Abdoel Djamil, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada,

digunakan untuk menyelesaikan setiap terjadi peristiwa hukum.Tata atau susunan itu pelaksanaannya berlangsung selama pergaulan hidup manusia berkembang. Oleh karena itu, dalam tata hukum ada aturan hukum yang berlaku pada saat tertentu, ditempat tertentu yang disebut juga hukum positif ius constitutum. Aturan hukum sejenis yang pernah berlaku dan tetap, dinamakan hukum recht. Dengan dmeikian, dapat dimengerti bahwa dalam tata hukum terdapat hukum positif. Disamping itu, ada aturan-aturan hukum tertentu yang pernah berlaku dan sudah diganti dengan aturan hukum baru yang sejenis dan berlaku sebagai hukum positif baru. 48 Oleh karena itu dengan adanya perubahan tata pemerintahan dan aspek penegakkan hukum juga memberikan andil terhadap ancaman keamanan pangan. Perubahan tata hukum yang mengikuti sesuai dengan perkembangan pergaulan hidup termasuk hal positif yang dilakukan pemerintah dalam menyesuaikan kebutuhan masyarakatnya. Akan tetapi pemerintah sendiri tidak menyadri akan bahaya yang dapat ditimbulkan atas perubahan tata pemerintahan atau hukum yang selalu berubah-ubah dalam frekuensi waktu yang cukup singkat terbukti. Dengan dilakukannya perampingan instansi di daerah oleh pemerintah maka hal ini secara langsung ataupun tidak langsung menimbulkan ketebatasan gerak instansi di daerah termasuk dibidang peternakan. Tumpang tindihnya kewenangan tanpa koordinasi lapangan yang baik atau saling lempar tanggung jawab antar instansi menghambat tindakan yang harus segera diambil untuk melindungi masyarakat. 48

R. Abdoel Djamil, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada,

1984, hal 5 Universitas Sumatera Utara Otonomi daerah dipandang secara keliru oleh sebagian pemerintah daerah semata- mata sebagai peluang mencari pendapatan asli daerah sebanyak-banyaknya berakibat muncul ekonomi biaya tinggi pada usaha peternakan. Pengetahuan pimpinan daerah atas semua tata peraturan yang berkaitan langsung dengan keputusan yang harus segera diambil dalam mengatasi permasalahan masih lemah. Sebagai contoh adalah kasus penyakit antraks atau rabies yang merupakan zoonotik yang sangat berbahaya dan cepat menular, kepala daerah harus segera mengeluarkan surat keputusan penutupan daerahnya untuk lalu lintas ternak begitu diketahui ada kasus penyakit hewan menular zoonosis di wilayahnya. Mengamati perkembangan hukum dewasa ini, tampak bahwa hukum itu dihadapkan pada berbagai macam masalah. Masalah-masalah tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu 1. Masalah-masalah pada perangkat hukum, dan 2. Masalah-masalah pada penegakan hukumnya law enforcement, law in action 49 Dilihat dari perangkat hukumnya, terdapat sejumlah masalah yang mendesak utuk diatasi yaitu hingga kini masih banyak peraturan hukum yang berlaku di Indonesia merupakan peninggalan Belanda dan yang dibuat pada awal kemerdekaan. Dengan kata lain, perangkat hukum yang ada itu sebagian sudah lapuk, usang. Kenyataan ini mengakibatkan bahwa kebutuhan real masyarakat dengan hukum yang ada menjadi tidak sejalan. Ingat misalnya, Kitab Undang- undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-undang Hukum Dagang itu dibuat 49 Janus Sidabalok, Op.cit, hal 58 Universitas Sumatera Utara pada tahun 1847 dan mulai berlaku di Indonesia Hindia Belanda sejak tahun 1848. Sementara itu diantara peraturan-peraturan hukum yang ada sering timbul pertentangan, tidak sinkron antara satu dan yang lain. Karena itu perlu pembenahan, perbaikan, dan pembaharuan perangkat hukum. Khusus untuk bidang tertentu yang hingga sekarang belum ada peraturan hukumnya supaya segera dibuat. 50 Sedangkan pada penengakan hukum, tampak bahwa hukum itu belum dilaksanakan sebagaimana mestinya menurut asas, jiwa, dan tujuan hukum. Baik di kalangan masyarakat maupun di kalangan penegak hukum, termasuk aparat pemerintah, ternyata penegakan hukum masih lemah belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. 51 Lemahnya perangkat hukum bidang keamanan pangan dan penegakkannya di Indonesia semakin mendorong keberanian beberapa pihak yang ingin memanfaatkan situasi dan mengambil keuntungan dari keadaan ini. Para pelaku usaha daging yang jelas-jelas menyalahi peraturan sangat merugikan dari segi keamanan pangan dan ekonomi namun pada kenyataannya para pelaku tindakan seperti itu sulit dihukum oleh aparat dengan berbagai alasan yang salah satunya tidak adanya perangkat hukum yang mengatur. 52 50 Janus Sidabalok, Pengantar Hukum Ekonomi.Bina Media: Medan, 2000,hal 59 51 Ismail Saleh, Pembaharuan Hukum Ekonomi Indonesia, Makalah pada temu karya hukum Perseroan Arbirtase, kerjasama Dep. Kehakiman kantor Menke Ekku Wasbang dan Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta, 22-23 Jan 1991. Pada kenyataannya di dalam Undang-undang No. 6 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan, Undang-undang No. 7 tahun 1996 tentang Pangan dan Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terdapat 52 http:www.tempointeraktif.com, 120 Ton Daging Sapi Busuk Dimusnahkan, hal 1 Universitas Sumatera Utara sanksi-sanksi hukum yang sangat jelas. Hal ini juga menunjukkan bahwa penguasaan materi keamanan pangan oleh aparat penegak hukum masih sangat rendah. Menyangkut pentingnya keberadaan hukum dalam masyarakat, maka masyarakat harus mempunyai kesadaran hukum. Tingkat kesadaran penegakan hukum masyarakat dapat dilihat dari indikatornya yang terdiri dari: sejauhmana pengetahuan hukum masyarakat. bagaimana pemahaman kaedah-kaedah hukum. bagaimana sikap terhadap norma-norma hukum dan perlakuan hukum. Urutan-urutan indikator tersebutlah yang menunjukkan tinggi rendahnya, akan tetapi kesadaran hukum masyarakat dan penegak hukum tidak melalui tingkatan-tingkatan tersebut, maksudnya penegak hukum dan masyarakat dapat langsung memiliki tingkat kesadaran hukum yang paling tinggi perilaku hukum tanpa melalui tingkat kesadaran hukum dibawahnya sikap terhadap norma-norma hukum. 53 Kunci pokok untuk mewujudkan suatu keadaan masyarakat yang damai, tenteram, adil, bahagia, dan sejahtera adalah sejauhmana anggota masyarakat dan penegak hukum itu baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat dan bernegara senantiasa mematuhi kaidah-kaidah hukum disamping sikap-sikap lain yang mendukung. Kepatuhan terhadap hukum tidak akan terjadi dengan sendirinya tanpa adanya motivasi. 54 53 Ibid, hal 5 54 Hasim Purba, Suatu Pedoman Memahami Ilmu Hukum. CV.Cahaya Ilmu, Medan, 2006, hal 5 Universitas Sumatera Utara

C. Dampak Penjualan Daging sapi glonggongan 1. Terhadap Konsumen