang diperlukan untuk memelihara jaringan
tubuh yang ada. Juga untuk tambahan lean body mass selama remaja mengalami growth spurt. Kebutuhan protein berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan remaja.
Jika asupan protein tidak mencukupi maka pertumbuhan linear akan berkurang, penundaan kematangan seksual, dan mengurangi akumulasi pada lean body mass. Selain
itu kelebihan protein juga tidak menguntungkan tubuh. Makanan tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas Almatsier, 2003.
Lemak memiliki fungsi sebagai berikut Almatsier, 2003 : sumber energi, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein,
memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan., memelihara suhu tubuh, dan pelindung organ tubuh. Jika konsumsi lemak
dalam makanan kurang maka absorbsi vitamin larut lemak akan terganggu. Selain itu, kekurangan asam lemak omega-3 dapat menimbulkan gangguan syaraf dan penglihatan.
Disamping itu kekurangan asam lemak esensial menghambat pertumbuhan pada bayi
dan anak-anak, kegagalan reproduksi serta gangguan pada kulit, ginjal, dan hati. Sedangkan konsumsi lemak yang berlebih dapat menyebabkan obesitas.
Konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sebaiknya 15 – 25 dari kebutuhan energi atau setara dengan 3 potong makanan yang berminyaklemak atau
dalam bentuk minyaklemak paling banyak 2-4 sendok makan. Adapun komposisi konsumsi lemak yang dianjurkan adalah : 2 bagian makanan yang mengandung sumber
lemak nabati, dan 1 bagian mengandung sumber lemak hewani. Penggunaan sumber lemak nabati dianjurkan lebih banyak daripada sumber lemak hewani, karena sumber
lemak nabati lebih mudah dicerna oleh tubuh. Jika seseorang mengkonsumsi lemak dan minyak berlebihan maka dapat mengurangi konsumsi makanan lain. Akibatnya,
kebutuhan zat gizi lain tidak terpenuhi. Kebisaaan mengkonsumsi lemak hewani yang berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung
koroner. Namun membiasakan makan ikan dapat mengurangi resiko menderita penyakit jantung koroner karena lemak ikan mengandung asam lemak omega 3 yang berperan
dalam mencegah terjadinya penyumbatan lemak di dinding pembuluh darah Depkes, 2003a. Sedangkan menurut Almatsier 2003, dalam satu hari dianjurkan konsumsi lauk
hewani sebanyak 100 gram atau 2 potong ikandagingayam, sedangkan untuk lauk
nabati sebanyak 100-150 gram atau 4-6 potong tempetahukacang-kacangan kering.
5.
Gunakan Garam Beryodium
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3 Kalium iodat sebanyak 30-80 ppm. Kekurangan yodium dalam tubuh dapat mengakibatkan
penyakit gondok dan kretinism kekerdilan. Kekurangan dalam makanan sehari-hari,
dapat menurunkan tingkat kecerdasan seseorang. Maka bagi anak sekolah yang menderita GAKY memerlukan waktu yang relative lama dalam menyelesaikan sekolah.
Bahkan bagi yang menderita GAKY tingkat berat kretin, kretinoid tidak mampu menyerap pelajaran pendidikan tingkat dasar Depkes, 2003a. Hal ini juga diungkapkan
dalam Almatsier 2003, bahwa gejala kekurangan iodium adalah malas dan lamban, kelenjar tiroid membesar, pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin, dan dalam keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan pertumbuhan yang dikebal sebagai kretinisme. Seorang
anak yang menderita kretinisme mempunyai bentuk tubuh abnormal dan IQ sekitar 20. Kekurangan iodium pada anak-anak menyebabkan kemampuan belajar yang rendah.
Menurut Departemen Kesehatan 2003a, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium GAKY dapat diatasi dengan meminum kapsul yodium sesuai dosis dan menggunakan
garam yodium setiap hari. Akan tetapi suplemen iodium dalam dosis yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid, seperti halnya kekurangan iodium.
Dalam keadaan berat hal ini dapat menutup jalan pernapasan sehingga menimbulkan sesak napas Almatsier, 2003.
