untung banyak sehingga mampu melakukan tindakan yang secara kemanusiaan dan ilmu kesehatan tidak etis seperti meng”glonggong” sapi memberi minum
sampai sapi hampir pingsanpingsan sebelum disembelih. Cara demikian mereka lakukan untuk meningkatkan berat daging dan biasanya dijual dengan harga yang
lebih murah dari daging sehat.Hal ini jelas sangat meresahkan konsumen khususnya umat Islam yang merupakan penduduk mayoritas di Indonesia.
Selain faktor-faktor diatas ada pula faktor lain sebagai pendorong timbulnya tindakan curangkriminal yang bermotif ekonomi yaitu dikarenakan
banyaknya masyarakat Indonesia yang dilanda kemiskinan membuat lebih memilih daging yang lebih murah dengan kwalitas yang lebih rendah ketimbang
daging yang lebih mahal dengan kwalitas yang lebih tinggi. Keadaan seperti inilah yang sering dimanfaatkan oleh para jagal untuk mendapatkan untung banyak
dengan cara yang tidak baik serta dapat merugikan dan membahayakan masyarakat yang mengkonsumsi daging tersebut.
3. Perubahan Tata Pemerintahan dan Lemahnya Perangkat dan Penegakkan Hukum
Tata hukum berasal dari kata dalam bahasa Belanda. Dalam bahasa Belanda, “recht orde” ialah susunan hukum, artinya memberikan tempat yang
sebenarnya kepada hukum. Yang dimaksudkan dengan “memberikan tempat yang sebenarnya” yaitu menyusun dengan baik dan tertib aturan-aturan hukum dalam
menyusun dengan baik tat tertib aturan-aturan hukum dlaam pergaulan hidup. Itu dilakukan supaya ketentuan yang berlaku, dengan mudah dapat diketahui dan
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk menyelesaikan setiap terjadi peristiwa hukum.Tata atau susunan itu pelaksanaannya berlangsung selama pergaulan hidup manusia berkembang.
Oleh karena itu, dalam tata hukum ada aturan hukum yang berlaku pada saat tertentu, ditempat tertentu yang disebut juga hukum positif ius constitutum.
Aturan hukum sejenis yang pernah berlaku dan tetap, dinamakan hukum recht. Dengan dmeikian, dapat dimengerti bahwa dalam tata hukum terdapat hukum
positif. Disamping itu, ada aturan-aturan hukum tertentu yang pernah berlaku dan sudah diganti dengan aturan hukum baru yang sejenis dan berlaku sebagai hukum
positif baru.
48
Oleh karena itu dengan adanya perubahan tata pemerintahan dan aspek
penegakkan hukum juga memberikan andil terhadap ancaman keamanan pangan. Perubahan tata hukum yang mengikuti sesuai dengan perkembangan
pergaulan hidup termasuk hal positif yang dilakukan pemerintah dalam menyesuaikan kebutuhan masyarakatnya. Akan tetapi pemerintah sendiri tidak
menyadri akan bahaya yang dapat ditimbulkan atas perubahan tata pemerintahan atau hukum yang selalu berubah-ubah dalam frekuensi waktu yang cukup singkat
terbukti. Dengan dilakukannya perampingan instansi di daerah oleh pemerintah maka hal ini secara langsung ataupun tidak langsung menimbulkan ketebatasan
gerak instansi di daerah termasuk dibidang peternakan. Tumpang tindihnya kewenangan tanpa koordinasi lapangan yang baik atau saling lempar tanggung
jawab antar instansi menghambat tindakan yang harus segera diambil untuk
melindungi masyarakat.
48
R. Abdoel Djamil, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada,