B. Sanksi Pidana Pokok
Pasal 61 Undang-undang Perlindungan Konsumen : “Penentuan pidana dapat dilakukan terhadap pelaku usaha danatau
pengurusnya.” Pasal 62 Undang-undang Perlindungan Konsumen :
1 Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat 2, Pasal 15, ayat 1 huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat 2 dan Pasal 18 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 lima tahun atau pidana denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 dua milyar rupiah.
2 Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, ayat 1, Pasal 14, Pasal 16,dan Pasal 17 ayat 1 huruf d dan huruf f dipidana dengan penjara paling lama 2
dua tahun atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah
3 Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat,
cacat tetap, atau kematian diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku.
97
Sanksi pidana pokok adalah sanksi yang dapat dikenakan dan dijatuhkan oleh pengadilan atas tuntutan jaksa penuntut umum terhadap
pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha. Undang-undang tentang perlindungan Konsumen memungkinkan dilakukannya penuntutan pidana
terhadap pelaku usaha danatau pengurusnya.
98
1. ketentuan sebagaimana dimaksud dalam :
Rumusan Pasal 62 Undang- undang tentang perlindungan konsumen menentukan bahwa pelaku usaha
danatau pengurusnya yang melakukan pelanggaran terhadap :
a. Pasal 8, mengenai barang danatau jasa yang tidak memenuhi
standar yang telah ditetapkan
97
Undang-undang Perlindungan Konsumen, pasal 62
98
Abdul Halim Barkatullah, Op.cit, hal 103
Universitas Sumatera Utara
b. Pasal 9 dan Pasal 10, mengenai informasi yang tidak benar
c. Pasa 13 ayat 2, mengenai penawaran obat-obatan dan hal-hal
yang berhubungan dengan kesehatan d.
Pasal 15, mengenai penawaran barang secara, paksaan fisik e.
Pasal 17 ayat 1 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf e, mengenal iklan yang memuat informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan
atau menyesatkan f.
Pasal 17 ayat 2, mengenai peredaran iklan yang dilarang. dan g.
Pasal 18, mengenai pencantuman klausula baku. Dapat dikenakan sanksi pidana dengan pidana penjara paling lama
5 lima tahun atau pidana denda sebanyak Rp 2.000.000.000,00 dua milyar rupiah.
2. Ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam :
a. Pasal 11, mengenai penjualan secara obral atau lelang
b. Pasal 12, mengenai penawaran dengan tarif khusus
c. Pasal 13 ayat 1, mengenai pemberian hadiah secara Cuma-Cuma
d. Pasal 14, mengenai penawaran dengan memberikan hadiah melalui
undian e.
Pasal 16, mengenai penawaran melalui pesanan f.
Pasal 17 ayat 1 huruf d dan huruf f mengenai produksi iklan yang bertentangan etika, kesulitan, dan ketentuan hukum yang berlaku
Dapatdi pidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000.000,00 lima ratus juta rupiah.
Universitas Sumatera Utara
3. pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat berat,
atau kematian, maka akan diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku secara umum.
99
Menjadi masalah apabila sanksi pidana berupa denda yang dijatuhkan atas perbuatan pidana yang dilakukan pelaku usaha perbedaan hukum, hanya
dipandang sekedar “ongkos” sebagaimana halnya ongkos yang harus dikeluarkan dalam rangka operasional produksi suatu perusahaan.
100
Sanksi pidana denda yang dipandang sekedar ongkos operasional produksi atau pemasaran, akan mengakibatkan perusahaan sebagai subjek hukum pidana
tidak menjadi jera atau sanksi pidana denda yang dimaksud tidak mengubah perilaku perusahaan yang dimaksud. Akibatnya perbuatan pidana dapat selalu
berulang. Jika hal ini terjadi berarti sanksi pidana denda saja, masih belum cukup – apalagi sanksi denda yang diputuskan kecil jumlahnya – sehingga harus ada
pertimbangan terhadap kemungkinan memberikan sanksi tambahan.
C. Sanksi Pidana Tambahan