Dalam sehari, remaja laki-laki usia 10-12 tahun membutuhkan 120 µg, dan usia 13-15 tahun membutuhkan 15o µg. Sedangkan remaja wanita usia 10-12 tahun
membutuhkan 120 µg, dan usia 13-15 tahun membutuhkan 15o µg. Mengingat dalam garam beryodium juga terdapat unsur natrium, maka konsumsi garam beryodium pun
harus dibatasi. Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram per orang per hari 2 gram tiap 1000 kkal, atau satu sendok teh setiap hari. Dengan
mengkonsumsi garam beryodium tidak lebih dari 6 gram sehari, kebutuhan yodium
dapat terpenuhi, namun ambang batas penggunaan natrium tidak terlampaui Depkes, 2003b. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu timbulnya penyakit tekanan darah
tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan pencetus terjadinya stroke, yaitu pecahnya pembuluh darah otak Depkes, 1995.
Cara untuk menilai mutu garam beryodium adalah dengan menggunakan Test Kit Yodina atau dengan air perasan singkong parut. Untuk menjaga kadar yodium dalam
garam, sebaiknya garam beryodium disimpan di dalam tempat kering dan terhindar dari panas dan sinar matahari Depkes, 2003b.
6. Makanlah Makanan Sumber Zat Besi
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Selain itu zat besi mempunyai beberapa fungsi esensial dalam tubuh, yaitu :
sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut electron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam
jaringan tubuh. Selain itu, zat besi juga berfungsi untuk metabolisme energi, meningkatkan kemampuan belajar, sistem kekebalan, serta pelarut obat-obatan yang
tidak larut air Almatsier, 2003. Menurut Brown 2005, kebutuhan zat besi meningkat pada masa remaja karena
mengalami pertumbuhan linear yang cepat, peningkatan volume darah, dan menarche. Rekomendasi ini berdasarkan pada jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk persediaan
zat besi. Zat besi yang tinggi dibutuhkan remaja laki-laki pada masa growth spurt dan setelah menarche pada remaja wanita.
Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin Hb. Setelah dewasa, kebutuhan besi
menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan
terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka dengan kehilangan besi yang meningkat, akan mengalami anemia
gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan limiting faktor untuk pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akan zat
besi Sihotang, 2002. Kehilangan zat besi dapat terjadi karena konsumsi makanan yang kurang
seimbang atau gangguan absorbsi besi. Di samping itu kekurangan besi dapat terjadi karena perdarahan akibat cacingan atau luka, dan akibat penyakit-penyakit yang
mengganggu absorbsi, seperti penyakit gastro intestinal. Kekurangan zat besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan,
menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh, dan gangguan penyembuhan luka. Disamping itu kemampuan mengatur suhu
tubuh menurun. Selain kekurangan, kelebihan zat besi yang sering terjadi dikarenakan konsumsi suplemen zat besi yang belebihan dapat mengakibatkan rasa nek, muntah,
diare, denyut jantung meningkat, sakit kepala, mengigau, dan pingsan Almatsier, 2003. Apabila dilakukan pemeriksaan kadar Hb dalam darah maka angka Hb kurang
dari normal, dimana kadar Hb normal untuk wanita tidak hamil adalah 12,0-15,5 gdl, wanita hamil 11,0-14,0 gdl, dan pria adalah 13,0-17,0 gdl. AGB dapat ditanggulangi
dengan minum sirup zat besi atau Tablet Tambah Darah TTD dan mengkonsumsi makanan tinggi sumber zat besi Depkes, 2003b.
Sumber utama zat besi adalah bahan pangan hewani dan kacang-kacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Tingkat penyerapan zat besi yang berasal dari sumber nabati
sangat rendah yaitu sekitar 1-2 , sedangkan untuk makanan yang berasal dari hewani tingkat penyerapan zat besi sekitar 10-20 . Kehadiran protein hewani seperti daging,
ikan dan telur, vitamin C, vitamin A, Zink Zn, asam folat, zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain dari mengkonsumsi
makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat besi biasanya juga merupakan sumber vitamin A. maka diharapkan dengan
besarnya variasi konsumsi makanan dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh Depkes, 2003b.
