Perjanjian Kredit Siklus Perkreditan

Banyak pinjaman yang cukup sehat pada saat kredit diberikan tetapi kerena tidak adanya pengawasan yang efektif, kredit tersebut mengarah kepada kredit macet. Adapun sebab-sebab kegagalan kredit dapat disebabkan oleh : 1 Adanya self dealing, yaitu adanya vested interest kepentingan pribadi dari para eksekutif bank dalam memutuskan kreditnya sehingga tidak objektif lagi dan melanggar prinsip-prinsip perkreditan yang sehat, hal ini berhubungan dengan masalah mental yang kurang baik dari pejabat kredit bank. 2 Tidak terdapatnya kebijaksanaan kredit yang sehat non esistence of sound lending policies yaitu tidak adanya perencanaan kredit maupun pelaksanaan kebijaksanaan perkreditan yang tidak sehat. 3 In complete credit information, merupakan menegement information system yang tidak relevan, baik dari lingkungan bank itu sendiri maupun informasi nasabah yang bersangkutan. 4 Failure to obtain or enforle liquidation aggrement, adalah ketidakmampuan untuk memperoleh dan mengambil tindakan liquidasi sesuai isi perjanjian kredit disebabkan oleh kemungkinan posisi yuridis bank yang tidak menguntungkan, tidak lengkapnya dokumen-dokumen menyangkut legalitas nasabah. 5 Technical incompetency, ialah kurangnya kemampuan teknis para pejabat kredit dalam menganalisa permohonan kredit sehingga ada kesalahan 28 dalam pengambilan keputusan, juga kurangnya teknik para pengelola kredit hingga mengakibatkan kegagalan dalam pengelolaanya. 6 Poor selection of risk, yaitu ketidakmampuan eksekutif kredit dari bank yang bersangkutan dalam melakukan seleksi resiko dalam pemberian kredit pada nasabahnya. 7 Over financing under financing adalah ketidakmampuan pengelola kredit dalam memberikan kredit dalam jumlah yang sesuai dengan apa yang dibutuhkannya, baik ditinjau dari segi jumlah atau timingnya. 8 Lack of supervising, banyaknya pinjaman yang cukup sehat pada saat kredit diberikan tapi karena tidak adanya pengawasan yang efektif, kredit tersebut mengarah kepada kredit macet. Jika melihat sebab-sebab kegagalan kredit terlihat bahwa faktor yang mendominasi selain factor ekonomi makro adalah banyak yang sebaliknya diakibatkan oleh ulah para pejabat bank, hal ini terkait erat dengan siklus perkreditan yang tidak dijalankan oleh bank tersebut dalam memutuskan untuk melakukan kredit. Yang dimaksud dengan siklus perkreditan dalam hal ini adalah bagaimana bank dapat menciptakan suatu sistem pengelolaan kredit yang sehat dan hati-hati. Prinsip perbankan yang sehat dan hati-hati prudent and sound banking practices dalam perkreditan diatas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1 Kebijakan pokok perkreditan, menyangkut : 29