Opini Audit Tinjauan Literatur

13 3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian Qualified Opinion Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan. Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam keadaan: a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit. b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar. 4. Pendapat Tidak Wajar Adverse Opinion Opini diberikan jika auditor merasa yakin bahwa keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji material atau menyesatkan sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan sesuai dengan prinsip akuntans yang berlaku umum. Pendapat tidak wajar ini hanya dibuat jika auditor memiliki bahan bukti yang cukup, melalui penyelidikan yang memadai. Tentang ketidak sesuaian tersebut. 14 5. Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer of Opinion Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat dilakukan jika auditor tidak berhasil untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa keseluruhan laporan keuangan disajikan secara wajar. Pernyataan ini timbul karena banyak pembatasan lingkup audit, atau hubungan yang tidak independen antara auditor dan klien menurut etika profesional. Paragraf pendapat dengan tegas menyatakan bahwa yang diberikan adalah suatu pendapat dan bukan suatu pernyataan mutlak atau jaminan. Auditor diminta untuk membuat pendapatnya mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk kesimpukan mengenai apakah perusahaan mengikuti prinsip akuntansi yang berterima umum.

3. Going Concern

Going concern adalah salah satu konsep yang paling penting yang mendasari pelaporan keuangan Gray Manson, 2000. Adalah tanggung jawab utama direktur untuk menentukan kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern dan tanggung jawab auditor untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan dasar going concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan Setiawan, 2006. Menurut Altman dan McGough 1974 masalah going concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan defisiensi likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh 15 dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus- menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi. Audit report dengan modifikasi mengenai going concern mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor terdapat resiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran hutang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang Lenard, Mary,Perualz,dan David, 1998. SPAP PSA No. 30 memberikan pedoman kepada auditor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hiduptnya terhadap opini auditor sebagai berikut: 1. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus: a. memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditunjukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut. b. Menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif dilaksanakan. 2. Jika manajemen tidak memiliki rencana yang mengurangi dampak kondisi dan peristiwa terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor mempertimbangkan untuk memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat. 16 3. Jika manajemen memiliki rencana tersebut, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh auditor adalah menyimpulkan efektivitas rencana tersebut. a. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut tidak efektif, auditor menyatakan tidak member pendapat. b. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif dan klien mengungkapakn dalam catatan laporan keuangan, auditor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian. c. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif akan tetapi klien tidak mengungkapkan dalam catatan laporan keuangan, auditor memberikan pendapat tidak wajar. Degan adanya pedoman tersebut diharapkan auditor mampu memberikan opini audit yang sesuai dengan kondisi perusahaan yang sedang diauditnya mengenai going concern. Juga sebagai bentuk keseragaman antara para auditor dalam alasannya memberikan opini going concern terhadap sebuah perusahaan. Pedoman tersebut dapat divisualisasikan seperti bagan berikut ini: 17 Gambar 2.1 Pedoman Pernyataan Pendapat Going Concern Sumber: IAI, 2001:73 Bagaimanapun juga tidak ada panduan yang jelas atas hasil penelitian yang dapat dijadikan pemilihan tipe going concern report yang harus dipilih. Karena pemberian status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah Khon dan Tan,1999 dalam Badingatus, 2007. Jika auditor menyimpulkan Ya Apakah ada rencana manajemen? Apakah cukup pengungkapan? Apakah rencana manajemen efektif dilaksanakan? Tidak memberikan Pendapat Tidak memberikan Pendapat Pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar Pendapat wajar tanpa pengecualian Tidak Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Auditor sangsi atas kelangsungan hidup satuan usaha ? 18 keragu-raguan atas kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas perlu dibuat, terlepas dari pengungkapan dalam laporan keuangan. PSA 30 membolehkan tetapi tidak menganjurkan pernyataan tidak memberikan pendapat kerena adanya kesangsian atas kelangsungan hidup.

4. Debt Default

Debt default didefinisikan sebagai kegagalan debitor perusahaan untuk membayar utang pokok dan atau bunganya pada waktu jatuh tempo Ramadhany, 2004:41. Dalam PSAK 30, indikator going concern yang banyak digunakan oleh auditor dalam memberikan keputusan opini audit adalah kegagalan dalam memenuhi kewajiban hutangnya default. Penyebab defaultnya suatu hutang disebabkan oleh kurangnya likuiditas perusahaan untukmembayar pokok dan bunganya pada saat jatuh tempo. Hal ini dikarenakan lemahnya manajemen modal kerja perusahaan dan tidak tercapainya target penjualan yang diharapkan sehingga kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi kondisi keuangan perusahaan dimana sebagian dari kas akan dianggarkan sebagai dana pelunasan hutang kompas. Ramadhany 2004:27 dalam penelitiannya menulis bahawa wawancara yang dilakukan Munchler 1984 terhadap auditor menyatakan bahwa mereka tidak perlu menggunakan analisis rasio

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pergantian Manajemen, Biaya Audit, Reputasi Audit, Opini Audit dan Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian Auditor secara sukarela (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2013)

5 93 109

Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI

3 45 97

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengaruh Kualitas Audit , Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 103 81

Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 119 108

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh Likuiditas, Leverage¸Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 61 99

Analisis Pengaruh Opini Audit, Audit Report Lag dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

18 117 88

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Conern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 34 96

Pengaruh Audit Tenure, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Disclosure terhadap Opini Audit Going Concern Perusahaan Tambang dan Agriculture yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2014

1 32 109