7. Berikan ASI Saja Pada Bayi Sampai 6 Bulan Dan Tambahkan MP-ASI
Sesudahnya
Air Susu Ibu ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Pada usia 0-6 bulan, bayi hanya diberi ASI saja ASI eksklusif. Tidak ada makanan lain yang dapat menggantikan
ASI, karena gizi, aspek kekebalan, aspek kejiwaan yaitu jalinan kasih sayang yang penting untuk perkembangan mental dan kecerdasan anak. Untuk mendapatkan manfaat
yang maksimal dari ASI, maka ASI harus diberikan kepada bayi sesegera mungkin setelah dilahirkan 30 menit setelah lahir, karena daya isap bayi pada saat itu paling
kuat untuk merangsang produksi ASI selanjutnya Depkes, 2003b. Pemberian ASI juga tercantum dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 233 , yaitu “ Dan ibu-ibu hendaklah
menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna….”.
ASI diciptakan sempurna susunan zat dan mutunya untuk pertumbuhan sebaik- baiknya bagi bayi lahir baik fisik maupun psikisnya. Kandungan ASI sebagian besar air
kemudian 1,3 protein, 4,5 lemak, 7 zat gula susu dan aneka ragam garam- garaman berupa zat kapur, zar besi dan zat pelindung yang mudah dicerna oleh bayi.
Selain peranannya yang sangat penting sebagai bahan pangan dan minuman untuk bayi, maka ASI mempunyai banyak keuntungan lain, yaitu : tidak memerlukan persiapan
khusus, terlindung dari kotoran dan penularan kuman-kuman penyakit, mudah diisap oleh bayi, suhu sudah sesuai dengan kebutuhan bayi apabila ibu dalam keadaan sehat,
mengandung beragam zat penolak penyakit yang tidak terdapat dalam susu buatan, terjalin hubungan batin yang bersifat perlindungan dan kasih sayang secara langsung
antara ibu dan si bayi, serta ekonomis karena tidak usah menyisihkan anggaran khusus untuk membelinya Khomsan, 2004.
Kolostrom, yakni ASI yang keluar pertama kali agar diberikan kepada bayi. Kolostrom mengandung zat kekebalan, vitamin A yang tinggi, lebih kental dan berwarna
kekuning-kuningan. Oleh karena itu, kolostrom harus diberikan kepada bayi. Sekalipun produksi ASI pada hari-hari pertama baru sedikit, namun mencukupi kebutuhan bayi.
Tanda bahwa ASI eksklusif memenuhi kebutuhan bayi antara lain bayi tidak rewel dan tumbuh sesuai grafik pada Kartu Menuju Sehat KMS. Hindari pemberian air gula, air
tajin dan makanan pralaktal lain selain ASI lancar diproduksi. Setelah bayi berusia 6 bulan, maka bayi mulai diberikan Makanan Pendamping ASI MP-ASI yang berbentuk
makanan lumat Depkes, 2003b.
Mengingat betapa besarnya manfaat ASI dalam proses tumbuh kembang anak, maka setiap ibu diharapkan mampu menyediakan ASI yang cukup untuk anaknya, baik
jumlah maupun mutunya. Oleh karenanya, secara khusus setiap ibu perlu memperhatikan jumlah dan mutu gizi makanannya selama hamil dan menyusui Depkes,
1995.
8. Biasakan Makan Pagi
Menurut berbagai kajian, frekuensi makan yang baik adalah 3 kali sehari. Ini berarti makan pagi sarapan hendaknya jangan ditinggalkan. Seringkali orang
mengabaikan sarapan karena diburu oleh waktu yang sempit. Secara kuantitas dan kualitas rasanya sulit untuk memenuhi gizi apabila hanya makan 1 atau 2 kali sehari.
Keterbatasan volume lambung menyebabkan kita tidak bisa makan sekaligus dalam jumlah banyak. Itulah sebabnya makan dilakukan secara frekuentif yakni 3 kali sehari
termasuk sarapan pagi. Makan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan aktivitas fisik pada hari itu. Paling tidak ada dua manfaat yang bisa diambil
dari sarapan pagi. Pertama, sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Dengan kadar gula darah yang
terjamin normal, maka gairah dan konsentrasi kerjabelajar bisa lebih baik sehingga berdampak positif untuk meningkatkan produktifitas. Kedua, pada dasarnya sarapan pagi
akan memberikan kontribusi penting akan beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat untuk
berfungsinya proses fisiologis dalam tubuh. Melewatkan sarapan pagi akan menyebabkan tubuh kekurangan glukosa dan hal ini menyebabkan tubuh lemah dan
kurang konsentrasi karena tiadanya suplai energi. Jika hal ini terjadi, maka tubuh akan membongkar persediaan tenaga yang ada di jaringan lemak tubuh. Khomsan, 2004.
