b Mentaati moral dan etika perkreditan profeionalisme, terbuka, jujur, dan memahami ketentuan-ketentuan perbankan.
c Mempunyai integritas dan tanggung jawab sosial yang tinggi. d Mempunyai wawasan yang luas, yaitu dapat mengaitkan antara
masalah perbankan dengan ilmu yang dimilikinya. e Mampu memupuk dan mengemban sebagai pejabat kredit perbankan
di masyarakat.
D. Pembiayaan
1. Definisi Pembiayaan
Pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 siamat dahlan,2001: 511 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank pemberi kredit dengan pihak lain penerima kredit yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
2. Unsur-unsur Pembiayaan
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas pembiayaan adalah sebagai berikut :
1. Kepercayaan
31
Yaitu suatu keyakinan pemberi pembiayaan yang diberikan baik yang berupa uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa yang
akan datang. 2. Kesepakatan
Disamping unsur kepercayaan, didalam pembiayaan juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi biaya Bank atau lembaga pembiayaan
dengan penerima pembiayaan, kesepakatan ini dituangkan dalam satu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.
Kesepakatan penyaluran pembiayaan dituangkan dalam akad pembiayaan yang ditandatangani kedua belah pihak, yaitu lembaga pembiayaan dan masyarakat
anggota. 3. Jangka Waktu
Setiap pembiayaan yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian pembiayaan yang telah
disepakati. 4. Resiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu resiko kerugian yang diakibatkan anggota sengaja tidak mau melunasi pembiayaannya padahal anggota
mampu untuk membayar, resiko kedua adalah yang diakibatkan karena anggota tidak sengaja atau akibat tejadinya musibah atau bencana alam. Penyebab ini tidak
terjadinya tertagihnya piutang, sebenarnya disebabkan oleh adanya suatu tenggang waktu pengembalian. Semakin panjang suatu pembiayaan maka semakin besar
32
resiko tidak tertagihnya, demikian sebaliknya. Resiko dalam pembiayaan ditanggung oleh anggota pada tiap kelompoknya dimana ketua kelompok
membina dan menggalang angsuran anggota yang mengalami kesulitan pada angsuran tersebut. Pihak lembaga pembiayaan menetukan kesepakatan ini dari
awal pemberian pinjaman.
E. Modal Ventura
1. Definisi Modal Ventura
Neil Cross, mantan chairman dari European Ventura Capital Association memberi pengertian kepada modal ventura sebagai salah satu pembiayaan yang
mengandung resiko, biasanya dilakukan dalam bentuk partisipasi equity, terhadap perusahaan-perusahaan yang mempunyai potensi beberapa nilai tambah dalam
bentuk advis manajemen dan memberikan kontribusinya terhadap keseluruhan strategi perusahaan yang bersangkutan. Resiko yang relatif tinggi ini akan
dikompensasikan dengan kemungkinan return yang tinggi pula, yang biasanya didapatkan melalui capital gains yang bersifat medium term Bovard chris,
1991:3. Ada juga yang memberikan pengertian kepada modal ventura sebagai suatu “dana usaha dalam bentuk usaha atau pinjaman yang bisa dialihkan menjadi
saham. Sumber dana tersebut adalah perusahaan modal ventura yang menghar
apkan keuntungan dari investasinya tersebut” Handowo Dipo, 1993:10. Selanjutnya Keppres NO. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan dalam
Pasal 1 ayat 11, ikut pula menyumbang definisi kepada lembaga modal ventura,
33
yaitu sebagai “usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan inverstee company untuk
jangka waktu tertentu. Definisi yang sama diulang kembali oleh Keputusan Menteri Keuangan No. 1251KMK.0131988, tentang Ketentuan dan Tata Cara
pelaksanaan pembiayaan, via pasal 11 ayat h.
2. Karakteristik Modal Ventura
Menurut Munir Fuady,1999:110-112 Modal ventura mempunyai karakteristik antara lain sebagai berikut:
1. Pemberi bantuan finansial dalam bentuk modal ventura ini tidak hanya menginvestasikan modalnya saja. Tetapi juga ikut terlibat dalam manajemen
perusahaan yang dibentuknya. 2. Investasi yang dilakukan tidaklah bersifat permanen, tetapi hanyalah
bersifatsementara, untuk kemudian sampai masanya dilakukanlah diinvestasi. 3. Motif dari modal ventura adalah motif bisnis yaitu mendapatkan
keuntungansetinggi-tingginya, walaupun dengan resiko yang relatif tinggi pula. 4. Investasi dengan bentuk modal ventura yang dilakukan ke perusahaan
pasanganusahanya bukan investasi jangka pendek, tetapi merupakan investasi jangka menengah atau jangka panjang.
5. Modal ventura merupakan investasi tanpa jaminan collateral sehingga dibutuhkan kehati-hatian dan kesabaran.
6. Investasi tersebut bukan bersifat pembiayaan dalam bentuk pinjaman, tetapidalam bentuk partisipasi equity, atau setidak-tidaknya loan yang dapat
34
dilakukan ke equity. Sehingga return yang diharapkan oleh perusahaan modal ventura bukanlah bunga atas modal yang ditanam, melainkan deviden dan capital
again. 7. Prototype dari pembiayaan dengan modal ventura adalah pembiayaan yang
ditujukan kepada perusahaan kecil atau perusahaan baru, tetapi memiliki potensi untuk berkembang.
8. Investasi modal ventura biasanya dilakukan terhadap perusahaan yang tidak punya akses untuk mendapatkan kredit perbankan.
F. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
1. Usaha Mikro
Usaha mikro sebagaimana dimaksud menurut undang-undang dasar republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan
menengah menyebutkan usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Adapun kriterianya memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah.
Adapun ciri-ciri UMKM menurut Deddy Edward 2008;46 adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri usaha mikro :
35