Seseorang yang tidak makan pagi memiliki risiko menderita gangguan kesehatan berupa menurunya kadar gula darah dengan tanda-tanda antara lain : lemah, keluar
keringat dingin, kesadaran menurun bahkan pingsan. Bagi anak sekolah, kondisi ini menyebabkan merosotnya konsentrasi belajar yang mengakibatkan menurunya prestasi
belajar. Jenis hidangan untuk makan pagi dapat dipilih sesuai dengan keadaan. Namun akan lebih baik bila terdiri dari makanan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur Depkes, 2003b. Perilaku sarapan hendaknya diperhatikan dengan baik. Makan secara terburu-
buru jangan dibiasakan. Kita seharusnya seharusnya menikmati makanan yang tersaji dengan mengunyah secara cukup yang berarti tidak terburu-buru. Pencernaan mekanis
yang terjadi di mulut akan sangat membantu memudahkan tahapan pencernaan selanjutnya baik ketika makanan mencapai lambung maupun ketika sampai di usus halus
sehingga pencernaan berjalan optimal Khomsan, 2004. 9.
Minumlah Air Bersih yang Aman dan Cukup Jumlahnya
Air merupakan bagian penting dari susunan tubuh kita karena dua pertiga berat badan kita terdiri dari air. Jika lebih mudah menggambarkan bahwa tubuh terdiri sel-sel
dan tiap sel dibangun dari protein, agak lebih sulit untuk menggambarkan bahwa isi tiap sel tiga perempatnya berupa air. Bukan saja darah mengadung air 80 juga otot-otot
75 dan tulang 33 , air terdapat dalam setiap jaringan bagian-bagian tubuh kita.
Sehari-hari tubuh kekurangan air dari air seni, sedikit dari buang air besar, dari air keringat, dan dari pernafasan berupa uap air Khomsan, 2004.
Air minum harus bersih dan aman. Aman berarti bersih dan bebas kuman. Untuk mendapatkannya, air minum harus dididihkan terlebih dahulu. Mengkonsumsi cairan
yang tidak terjamin keamanannya dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti diare dan keracunan berbagai senyawa kimia yang terdapat pada air.
Fungsi air dalam tubuh adalah melancarkan transportasi zat gizi dalam tubuh, mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh, mengatur suhu tubuh,
melancarkan dalam proses buang air besar dan kecil Depkes, 2003b. Selain itu, Almatsier 2003 juga menjelaskan bahwa air memiliki fungsi sebagai pelarut dan alat
angkut, katalisator, pelumas, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, serta sebagai peredam benturan. Menurut Departemen Kesehatan 2003b, untuk memenuhi fungsi
tersebut di atas, cairan yang dikonsumsi orang dewasa, terutama air minum, sekurang- kurangnya dua liter atau setara dengan delapan gelas setiap hari sehingga dapat terhindar
dari dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh dan dapat menurunkan resiko penyakit batu ginjal.
10. Lakukan Aktivitas Fisik Secara Teratur
Aktivitas fisik bermanfaat bagi setiap orang karena dapat meningkatkan kebugaran tubuh, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru-
paru dan otot, serta memperlambat proses penuaan. Olah raga harus dilakukan secara teratur. Macam dan frekuensi olah raga berbeda menurut usia, jenis kelamin, jenis
pekerjaan, dan kondisi kesehatan. Kegiatan fisik dan olahraga secara teratur dan cukup,
dapat membantu mempertahankan derajat kesehatan yang optimal bagi yang bersangkutan. Upayakan agar kegiatan fisik dan olahraga selalu seimbang dengan
masukan energi yang diperoleh dari makanan sehari-hari. Bila kegiatan sehari-hari kurang gerak fisik, upayakan berolahraga secara teratur dan cukup atau mencari kegiatan
lain yang setara Depkes, 2003b. Aktivitas fisik secara teratur dan mengurangi aktivitas santai akan meningkatkan
kesehatan, psikologi, dan berat badan yang ideal. Untuk mengurangi terjadinya resiko penyakit kronik pada orang dewasa sedikitnya melakukan aktivitas fisik selama 30 menit
dengan intensitas moderate pada beberapa hari dalam seminggu. Kemudian Valimaki 1994 menambahkan bahwa olahraga sebaiknya dilakukan minimal dalam seminggu 3
kali, dengan durasi minimal lebih dari 30 menit. Menurut Departemen Kesehatan 2003b, bila kegiatan sehari-hari kurang gerakan fisik, upayakan untuk berolah raga
secara teratur atau mencari kegiatan lain yang setara. Misalnya pilihlah jalan kaki untuk jarak tempuh 50-100 m ketika mencapai lokasi kendaraan jemputan atau usahakan jalan
kaki apabila jarak tempat tinggal dengan tempat bekerja sekitar 200-300 m
11. Hindari Minum-Minuman Beralkohol
Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat gizi lain. Kebisaan minum minuman beralkohol dapat mengakibatkan : terhambatnya proses
penyerapan gizi, hilangnya zat-zat gizi yang penting, meskipun orang tersebut mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup, kurang gizi, penyakit
gangguan hati, kerusakan saraf otak dan jaringan. Seseorang yang minum-minuman beralkohol akan sering buang air kecil sehingga menimbulkan rasa haus. Orang ini akan
mengatasi rasa hausnya dengan minum-minuman beralkohol lagi. Disamping itu minum minuman beralkohol dapat menyebabkan ketagihan dan kehilangan kendali diri. Hal ini
dapat menjadi faktor pencetus kearah tindak kriminal. Oleh karena itu sebaiknya kita menghindari untuk mengkonsumsi alkohol Depkes, 2003b. Selain itu alkohol memiliki
kemampuan untuk melarutkan lipida yang terdapat dalam membran sel sehingga memungkinkannya dengan cepat masuk ke dalam sel-sel dan menghancurkan struktur
sel tersebut. Oleh karena itu alkohol dianggap toksik atau racun. Selain itu pada tahap pertama metabolisme alkohol ”menggunakan” tiga ATP potensial, tidak seperti
metabolisme glukosa yang ”menghasilkan” tiga ATP potensial. Sehingga mereka yang banyak minum alkohol tidak bertambah berat badannya sebanyak yang didapat dari
jumlah energi yang dikonsumsinya melalui alkohol. Alkohol dosis tinggi digunakan secara tidak efisien oleh hati, karena membutuhkan energi untuk mencapai tahap
pertama metabolisme Almatsier, 2003. Pengaruh alkohol terhadap tubuh telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu.
Diminum dalam jumlah yang terkendali, alkohol dapat dikatakan berpengaruh baik terhadap seseorang, yaitu mengurangi ketegangan dan menimbulkan rasa percaya diri.
Masalahnya adalah jumlah yang terkendali ini sukar ditetapkan, karena manusia berbeda dalam tingkat toleransinya terhadap alkohol yang ditentukan oleh keturunan, keadaan
kesehatan, gender, berat badan, dan umur. Berbagai agama melarang minuman alkohol, seperti agama Islam, Budha, Hindu, Mormon, dan Sekte tertentu Almatsier, 2003.
Seperti juga tercantum dalam Al Quran surah Al Maidah ayat 91, ” Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian
diantara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat maka tidakkah kamu mau berhenti ”.
Bagi masyarakat Barat yang mengkonsumsi alkohol, terdapat panduan yang menganjurkan mereka untuk mengkonsumsi alkohol tidak berlebihan. Konsumsi alkohol
per hari yang dianjurkan menurut Dietary Guidelines for Americans adalah 1 drink porsi minum untuk wanita dan 2 drinks untuk pria. Satu drink setara dengan satu gelas
bir besar 360 ml atau satu gelas anggur 150 ml atau 45 ml minuman berkadar alkohol tinggi Sari, 2003.
12.
Makanlah Makanan yang Aman bagi Kesehatan
Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus juga aman bagi kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan tidak tercemar, tidak mengandung
mikroorganisme atau bakteri, tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga fisik dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak
bertentangan dengan keyakinan masyarakat dan norma agama yang dikenal dengan
istilah “halal” Depkes, 2003a.
Makanan yang aman harus pula memenuhi syarat whelsome. Artinya zat-zat gizi tidak banyak yang hilang, dan bentuk fisiknya masih utuh. Kecuali apabila makanan
yang akan diolah sengaja diubah bentuk fisiknya misalnya ikan dijadikan tepung, dll. Tanda-tanda umum bagi makanan yang tidak aman bagi kesehatan antara lain : berlendir,
berjamur, aroma dan rasa atau warna makanan berubah. Khusus untuk makanan olahan pabrik, bila melewati tanggal kadaluwarsa, atau terjadi karatkerusakan pada kemasan
dan kaleng cembung, maka makanan kaleng tersebut harus segera dimusnahkan.
Sebaiknya makanan dengan tanda-tanda tersebut tidak dibeli dan tidak dikonsumsi walaupun harganya murah. Selain itu, bila dalam pengolahanya ditambahkan bahan
tambahan berbahaya, seperti asam boraxbleng, formalin, zat pewarna rhodamin B dan
methanil yellow, seperti banyak dijumpai pada makanan jajanan pasar Depkes, 2003a.
Cara mengolah atau meracik makanan yang tidak benar juga dapat mengancam kesehatan. Misalnya merebus air minum dan susu segar yang tidak sempurna. Air
minum yang tidak dipanaskan hingga mendidih akan sangat berbahaya bila diminum karena kuman-kuman berbahaya masih dapat hidup. Kuman akan mati bila dipanaskan
sampai mendidih Depkes, 2003a. Makanan yang tidak sehat atau tidak aman ada yang bisa diketahui dari wujud
atau penampilannya, baunya, terdapat benda-benda asing yang tidak layak pada makanan, namun ada juga yang tidak bisa diketahui secara langsung. Peranan
pembungkus adalah besar sekali untuk makanan yang terbungkus, baik dengan pembungkus plastic, kertas, atau dalam kaleng, dimana pembungkus yang sudah
tercemar oleh jasad renik bisa menyebabkan pencemaran pada makanan yang dibungkus. Karena itu, penanganan yang benat terhadap makanan, dan pemilihan serta cara
pembungkusan yang baik bisa menekan sekecil mungkin terjadinya kerusakan pada makanan, sehingga penyakit karena makanan pada pencernaan manusia bisa dikurangi.
Makanan yang sehat memiliki persyaratan sebagai berikut Saksono, 1986: a Sesuai dengan susunan makanan yang diinginkan, benar pada tahap-tahap
pembuatannya dan layak untuk dimakan.
b Bebas dari pencemaran benda-benda hidup yang sangat kecil atau jasad renik yang bisa menimbulkan penyakit atau benda-benda mati yang mengotori pada setiap
tahapan pembuatan. c Bebas dari unsure kimia yang merusak atau bebas dari suatu keadaan yang mudah
dirusak oleh unsure kimia tertentu, maupun akibat dari perubahan yang dihasilkan oleh kegiatan enzim dan kerusakan yang disebabkan oleh tekanan, pembekuan,
pemanasan, pengeringan, dan yang sejenisnya. d Bebas dari jasad renik dan parasit yang bisa menimbulkan penyakit bagi orang yang
memakannya. 13.
Bacalah Label Pada Makanan Yang Dikemas
Peraturan perundang-undangan menetapkan, bahwa setiap produk makanan yang dikemas harus mencantumkan keterangan pada labelnya mengenai : bahan-bahan yang
digunakan, susunan komposisi zat gizinya, tanggal kadarluarsa, dan keterangan penting yang lain Depkes, 1995. Semua keterangan yang rinci pada label makanan
yang dikemas sangat membantu konsumen pada saat memilih dan menggunakan makanan tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan keadaan kesehatan konsumen Depkes,
2003b. Keterangan mengenai susunan zat gizi pada label diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan gizi sesuai dengan keadaan kesehatan konsumen. Keterangan kadarluarsa pada label menunjukkan kelayakan makanan tersebut untuk bisa dimakan atau tidak.
Sedangkan keterangan mengenai bahan-bahan yang terkandung dalam makanan kemas tersebut memberikan informasi kepada konsumennya untuk menilai halal atau tidaknya
makanan tersebut Depkes, 1995. Kehalalan makanan juga tercantum dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 168, “ Wahai manusia Makanlah dari makanan yang halal dan
baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu “. Serta surat Al Maidah ayat 88, “ Dan
makanlah dari apa yang diberikan Allah kepadamu, sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya “.
Beberapa singkatan yang lazim digunakan dalam label, antara lain Depkes, 2003b : MD : Makanan yang dibuat di dalam negeri.
ML : Makanan luar negeri import.
Exp : Tanggal kadaluarsa, artinya batas waktu makanan tersebut masih layak dikonsumsi. Sesudah tanggal tersebut, makanan tidak layak dikonsumsi.
SNI : Standard Nasional Indonesia, yakni keterangan bahwa mutu makanan telah sesuai dengan persyaratan.
SP : Sertifikat Penyuluhan.
2.3. Perilaku Gizi Seimbang
Dalam pengertian umum, perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati secara langsung oleh
pihak luar Notoatmodjo, 2003. Skiner 1983 dalam Notoatmodjo 2003 menjelaskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan
dari luar. Yang dimaksud perilaku gizi seimbang peneliti disini adalah perilaku makan
seseorang sehari-hari atau yang biasa lebih dikenal dengan istilah pola makan. Pola
makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang yang memilih dan memakan makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan sosial
Roedjito, 1989. Selain itu menurut Husaini 1988, pola makanan seseorang adalah hasil dari suatu proses dimana tiap-tiap elemen mempunyai pengaruh dari yang kecil
sampai yang besar. Pengaruh yang besar mempengaruhi keputusan tentang pemilihan makanan.
Perilaku dalam menerapkan sesuatu informasi terbentuk dimulai dengan domain kognitif yang merupakan rangsangan dari luar sehingga menimbulkan pengetahuan baru
dalam diri manusia Notoatmodjo, 2003. Menurut Lunandi 1984, pengetahuan yang didapat oleh seseorang menyebabkan seseorang tersebut memiliki keterampilan.
Keterampilan serta material yang tersedia akan mengarahkan seseorang pada perubahan perilaku.
Pada manusia, naluri adalah penting untuk menentukan bahwa mereka harus makan, tetapi tidak menentukan macam makanan apa yang harus dimakan. Peranan yang
penting dalam hal pola makan adalah unit dasar dari suatu masyarakat yaitu keluarga. Keluarga adalah paling determinan dalam menentukan pola makan, kebisaaan makan,
kepercayaan terhadap makanan, dan semua faktor sosio budaya ditransferkan lewat keluarga kepada anak. Jadi perilaku makan ditentukan oleh kebisaaan sejak kecil
Koesmandini, 1999. Hal ini diperkuat dengan pendapat Sajogyo 1994, ia menyatakan bahwa perkembangan perilaku makan seseorang dipengaruhi oleh kebisaaan makan
dalam keluarga melalui proses sosialisasi. Faktor kebisaaan makan yang tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari pengaruh faktor luar, seperti faktor lingkungan ekologi
ciri tanaman pangan, ternak, dan sistem ekonomi. Pada hakekatnya kebisaaan makan ini bersifat dinamis dan dapat berubah.
Pola makan remaja saat ini dapat digambarkan sebagai ”penggembala”. Mereka sering melewati waktu makan dan makan apa saja waktu lapar. Remaja juga sering
melewati sarapan, walaupun survei yang pernah dilakukan di Amerika menyatakan banyak remaja yang sarapan. Remaja laki-laki yang tidak sarapan mengalami
peningkatan. Selain itu makan siang juga sering dilewati, sedangkan makan malam bisaanya dilakukan teratur Mc Williams, 1993. Kemudian Sianturi 2003
menambahkan bahwa usia remaja merupakan masa pencarian identitas, ingin merasa diterima oleh teman sebaya, dan keinginan untuk menarik lawan jenis. Berdasarkan hal
tersebut remaja sangat menjaga penampilan dengan cara diet. Tentu saja hal ini berpengaruh terhadap pola makan mereka. Banyak remaja yang hanya makan sehari saja
karena takut gemuk. Selain itu kebisaaan konsumsi makanan jajanan yang rendah gizi, kebisaaan konsumsi makanan cepat saji, kebisaaan tidak sarapan pagi, dan malas minum
air putih.
2.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Makan pada Remaja